Â
Pacaran sering kali disebut sebagai hubungan romantis yang terjalin antara pria dan wanita. Pacaran sebelum menikah biasanya dilakukan oleh remaja hingga orang dewasa. Rata-rata berawal dari ketertarikan pada suatu hal yang sama. kemudian ingin selalu berbicara dengannya dan selalu ada di sisinya setiap saat. Biasanya terjadi karena rasa ingin tahu, rasa ingin memiliki, bahkan karena pengaruh teman sebaya. Karena hubungan itu, biasanya seseorang menjadi lebih terbuka pada pasangannya. Dapat menerima kekurangan pasangannya dan saling mengerti satu sama lain.
Bahkan jaman sekarang anak kecil pun banyak yang berpacaran. Tidak sedikit hubungan ini berakhir buruk. Terkadang beberapa pasangan merasa kurang puas karena tidak memenuhi ekspetasi mereka dan sudah merasa bosan pada pasangannya. Ada juga yang berpacaran hanya untuk memenuhi hawa nafsunya. Maka dari itu, beberapa orang memilih tidak pacaran karena beberapa alasan. Selain menjaga diri, Â memiliki banyak teman ataupun teman dekat lebih nyaman dibandingkan pacaran. Seseorang dapat bebas berinteraksi dengan siapapun, menghabiskan waktu dengan kegiatan yang lebih bermanfaat dan yang pasti tidak ada kata 'mantan' dalam pertemanan.
Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai pacaran sebelum menikah. Orang yang berpacaran rata-rata membutuhkan cinta dan perhatian lebih dari lawan jenisnya. Sedangkan orang yang tidak berpacaran biasanya lebih suka menghabiskan waktu sendiri dan tidak suka diatur. Cara pandang pria dan Wanita pun berbeda dalam pacaran. Misalnya, Wanita biasanya memperhatikan detail-detail kecil dalam hubungan, seperti tanggal penting atau momen spesial, yang dapat mempengaruhi perasaan mereka. Di sisi lain, pria lebih cenderung melihat hubungan secara keseluruhan dan mungkin tidak terlalu fokus pada detail tersebut. Wanita biasanya lebih ekspresif untuk mengungkapkan perasaannya. Sedangkan pria jarang mengungkapkan perasaan dan menggunakan logika dalam menghadapi situasi emosional
Meskipun pacaran bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan, penting bagi remaja untuk menyadari dampak negatifnya. Remaja yang terlibat dalam hubungan romantis cenderung mengalihkan fokus dari belajar, yang dapat menyebabkan penurunan prestasi akademis. Konflik yang sering terjadi dalam hubungan dapat mengganggu kesehatan emosional remaja, membuat mereka lebih rentan terhadap stres dan masalah psikologis lainnya. Kurangnya interaksi sosial dengan teman sebayanya serta pergaulan bebas yang merajalela.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H