Mohon tunggu...
Alifia Hafsyah
Alifia Hafsyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nama : Alifia Hafsyah; Mahasiswa S1 Akuntansi; Dosen : Prof. Dr. Apollo M.Si.Ak; NIM : 43219010164; Universitas Mercu Buana Jakarta

Nama : Alifia Hafsyah; Mahasiswa S1 Akuntansi; Dosen : Prof. Dr. Apollo M.Si.Ak; NIM : 43219010164; Universitas Mercu Buana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prof. Dr. Apollo: Mengetahui Beban dalam Teori Akuntansi K9_

30 April 2022   17:26 Diperbarui: 10 Mei 2022   16:26 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokpri, (CPMK3)

Definisi Beban

Dalam buku Teori Akuntansi, Perekayasaan Laporan Keuangan, Suwardjono (2005) mengacu pada pendapat Sprouse dan Moonits, beban dapat diartikan sebagai penurunan aktiva bersih hasil penggunaan jasa yang bersifat ekonomi dalam rangka terciptanya pendapatan atau pengenaan pajak oleh unit pemerintahan.

Sesuatu dikategorikan sebagai beban apabila digunakan sebagai sumber pendapatan ataupun digunakan untuk memperoleh hasil seperti membayar air, gaji, atau terjadinya penyusutan.

Salah satu ciri yang melekat pada beban adalah berkelanjutan atau kontinyu. Maksudnya beban sebagai 'pengeluaran' rutin perusahaan. Beban juga tidak bisa dipangkas semaunya oleh perusahaan. Hal ini akan dapat memengaruhi kegiatan operasional perusahaan.

Asumsikan pada beban air. Perusahaan mungkin saja dapat menghemat pemakaian, meski tidak signifikan. Namun untuk meniadakan atau mamangkas beban tersebut  adalah hal yang tidak mungkin.

Pengakuan Beban

Dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) dijelaskan bahwa, beban dapat diakui dalam laporan laba rugi :

  • Apabila telah  terjadi penurunan manfaat ekonomi di masa depan berhubungan dengan penurunan aset atau kenaikan kewajiban. Hal tersebut juga harus dapat diukur secara andal.
  • Berdasarkan hubungan langsung biaya yang muncul dan pos penghasilan yang diperoleh.
  • Atas dasar prosedur alokasi rasional dan sistematis, jika manfaat ekonomi muncul selama beberapa periode akuntansi. Selain itu, hubungannya dengan penghasilan hanya dapat ditentukan secara tidak langsung atau luas.
  • Jika pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau jika sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat, untuk diakui dalam neraca sebagai aset.
  • Ketika muncul kewajiban tanpa adanya pengakuan aset, misalnya ketika terdapat kewajiban karena garansi suatu produk.

Pengukuran Beban

Suatu beban diukur atas nilai yang dihasilkan barang atau jasa dalam menciptakan penghasilan. Terdapat 3 dasar pengukuran biaya, antara lain:

  • Historical Cost. Jumlah terendah yang dikeuarkan ketika terjadinya transaksai. Meski paling objektif dan verifiable, namun pengukuran ini sayangnya tidakk mencermikan nilai saat ini yang sebenarnya.
  • Replacemeent Cost. Berdasarkan nilai barang atau jasa jika diperoleh saai ini. Alasan yang mendasari pengukuran ini adalah karena suatu penghasilan diukur berdasar nilai saat dijual.
  • Opportunity Costs of Current Cash Equivalents. Nilai saat ini dari barang atau jasa yang telah dikonsumsi untuk penghasilan, dapat diukur berdasarkan nilai barang atau jasa jika dijual saat itu. Dalam hal ini perusahaan memutuskan untuk 'memiliki' barang atau jasa ini, bukan untuk dijual.

Matching, expense vs cost

Pada dasarnya suatu biaya tidak dapat dipisahkan dengan kos, aset dan rugi. Biaya hanya timbul berkaitan dengan kegiatan penciptaan laba yang mengakibatkan perubahan ekuitas. Sedangkan timbulnya kewajiban untuk pembelian aset bukan merupakan biaya karena ekuitas tidak dapat berubah ketika terjadi transaksi pembelian tersebut.

Biaya akan bermanfaat kepada sebuah pendapatan. Sedangkan beban bermanfaat sebagai salah satu sumber daya. Pemanfaatan biaya akan berdampak kepada jumlah modal sedangkan beban akan berdampak kepada jumlah keuangan perusahaan.

Secara teknik, cost dan beban memiliki arti yang sama. Kesamaan terletak pada bagaimana keduanya merupakan pengurang dari kas perusahaan.

Berikut hubungan kos, Aset, dan Biaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun