Mohon tunggu...
Aliffatul Fahmi
Aliffatul Fahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa PPG Calon Guru Gelombang 2 Tahun 2024 Matematika Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Matematika Tak Lagi Menyeramkan: Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi di SMAN 10 Semarang

4 Oktober 2024   20:20 Diperbarui: 4 Oktober 2024   23:03 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumentasi Pribadi

Mata pelajaran matematika seringkali dianggap menakutkan oleh sebagian besar siswa. Bagi beberapa orang, angka, rumus, dan soal-soal kompleks dalam matematika bisa menjadi sumber kecemasan, bahkan menghambat mereka dalam belajar. Namun, di SMA 10 Semarang, tantangan ini berhasil diatasi dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, yang membuat matematika menjadi lebih inklusif, menarik, dan sesuai bagi setiap siswa.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah metode yang menyesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan cara belajar tiap siswa. Dengan menyesuaikan cara mengajar, guru dapat membuat materi matematika lebih mudah dimengerti dan menyenangkan untuk semua siswa, baik yang merasa kesulitan maupun yang sudah mahir.

Bagaimana Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi di SMAN 10 Semarang?

Tidak semua siswa belajar dengan cara yang sama. Ada yang lebih mudah memahami konsep melalui visualisasi gambar atau diagram, ada pula yang lebih paham dengan penjelasan verbal atau praktik. Di SMA 10 Semarang, guru matematika mempraktikkan pembelajaran berdiferensiasi dengan memberikan pilihan pendekatan sesuai gaya belajar masing-masing siswa. Misalnya, saat mempelajari matematika-eksponen, siswa dengan gaya belajar visual diberi kesempatan melihat tayangan powerpoint dan video. Sementara itu, siswa yang lebih menyukai pembelajaran verbal bisa diberikan penjelasan rinci di papan tulis dan diskusi bersama guru maupun teman sebaya. Kemudian dalam hal mencatat materi pelajaran, guru membebaskan siswa memilih metodenya sendiri. Ada siswa yang memilih mencatat secara rinci di buku tulis, ada pula siswa yang memotret catatan dengan ponsel mereka.

Dengan menyesuaikan gaya belajar ini, setiap siswa merasa lebih terlibat dan dapat mengikuti materi dengan nyaman. Siswa yang biasanya merasa tertinggal dapat lebih mudah memahami materi, sehingga tekanan belajar dan kecemasan terhadap matematika pun berkurang.

Apakah Pembelajaran Berdiferensiasi dapat Meningkatkan Kepercayaan Diri dan Mengurangi Kecemasan terhadap Matematika?

Sering kali, ketakutan terhadap matematika muncul karena siswa merasa tidak mampu menguasai materi atau tidak mampu mengikuti kecepatan belajar yang ada. Dengan pembelajaran berdiferensiasi, siswa di SMA 10 Semarang merasa lebih percaya diri karena mereka dibantu untuk belajar dengan cara yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka. Mereka tidak merasa dipaksa untuk mengikuti kecepatan kelas, tetapi diberikan waktu dan ruang untuk belajar sesuai kemampuan mereka.

Ketika siswa mulai paham dan berhasil di setiap tahap materi, mereka jadi lebih semangat untuk belajar. Keberhasilan ini meningkatkan rasa percaya diri, mengurangi rasa cemas atau takut terhadap matematika, sehingga belajar terasa lebih menyenangkan dan produktif.

Foto Dokumentasi Pribadi
Foto Dokumentasi Pribadi

Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi akan menjadikan matematika yang tadinya dianggap menyeramkan menjadi mata pelajaran yang lebih inklusif dan ramah bagi semua siswa. Pendekatan ini memungkinkan setiap siswa, dengan segala perbedaan kemampuan dan gaya belajar, untuk memahami dan menikmati pelajaran matematika tanpa merasa takut atau tertinggal. Pembelajaran berdiferensiasi membuka jalan bagi pendidikan yang lebih inklusif dan membangun kepercayaan diri siswa dalam menghadapi tantangan akademis. Matematika tidak lagi menjadi momok, melainkan pelajaran yang menarik untuk dieksplorasi oleh setiap siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun