Mohon tunggu...
Alifia Najwa Aponde
Alifia Najwa Aponde Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Generasi Z dalam Menyikapi Internet sebagai Saluran Komunikasi di Era Digital

10 Juni 2024   21:07 Diperbarui: 10 Juni 2024   22:00 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Internet di era digital kian marak dewasa ini, kemajuan serta kemudahan dalam akses dan penggunaannya semakin dapat dirasakan terlebih untuk para generasi Z. Tercatat oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet atau APJII, pengguna internet di Indonesia di awal 2024 mencapai 221,5 juta yang didominasi oleh generasi Z. Sebagai pengguna terbanyak, pastinya mereka telah merasakan manfaatnya untuk kehidupan, seperti untuk menyebar dan mendapatkan informasi secara cepat hingga dapat berkomunikasi tanpa halangan jarak.

Namun dibalik segala kemudahan yang ada tentu terdapat juga sisi yang mungkin terlupakan, yaitu semakin mudah seseorang mengakses internet, maka kemudahan dalam menyebarkan berita kebohongan (hoax) juga akan semakin mudah, tak hanya itu, bermacam-macam masalah dapat terjadi karena penyalahgunaan internet. Masalah yang memiliki kemungkinan besar untuk timbul adalah seseorang semakin individualis, sulit untuk bersosialisasi, hingga mengenai privasi dan keamanan data.

Dampak yang dilihat dari dua sisi

Perubahan dan perkembangan era digital ini memang sepatutnya harus disyukuri, terlepas dari dampak-dampak buruk yang akan timbul nantinya. Karena bagaimana pun setiap hal pasti memiliki dampak positif dan negatifnya masing-masing. Untuk menyeimbangkan keadaan ini, ada banyak hal yang perlu dilakukan agar manfaat dari kemajuan komunikasi digital ini semakin dapat dirasakan.

Generasi Z sebenarnya memiliki kemampuan lebih untuk menggunakan internet dengan bijak agar setidaknya dapat mengurangi risiko-risiko yang telah disebutkan diatas. Hal-hal yang buruk bisa jadi baik jika disikapi dengan baik seperti adanya misinformasi yang sering kali terjadi dan karena kecepatan informasi yang tidak dapat dikontrol akhirnya informasi tersebut bagi Sebagian orang bisa dianggap sebagai fakta. Namun, generasi Z biasanya melakukan verifikasi fakta dengan melihat dari berbagai sumber terkait sehingga tidak menjadikan satu sumber sebagai data yang valid.

Data yang ada

Jika berbicara tentang internet, pembahasannya tidak akan jauh dari media sosial. Sebagian besar dari generasi Z pasti memiliki setidaknya satu akun sosial media dari satu platform. Saat ini, berbagai platform media sosial bermanfaat bukan hanya untuk sebatas hiburan, melainkan sumber informasi. Kecepatan tersebarnya informasi merupakan ulah dari media sosial yang ada. Menurut hasil survei Badan Pusat Statistik atau BPS pada awal tahun 2023 menunjukkan bahwa sebanyak 96,28% anak muda (Generasi Z) menggukanan telepon seluler untuk mengakses internet dan Sebagian besarnya digunakan untuk mengakses media sosial dengan presentasi 84,37%.

Ketergantungan generasi Z dengan teknologi ini karena pada zamannya mereka tumbuh sama dengan maraknya era digital muncul. Tak heran jika generasi Z dapat dikatakan sebagai salah satu generasi yang paling mengerti dan melek tentang keberadaan komunikasi di era digital. Melalui digitalisasi ini, internet menjadi semakin memperlihatkan kemampuannya yang multifungsi, tinggal bagaimana penggunanya khususnya generasi Z menyikapi kemajuan ini.

Keharusan Berpikir Kritis

Melalui kemajuan internet ini juga dapat menjadi jalan agar generasi Z dapat berpikir kritis atas setiap hal yang mereka baca dan dapatkan melalui internet. Tidak langsung memercayai suatu hal hanya dari satu sumber yang dibaca, dapat membedakan pesan asli dan palsu, tidak gegabah dalam menyebarkan data pribadi, serta dapat membedakan segala bentuk penipuan yang ada di internet.

Dengan "kekuatan" ini, diharapkan generasi Z dapat berperan secara aktif untuk turut memajukan digitalisasi di Indonesia. Tentunya dengan menggunakan internet dengan bijak dan tidak menjadi oknum yang ikut serta untuk menyebar hoax, manipulasi data, serta berbagai hal yang dapat merugikan lingkungan sekitar. Meningkatkan literasi digital dan memaksimalkan penggunaan internet dengan hal-hal yang bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun