Mohon tunggu...
Alifia Fatikha
Alifia Fatikha Mohon Tunggu... Penulis - Lifelong learner

Hai! Good Luck.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resensi Cerpen Mbok Jimah

12 April 2021   18:36 Diperbarui: 12 April 2021   18:38 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Cerpen ini menceritakan tentang kehidupan seorang ningrat yang memiliki anjing kesayangan. Juragannya sangat sayang kepada anjing tersebut melebihi sayangnya kepada keluarga sendiri. Padahal, anjing itu memiliki karakteristik yang tidak baik. Banyak menggogong serta banyak makan. Sedangkan pada cerpen ini tokoh yang bercerita adalah "Aku" membenci salah seorang nenek yang dianggapnya sebagai gembel atau orang kere, yaitu mbok Jimah.

Mbok Jimah yang lugu, polos dan misterius mengundang banyak perhatian para tokoh dalam cerita. Diceritakan bahwa bajunya yang usang, perut terlihat besar, dan berpenampilan kotor. Dibawakan oleh tokoh "aku" bahwa mbok Jimah tidak memiliki rumah, mbok Jimah hanyalah seorang yang sering berpindah --pindah tempat untuk singgah. Namun, dimata orang mbok Jimah adalah orang yang rakus makanan walau tak memiliki rumah.

Ternyata, di akhir cerpen tersebut mbok Jimah yang sebenarnya telah terungkap. Mbok Jimah yang dipandangan orang adalah gembel rakus serta banyak makan. Namun, sebaliknya mbok Jimah bukalah orang rakus. Hanya saja, perut yang besar tersebut berisikan peralatan rumahnya seperti pisau, panci, dan beberapa makanan. Mbok jimah memang bukan seorang gembel tanpa rumah, bukan gembel yang rakus hingga perut besar. Melainkan mbok jimah adalah seorang yang membawa rumahnya di balik kain baju.

  • Penilaian 

Kekurangan dari cerpen ini adalah suasana yang membuat pembaca terasa jengkel. Dikarenakan tokoh pencerita (Aku) menonjolkan sifat atau karakter yang kurang baik. Serta penamaan tokoh yang aneh, membuat pembaca bingung membedakan antara nama hewan dan manusia. Adapun kelebihan cerpen ini adalah alur ceritanya yang menarik. Membuat pembaca menduga-duga apa yang akan terjadi selanjutnya. Latar peristiwa yang terjadi di daerah keraton atau kalangan priyayi. Serta makna yang diajarkan sungguh dalam dan mengajarkan untuk berbaik sangka.

  • Simpulan

Cerpen ringan namun memiliki makna yang mendalam. Banyak pelajaran yang dapat kita petik dari cerpen tersebut. Salah satunya adalah belajar untuk berbaik sangka terhadap orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun