Generasi Z dengan kelahiran rentang pada tahun 1997 sampai 2012, mereka tumbuh besar di era globalisasi dengan berbagai teknologi baru yang dikembangkan secara pesat, mulai dari adanya handphone yang hanya berguna untuk telepon jarak jauh hingga handphone seperti saat ini yang berevolusi dengan memiliki beribu manfaat dan kegunaan. Sebagai generasi yang hidup dengan berbagai akses luas untuk menjangkau informasi seputar kondisi sosial, ekonomi dan politik dari negara-negara diseluruh dunia. Hal tersebut memicu generasi muda atau generasi Z sehingga memiliki pola pikir baru dan aspirasi mereka pada masa depannya, salah satunya banyak sekali generasi Z yang berkeinginan untuk mengejar pendidikannya sehingga dapat berkarir dan bekerja di negara asing dan tidak ingin untuk kembali ke negara asalnya sendiri. Namun hal itu dapat dicegah apabila dalam diri pribadi memiliki pemahaman tentang bela negara.
Pada perkembangan Generasi di negara ini, Indonesia memiliki tantangan yang besar di era globalisasi, karena sangat besar akses yang bisa diraih, sehingga banyaknya informasi yang bisa di dapat, generasi muda dapat mengakses budaya luar dan informasi seluruh dunia. hal tersebut dapat menjadi peluang pada bidang pendidikan, perekonomian serta sektor lainnya. Sesuai dengan topik yang dibahas, besarnya peluang untuk generasi muda dalam memanfaatkan perkembangan teknologi ini antara lain dapat bersekolah diluar negeri seperti mencari beasiswa, mencari lowongan pekerjaan di luar negri sampai dapat mencari pekerjaan di perusahaan multinasional. Disisi lain, masuknya globalisasi dengan adanya berbagai teknologi dapat menghilangkan identitas bangsa karena banyaknya informasi maupun budaya yang masuk sehingga harus melalui diri sendiri yang bisa menyaring baik dan buruknya, serta dapat mempengaruhi cara bagaimana generasi Z terhubung dengan jejaring global yang mengakibatkan adanya ketidakpahaman tentang nasionalisme dan negaranya sendiri. Bahkan sekarang banyak yang menamatkan pendidikannya maupun bekerja dan menikah diluar negeri, sampai tidak ingin kembali ke negara asalnya. Banyak sekali dari Generasi Z yang merasa bahwa kehidupan di Indonesia semakin rumit dan sulit, berikut dua faktor penyebab hilangnya kewarganegaraan pada seseorang:
- Faktor Pendorong: adanya ketidakcocokan dari segi tempat tinggal, adat, budaya maupun politik di wilayah asalnya, yang mengakibatkan individu tersebut memilih mencari tempat aman dan nyaman baginya.
- Faktor penarik: adanya peluang yang besar untuk menuntut ilmu dan peluang kerja dengan upah besar dibandingkan negara asalnya, sehingga sangat nyaman untuk berlama-lama dinegara asing.
Faktor tersebut yang dapat mempengaruhi beberapa generasi Z untuk lebih memilih ke negara lain dan tidak ingin kembali lagi ke Indonesia. Sehingga hal tersebut menimbulkan adanya perpektif kehiangan identitas bela negara dan kewajiban mereka untuk tetap sesuai dengan kewarganegaraannya. Adapun faktor yang dapat diusahakan untuk membangun kesadaran bela negaranya sebelum terlambat, upaya pengatasinya, pertama mungkin mulai dari pemerintah yang bisa mengambil peran penting untuk menyertakan literasi digital dalam sistem pendidikannya, yang bertujuan untuk membentuk mindset generasi Z untuk tidak lupa dengan tanah air serta negaranya melalui media sosial dan membagikan secara luas mengenai informasi tersebut. Kedua bisa mulai dari individu itu sendiri atas pemahamannya tentang identitas negara dimana tempat ia dilahirkan.
(Dikutip dari Jurnal)
Utami, N. R., Maharani, N. F., Hudi, I., Nurpadila, N., Rianti, S. A., Sari, V. N., & Amanda, Y. (2024). ANALISIS LITERATUR PENYEBAB GENERASI MUDA INDONESIA PINDAH KEWARGANEGARAAN DAN KEWAJIBAN TERHADAP PERSPEKTIF BELA NEGARA. Educativo: Jurnal Pendidikan, 3(1), 1-9.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H