Kegelapan bukan ancaman, hanya peluang untuk menghidupkan cahaya. Kegelapan tidak selalu menjadi sesuatu yang menakutkan. Adakalanya kita harus melewati kegelapan untuk dapat merasakan begitu berharganya cahaya.
Goa yang dalam legenda diceritakan dari kisah seorang bayi laki-laki buah cinta dari putri Penembahan Senopati Mataram yang diperintahkan untuk dibunuh.
Di dalam perjalanan sang bayi terus menangis. Akhirnya oleh kedua utusan yakni Ki Juru Martani dan Ageng Pemanahan memutuskan untuk memandikan sang bayi.
Dengan kesaktiannya naiklah keduanya ke atas sebuah bukit dan menginjak tanahnya. Kemudian runtuh dan mengangalah sebuah lubang besar yang mengalir air di bawahnya.
Maka dimandikanlah bayi itu. Pada saat dimandikan pipi bayi membentur (Jawa : Kebendul) batu yang ada didalamnya. Karena peristiwa itu lubang yang menganga tadi (Goa) disebutlah goa pindul atau Pipi kebendul.
Menyusuri Gua pindul menjadi perjalanan yang akan memberikan kesan tersendiri bagi para pengunjungnya. Hanya dengan mengocek untuk tiket sekitar 40.000 rupiah kita sudah bisa menikmati wisata dalam kegelapan.
Goa Pindul yang panjangnya kurang lebih 350 meter mulai dibuka pada tahun 2010. Sebelumnya goa ini memang sudah ada  tapi tidak ada orang yang berani memasukinya.
Pada tahun 2010 setelah adanya mahasiswa KKM dari UGM yang melakukan penelusuran ke dalam Goa akhirnya dibuka sebagai salah satu objek wisata air yang melintasi goa.
Mungkin kita membayangkan bagaimana gelapnya goa tanpa ada sinar cahaya. Jika sendiri kita akan berpikir ulang beberapa kali untuk melintasinya.