Mohon tunggu...
Alifia Nur Fadillah
Alifia Nur Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Alifia Nur Fadillah, yang lebih akrab dengan panggilan “fia” atau “alif” merupakan seorang Mahasiswi semester 1 di universitas islam ternama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lahir di Jakarta pada 15 November 2004 sebagai anak sulung perempuan dari empat bersaudara. Saat ini ia tinggal di wilayah Pondok Karya di sebuah kota bernama Tangerang Selatan. Hobinya adalah menonton film, mendengarkan musik, dan memotret hal-hal disekitarnya. Dibandingkan harus pergi keluar rumah, ia biasanya lebih memilih untuk menghabiskan waktu luangnya dengan menonton film dan beristirahat di rumah. Dari foto-foto yang ia ambil biasanya memiliki cerita sendiri di dalamnya. Memotret itu tidak hanya sekedar hobi. Apabila objek yang ia potret merasa senang atau hasilnya bagus, maka hal tersebut juga menjadi sebuah kebahagiaan untuk dirinya sendiri. Baginya menonton film, series, drama atau apapun itu dapat mengurangi beban-beban yang ada dalam pikirannya karena ia pasti hanya akan terfokus pada hal tersebut. Genre kesukaannya adalah crime, action, thriller, mystery, sci-fi, dan slice of life. Dari menonton film tersebut juga biasanya ia belajar tentang teknik pengambilan gambar suatu scene sehingga menghasilkan sinematografi yang luar biasa. Remaja yang kini berusia 17 tahun tersebut sudah memiliki ketertarikan di bidang Film dan Televisi sejak ia duduk di bangku kelas 6 SD. Kecintaannya terhadap fotografi dan dunia pertelevisian membuatnya ingin bekerja di salah satu stasiun televisi. Ia memiliki kepribadian yang agak pemalu, oleh karena itu ia lebih memilih untuk mendapatkan posisi pekerjaan yang berperan di belakang layar. Karena ketertarikannya terhadap Film dan Televisi tersebut, akhirnya ia memutuskan untuk menempuh Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Olahraga yang Banyak Aksi, Ternyata Memiliki Banyak Hal Positif

24 Oktober 2022   17:02 Diperbarui: 24 Oktober 2022   17:06 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Tinju dikenal sebagai olahraga bela diri yang menampilkan dua orang bertanding dengan berat sama yang saling melepaskan pukulan serta menghindari pukulan lawan. Nilai diberikan untuk pukulan sampai bonyok yang sah dari lawan, dengan pukulan ke kepala dan dada mendapat nilai lebih. Petinju dengan nilai yang lebih tinggi setelah sejumlah ronde yang direncanakan akan dinyatakan sebagai pemenang. Kemenangan juga dapat dicapai jika lawan dipukul jatuh dan tidak dapat bangkit sampai hitungan kesepuluh dari wasit atau jika lawan dinyatakan tidak mampu melanjutkan pertandingan. Tinju sering dijadikan untuk ajang memperkenalkan negeri kita, wadah bagi anak-anak yang suka berkelahi, menyediakan lowongan pekerjaan. Tetapi di samping hal itu, tinju juga memiliki sisi positifnya.

Yang telah disebutkan bahwa tinju ini dapat memperkenalkan negara kita salahsatunya negara kita yaitu indonesia. Bahwa ada salah satu atlet petinju yang telah menjuarai di kancah internasional dengan yang kita kenal yaitu chris john. Berawal dari petinju yang muncul ditelevisi nasional hingga ia telah memecahkan rekor-rekor dunia yang diantaranya petinju kedua terlama yang menjadi juara dunia kelas bulu. Serta memecahkan rekor peringkat kedua dalam daftar petinju yang paling sering mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu sepanjang masa.

Setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda, salah satunya adalah potensi dalam bela diri, dan salah satu olahraga yang bisa di jadikan sebagai tempat untuk menyalurkan potensinya adalah olahraga tinju. Agar potensi tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik maka butuh suatu pelatihan dan pengarahan secara jelas agar potensi tersebut dapat di kembangkan dan di manfaatkan dengan maksimal sehingga membuahkan hasil yang baik.

Tinju juga menyediakan lapangan pekerjaan yang dapat menunjang perekonomian masyarakat Indonesia bagi mereka yang memiliki bakat tinju. Dapat dibuktikan dengan jumlah club tinju yang mendapatkan omset dari hasil pertandingan yang mereka menangkan. Untuk menjadikan seseorang petinju profesional, dibutuhkan pelatihan ekstra dan rutin dengan bimbingan seorang pelatih yang handal. Selain itu pasti dibutuhkan alat-alat untuk berlatih. Alat-alat tersebut diproduksi oleh perusahaan yang membutuhkan banyak buruh. Itulah yang menjadi alasan bahwa tinju dapat membuka lapangan pekerjaan.

Hal ini membuktikan bahwa tinju bukan hanya sekedar kekerasan berkedok olahraga. Tinju merupakan olahraga yang memiliki dampak positif. Dampak positif diantaranya adalah sebagai ajang memperkenalkan negeri kita, wadah bagi anak-anak yang suka berkelahi, dan menyediakan lowongan pekerjaan. Melihat beberapa hal tersebut mendorong pola pikir secara umum terhadap olahraga tinju memang sebagai cabang olahraga, bukan sebagai suatu hal yang berbasis kekerasan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun