Mohon tunggu...
Mang Ali
Mang Ali Mohon Tunggu... -

Ali Ahmadi\r\nDosen DPK Kopertis IV Jabar Banten.\r\ndi STMIK Mardira Indonesia Bandung.\r\nPengagum Ali Al-Murtadla, Ali Ar-Ridla, Sa'di Shirazi, Nashir Makarem Shirazi, Noam Chomsky, Anton Chekov, dan Tchaikovsky.\r\nLebih menyukai kedamaian dari pada kekerasan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari gini Anti Syiah? Anti Ahlu Sunnah? Ke laut aja..

14 Juli 2011   08:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:41 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang-kadang saya eneg dan geuleuh sama orang-orang yang sok ustadz, sok ulama, sok marja’ dsb yang dengan santainya ngecam-ngecam Syiah, ngecam-ngecam Ahlu Sunnah, melemparkan isu-isu usang semacam tahrif Quran, Quran yang berbeda, dsb-dsb.

Saya punya seorang kawan, Wahabi berat, dari kecil ikut sekolah di sekolahannya kader-kader NII, SMP-SMA di pesantren, hafal Quran 30juz di usia SMP, lepas SMA masuk LIPIA, terakhir bikin disertasi tentang Hadits-hadits Sunni dalam Kitab-kitab Tafsir Syiah.
Untuk menyusun disertasinya “terpaksa” dia harus melalap puluhan bahkan ratusan kitab-kitab hadits dan tafsir Sunni maupun Syiah. Tulisannya Arab gundul semua.
Ketika ditanya seseorang, “Jadi, penafsiran orang-orang Syiah itu menyimpang nggak?” Jawabnya, “Ya jelas, penafsirannya berbeda dengan penafsiran umum Sunni, namun tidak bisa dibilang sesat.”
“Jadi Syiah itu aliran sesat atau bukan?"
“Syi’ah itu mazhab, sebagaimana mazhab-mazhab yang lain.”

Kadang-kadang saya begitu gemasnya kenapa orang demen banget “memecah belah” umat sendiri. Kadang orang yang ngaku Syi’ah merasa lebih akrab dengan orang non Muslim dari pada dengan yang Sunni. Demikian juga, yang merasa Sunni berat lebih anteng deketan sama PKI daripada sama orang Syiah.

Quran bilang, “Inna ma –l-mu’minuuna ikhwah”. Imam Syafi’i bilang, “Selama orang masih shalat, dia masih Islam.” Orang Sunni, Syiah, masih mengimani Quran yang sama. (Btw, saking begonya, seorang kawan saya yang lain pernah bilang, kalau Hafizh-hafizh Quran dari Iran yang ikut lomba Tahfidz dan MTQ internasional itu hafal DUA VERSI Al Quran, waktu saya coba meyakinkan dia bahwa Quran Sunni dan Syiah itu sama. Gleg.. apa gak takut ketuker apalannya ya pas ngaji atau pas ngimamin???). Nabinya sama, Allah-nya sama, malaikatnya sama. Paling cuma beda khalifahnya. Emangnya khalifah masuk rukun Iman???

Hari gini bukan jamannya lagi orang berargumen, “kata si anu, kata ustadz ana, kata syeikh ani, katanya-katanya...”
Mau nanya tentang Syi’ah, ada belasan website yg dikelola ulama-ulama (marja’) Syiah yg mau menjawab pertanyaan-pertanyaan “sepele” misalnya “bolehkah saya mencari nafkah dengan membuat musik?”
Di kalangan Sunni juga tidak kalah banyaknya ulama yang siap menjawab pertanyaan via internet, SMS, BBM, dsb.

Kalau mau belajar, belajarlah. Kalau mau saling mencaci, ke laut aja deh...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun