Mohon tunggu...
Alifia Ayu Santoso
Alifia Ayu Santoso Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Hubungan Internasional, Universitas Jember

Saya adalah mahasiswa S1 Hubungan Internasional Universitas Jember. Saya sangat suka untuk menikmati waktu tenang di alam, terutama pantai.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pabrik Sepatu Nike di Indonesia Lari ke Vietnam, Ada Apa?

8 Maret 2023   09:57 Diperbarui: 8 Maret 2023   10:02 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

JEMBER - Akhir-akhir ini, industri pabrik Indonesia sedang diramaikan dengan berita bahwa banyak pabrik sepatu Nike memilih berpindah ke Vietnam. Sebenarnya mulai dari tahun 2014, beberapa pabrik sepatu di Indonesia juga berpindah ke Vietnam. Dengan begitu, pastinya ada alasan pasti mengapa peristiwa tersebut terjadi. Apakah alasannya?

Upah tenaga kerja Vietnam yang lebih murah dibandingkan dengan Indonesia tentunya membuat perusahaan sepatu Nike tersebut memilih untuk pergi ke Vietnam. Selain itu, di Indonesia sering terjadi demonstrasi buruh yang menuntut untuk dinaikkan upahnya. Situasi politik yang tidak stabil dan dirasa aman tentunya menjadi salah satu alasan mengapa pabrik-pabrik sepatu Nike memilih pergi ke Vietnam.

Kenaikan upah sendiri kita ketahui adalah hal wajar yang terjadi setiap tahun sebagai salah satu akibat dari pertumbuhan ekonomi. Apalabila pendapatan perkapita pekerja naik, maka akan terjadi pertumbuhan ekonomi.

Dengan pendapatan pekerja yang meningkat, tingkat konsumsi juga akan meningkat. Hal tersebut menyebabkan roda perekonomian Indonesia meningkat. Selain itu, dalam segi lain seperti pendidikan juga akan meningkat.

Dengan berpindahnya pabrik-pabrik Nike Indonesia ke Vietnam, Indonesia menjadi negara pengekspor sepatu Nike di bawah Vietnam. Akan tetapi, meski demikian, Menteri Perdagangan Zulfikli Hasan, terus optimis bahwa Indonesia dalam bidang industri sepatu akan dapat terus berkembang.

Zulfikli Hasan mengatakan bahwa Indonesia masih dalam urutan 6 dalam ekspor sepatu di dunia dengan share 3,88 persen yang dapat dikembangkan lagi. Mengutip dari detikFinance Zulfikli Hasan menambahkan, "Vietnam cepat sekali ambil keuntungan dari gonjang-ganjing upah buruh, Indonesia harus alami karena kita baru reformasi. Pelan-pelan mulai stabil, hari ini lebih baik dari lima tahun lalu, lima tahun lalu lebih baik dari sepuluh tahun lalu."

Di Indonesia sendiri sudah sering diketahui bahwa sering terjadi demonstrasi buruh. Contohnya saja pada tahun 2010 hingga memuncak pada tahun 2013 yang menyebabkan beberapa pabrik hengkang dari Indonesia ke Vietnam. Demonstrasi tersebut tentunya mengenai tuntutan buruh untuk menaikkan upah. Demonstrasi tahun 2013 tersebut juga terpusat pada Jakarta dan Banten.

Eddy Widjanarko selaku Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) saat itu dihubungi oleh detikFinance, mengatakan bahwa perusahaan sepatu tersebut tidak menyukai demonstrasi yang kasar oleh buruh. Dengan begitu, mereka terpaksa pergi dari Indonesia.

Zulfikli Hasan sebagai Menteri Perdagangan memberikan responnya terhadap pabrik sepatu Nike yang pindah ke Vietnam tahun 2022. Hasan menyebutkan bahwa upah buruh menjadi salah satu alasan. Menurutnya salah satu penyebabnya terkait upah.

Tenaga kerja Indonesia utamanya di daerah Jakarta, Tangerang memang memiliki upah tinggi. Zulfikli Hasan menyebutkan bahwa hal tersebut karna Indonesia yang baru reformasi sehingga masalah akan upah tenaga kerja meningkat terus.

Zulfilki Hasan juga menyarankan dan meminta bahwa lebih baik pabrik sepatu Nike dapat membuka lagi pabrik di Indonesia. Secara khusus ia menyarankan untuk dibuat di wilayah Sumatera dan Lampung sebagai kota kelahirannya. Menurutnya, upah di wilayah tersebut memiliki upah tenaga kerja yang murah yaitu di bawah dua juta rupiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun