Mohon tunggu...
Alifia Nur Pranita
Alifia Nur Pranita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Jakarta

Actually I'm an introvert.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pekalongan sebagai Kota Batik

5 Januari 2024   23:59 Diperbarui: 6 Januari 2024   00:05 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://jateng.solopos.com

Oleh: Alifia Nur Pranita

Universitas Muhammadiyah Jakarta

 

Pekalongan adalah kota yang terdapat di provinsi  Jawa Tengah, Indonesia. Pekalongan terletak di dataran rendah pesisir utara Jawa. Kota ini merupakan pelabuhan terpenting di Jawa Tengah. Pekalongan berbatasan dengan laut Jawa di utara, Kabupaten Batang di timur dan Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat. Pekalongan dikenal dengan julukan "Kota Batik" karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif.

Kerajinan batik juga terdapat di beberapa daerah seperti Kota Jogja dan Kota Solo. Tetapi julukan kota batik justru diberikan kepada Kota Pekalongan. Dan kenapa Pekalongan mendapat julukan sebagai kota batik, karena tak lepas dari sejarah bahwa sejak puluhan dan ratusan tahun hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah- rumah dan memiliki produksi batik yang cukup besar. Sebabnya batik telah menyatu erat dengan kehidupan masyarakat. Diperkirakan batik sudah ada di Pekalongan sejak tahun 1800-an. Selain itu batik yang diproduksi di Kota Pekalongan juga memiliki ciri khas tersendiri.

Ciri khas ini yang membedakan dengan batik Jogja dan Solo. Ciri khas yang dimiliki batik Pekalongan ini terletak pada warnanya yang cerah dan didominasi oleh warna-warna pesisir seperti merah, hijau, biru dan orange. Selain itu, batik Pekalongan memiliki kombinasi motif berupa garis- garis tegas atau yang biasa disebut dengan motif jlamprang dan itu menjadi daya Tarik tersendiri. Sebagian dari motif batik Pekalongan juga mengandung filosofi keindahan flora dan dauna di Indonesia.

Beberapa desain motif yang terdapat di batik Pekalongan yaitu, motif Jlamprang, motif Jawa Hokokai, motif Pagi Sore, motif Buketan dan motif Kegiatan Penting. Motif Jlamprang merupakan motif yang terbuat atas pengaruh budaya Arab dan India. Motif ini yang menjadi ciri khas Kota Pekalongan. Dan dinamai demikian karena menggambarkan Cahaya bulan purnama di malam hari.

Motif Jawa hokokai merupakan motif yang sangat mirip dengan pakaian Jepang yaitu kimono, tetapi motif umum yang digunakan dalam batik Jawa hokokai adalah bunga Sakura, krisan, dahlia dan anggrek dalam bentuk buketan, serta motif kupu- kupu dan merak. Motif Jawa hokokai memiliki pengaruh budaya Tionghoa dan Jepang, tetapi juga memiliki pengaruh lokal dari Pekalongan. Sedangkan motif pagi sore merupakan motif batik yang mencerminkan dua waktu hari, pagi dan sore dan menampilkan dua macam pola batik dengan dua warna yang berbeda pada satu lembar kain batik.

Motif buketan ini merupakan motif tumbuh-tumbuhan baik berupa dedaunan maupun bunga yang dijadikan motif utama ataupun motif tambahan yang disusun rapi hingga menyerupai tanaman buket. Selain itu, diberikan juga motif tambahan seperti kupu- kupu ataupun burung. Sedangkan motif kegiatan penting merupakan salah satu hal yang membedakan batik motif Pekalongan dengan motif lain. Batik Pekalongan dikenal dengan luas dan tidak terikat pada satu motif tertentu. Sebagai contohnya adalah batik parang Jawa, batik parang Lombok hingga batik Kompeni.

Istilah batik sendiri berasal dari bahasa Jawa, yaitu ambatik. Amba yang berarti kain yang lebar, sedangkan titik atau matik dalam bahasa Jawa yang merupakan kata kerja yang artinya membuat titik. Batik merupakan hasil karya bangsa Indonesia yang merupakan perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia. Corak ragam batik yang mengandung penuh makna dan filosofi.

Batik telah dianggap oleh masyarakat sebagai ikon budaya penting di Indonesia. Banyak masyarakat menggunakan batik sebagai pakaian kasual dan formal yang dapat digunakan dalam beragam acara. Dan batik telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Kisan dan Nonbendawi pada 2 Oktober 2009 lalu. Sejak saat itu, 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun