Beribu untaian kata yang terbesit di kepala tak satupun mampu terlontarkan.
Luka yang terbalut kian terbuka.
Membasuh luka dengan obat baru tak kunjung sembuh.
Kenapa??
Setiap malam, bulan terus berjalan pelan. Mengingatkan putaran roda dua di taman. Dan kamu.Â
Kini,Â
Malam pun tak cukup kuat untuk merangkul kala itu.
Sempatkan pulang ke berandaku.
Ingkaran janjimu terus melukai hingga kini.
Walau basah, tak kusangka  mampu mengobati.
Meski perih, lukaku mengering.
dms-and
Penulis : Alifia Dia Ayu Anindia
Email : @diaayuanindia@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H