Mohon tunggu...
Sayuti Zakaria
Sayuti Zakaria Mohon Tunggu... Guru - Pengembara Kata, Guru Madrasah, dan Pemerhati Sosial

Guru Madrasah dan Pemerhati Sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Covid-19 Melumpuhkan Perekonomian Bali

20 Juni 2021   07:11 Diperbarui: 20 Juni 2021   07:23 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Seorang laki-laki paruh baya duduk termenung sambil melihat meja-meja dan kursi tempat makan tamu yang kosong. Meja-meja yang kotor dan kursi yang dibiarkan mulai keropos karena dibiarkan terkena hujan dan panas. Sesekali laki-laki paruh baya itu berdiri menawarkan minuman dan mempersilahkan tamu yang datang untuk singgah ketika ada seorang tamu melintas di depan warung mereka.  Sudah hampir dua tahun warung sepi karena Pandemi Covid 19 jarang ada tamu yang datang untuk singgah ke warung mereka. 

Bali, kota hidup dua puluh empat jam jam yang biasanya selalu ramai dengan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Sebelum Pandemi Covid 19  dunia malam di tempat-tempat wisata Bali selalu ramai sehingga banyak warung-warung berdiri disepanjang perjalanan tempat wisata seperti di Kuta bali.  Diseberang jalan tepat di depan pantai kuta hotel-hotel berdiri megah, rumah makan, dan gang-gang di  Kuta Bali dipenuhi dengan warung-warung kecil milik warga yang berjejer di sepanjang jalan.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Dapat kita bayangkan begitu ramainya wisata-wisata di Bali sebelum Pandemi Covid 19. Warung-warung kecil disepanjang jalan gang-gang di Kuta Bali menjadi bukti ramainya wisatawan yang berkunjung ke Bali. Tapi kondisi berbeda ketika saat ini kita berkunjung ke Bali. Warung-warung kecil di Gang kuta bali sepi, bahkan warung-warung kecil milik warga banyak yang tutup karena jarangnya pembeli yang dodominasi wisatawan.

Pandemi Covid 19 benar-benar melumpuhkan perekonomian masyarakat Bali. Pendapatan masyarakat Bali yang bergantung pada banyaknya wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata menjadikan mereka sulit. Pedagang-pedagang, ibu-ibu yang menawarkan jasa pijit badan, bapak-bapak pelaku jasa pengambilan cetak foto langsung jadi di bibir pantai Kuta dan Tanah Lot Bali mengeluh karena sepinya pengunjung.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Ketika saya dan keluarga singgah di warung makan milik salah satu warga mereka dengan sigap langsung memberikan penawaran bahkan diskon-diskon dan pengurangan harga untuk memikat pembeli agar dapat singgah ke warung mereka. 

Semoga Pandemi Covid 19 segera selesai dan ekonomi warga mulai membaik khususnya di Bali. Sehingga masyarakat yang mata pencaharianya bergantung pada pengunjung bisa memperoleh apa yang mereka inginkan untuk menghidupi keluarga mereka. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun