Mohon tunggu...
Danasmara
Danasmara Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang pembelajar yang mengagumi keindahan. Karena hidup itu indah, dan semua yang indah tak diraih dengan mudah. Seorang rakyat jelata yang bangga akan bangsanya, Sepenuhnya Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Solusi Pendidikan yang Berkualitas

4 September 2012   14:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:55 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mengenai pendidikan yang berkualitas, bagi saya pendidikan dikatakan berkualitas  jika ada suatu peningkatan moral atau etika. Kenapa moral ? Karena jika seorang pelajar mampu memahami dan mengamalkan apa yang disebut moral atau yang lebih umum adalah tentang baik dan buruk maka secara tidak langung hal ini sudah mampu menyentuh semua aspek. Perlu digaris bawahi bahwa ada kata – kata “dan” dari redaksi tadi, jadi kata memahami dan mengamalkan keduanya harus terpenuhi.

Di sinilah letak keberhasilannya, jika terbentuk perkembangan moral maka telah terindikasikan bahwa pendidikan tersebut memiliki kualitas. Tidak akan jauh berbeda apakah pendidikan tersebut berada di daerah terpencil ataupun di kota besar, memang sarana dan prasarana merupakan penunjang kualitas pendidikan, namun jika tidak diimbangi dengan pengembangan moral maka “pintar” pun tidak akan jadi sebuah kebanggaan. Karena kualitas tidak ditentukan dan dilihat dari sebuah “nilai“ tapi lebih pada bagaimana hal tersebut memberikan manfaat  atau secara eksplisit akan terasa dari segi aksiologinya.

Dalam integrasi sains dan agama, sains menekankan pada aspek keluasan ilmunya, sementara agama memberikan kontrol serta penjagaan terhadap kedalaman spiritual, sebuah konsep yang memberikan harapan besar untuk menggapai pendidikan idaman. Mungkin beberapa sumber mengatakan bahwa integrasi antara keduanya sulit dilaksanakan, karena dinilai antara sains dan agama memiliki ranah masing-masing yang terkadang menimbulkan adanya pertentangan. Namun keduanya bersifat komplementer dan saling melengkapi. Unsur lahir adalah ilmu pengetahuannya sementara unsur batin adalah moralnya. Jadi secara jelas unsur lahir dan batinnya telah tersentuh secara menyeluruh dalam konsep integrasi sains dan agama. Dari sinilah diharapkan muncul solusi pendidikan berkualitas.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan


  • Mahalnya biaya pendidikan.


Untuk yang satu ini tanpa saya jabarkan tentu semuanya telah paham akan hal ini.


  • Sarana dan prasarana.


Di beberapa tempat masih banyak gedung sekolah yang kurang layak pakai dikarenakan berbagai bencana maupun usia bangunan yang cukup tua sehingga menurunkan semangat dalam belajar. Bahkan penanganan pemerintah untuk menindak lanjuti hal ini pun dirasa kurang tanggap.


  • Kesejahteraan pendidik.


Banyak dari para guru yang mengeluhkan bahwa penghargaan terhadap pahlawan tanpa tanda jasa ini begitu kurang, bahkan sebagian dari tenaga pendidik tersebut memiliki sambilan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.


  • Kualitas Pendidik.


Hal ini merupakan imbas dari kurangnya perhatian pemerintah terhadap peran tenaga pendidik. Bahkan beberapa tenaga pendidik ada yang melakukan kekerasan, pelecehan seksual dan tindakan-tindakan kriminal lainnya.


  • Kurang Minat belajar.


Indikator : Mahasiswa yang jadi panutan bagi tingkat dibawahnya ternyata masih begitu banyak yang tidak mengetahui seberapa besar tanggung jawab yang harus dipangkunya, dalam pendidikannya tanpa disadari telah banyak menghabiskan uang pajak rakyat. Coba kita bayangkan berapa besar uang untuk pembangunan kampus, perbaikan serta dana pengembangan mahasiswa yang dikucurkan pemerintah. Nah hal tersebut tentu harus dijawab dengan prestasi minimal lulus tepat waktu agar para anak bangsa yang lain dapat menikmati fasilitas tersebut, tapi nyatanya dapat dipastikan bahwa di setiap PT baik negeri maupun swasta banyak sekali mahasiswa yang lulusnya tertunda bahkan banyak juga yang terpaksa didrop out oleh pihak Universitas.


Beberapa kawasan di Indonesia masih banyak daerah yang pendidikannya tertinggal. Hal ini harus segera diatasi agar potensi SDM yang kompeten dapat merata di seluruh penjuru Indonesia, dengan demikian mempercepat pembangunan sektor-sektor penting di kawasan tersebut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun