Mohon tunggu...
Alifaturrahmah18
Alifaturrahmah18 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya anak kedua dari tiga bersaudara yang memiliki hobi menonton film, mendengarkan musik, dan menyukai K-Pop. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masalah Utama dalam Pendidikan Islam di Indonesia

22 September 2024   10:00 Diperbarui: 22 September 2024   10:14 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah Utama dalam Pendidikan Islam di Indonesia. Dapat diketahui bahwa Indonesia adalah menganut agama Islam terbesar kedua setelah negara Pakistan dengan total 243 juta jiwa. Dengan banyaknya pemeluk agama Islam sudah seharusnya pemerintah memaksimalkan pendidikan Islam dan perhatikan lebih mendalam. Berikut ini merupakan masalah utama Pendidikan Islam di Indonesia, Dampak, dan Upaya Penanganan yang harus dilakukan.

Pertama, Guru merupakan elemen terpenting dalam proses belajar siswa di sekolah. Kualitas guru yang tidak merata, baik dari segi pendidikan maupun pelatihan, menjadi salah satu tantangan utama. Hal ini berdampak langsung pada kualitas pembelajaran di kelas. Kedua, Kurikulum seperti yang kita ketahui bahwa kurikulum sering mengalami perubahan karena menyesuaikan dengan perkembangan zaman akan tetapi, Kurikulum yang sering berubah-ubah dianggap kurang efektif dan membuat guru serta siswa kewalahan. 

Kurikulum yang terlalu padat juga mengurangi ruang untuk pembelajaran yang lebih mendalam. Ketiga, Fasilitas sering kita lihat di media sosial bahwa ketimpangan fasilitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan sangat mencolok. Banyak sekolah di daerah terpencil yang kekurangan buku, alat peraga, laboratorium, dan infrastruktur yang memadai. 

Keempat, Akses  Keterbatasan akses pendidikan, terutama di daerah terpencil, menjadi hambatan besar. Jarak yang jauh, biaya pendidikan yang tinggi, dan kurangnya transportasi umum membuat banyak anak putus sekolah. Kelima, Kesenjangan Digital Ketimpangan akses teknologi dan digitalisasi pembelajaran memperparah kesenjangan pendidikan. Tidak semua siswa memiliki akses internet dan perangkat yang memadai untuk belajar secara online. 

Keenam, Motivasi Belajar Rendahnya motivasi belajar siswa menjadi masalah yang kompleks. Faktor keluarga, lingkungan, dan sistem pendidikan yang kurang menarik dapat mempengaruhi minat belajar siswa. 

Berikut ini merupakan dampak dari masalah Pendidikan Islam di Indonesia: 

Menurunnya Kualitas Pendidikan Guru, Ketika guru tidak memiliki kompetensi yang memadai atau terbebani dengan pekerjaan administratif, kualitas pembelajaran di kelas akan terpengaruh. Sering bergantinya Kurikulum dipelukan waktu untuk guru, siswa dan sekolah beradaptasi dengan kurikulum baru. 

Fasilitas, Akses, Kesenjangan Digital Kualitas Pendidikan Tidak Merata akibat perbedaan akses contohnya ketika siswa di daerah dengan fasilitas yang terbatas memiliki akses yang lebih sedikit terhadap sumber belajar seperti buku, laboratorium, dan teknologi informasi. Kualitas pembelajaran, Keterbatasan fasilitas dapat menghambat guru dalam memberikan pembelajaran yang efektif dan menarik. 

Hasil belajar Akibatnya, prestasi belajar siswa di daerah dengan fasilitas yang kurang memadai cenderung lebih rendah dibandingkan dengan siswa di daerah yang lebih maju. Motivasi, Motivasi belajar yang rendah secara langsung berdampak pada penurunan prestasi akademik siswa. Mereka akan kesulitan dalam memahami materi pelajaran, menyelesaikan tugas, dan mengikuti ujian. 

Upaya - upaya untuk meminimalisir masalah utama pendidikan islam di indonesia :

Peningkatan Kualitas Guru dapat dilakukan dengan cara: 1. Menyediakan program pelatihan berkelanjutan bagi guru yang sudah mengajar. 2. Melakukan sertifikasi guru secara berkala untuk memastikan kompetensi mereka. 3. Pengurangan Beban Kerja: Mendelegasikan tugas administratif kepada tenaga kependidikan lainnya. 4. Menggunakan teknologi untuk mempermudah tugas-tugas administratif. 5. Peningkatan Kesejahteraan: Meningkatkan gaji guru secara berkala dan memberikan tunjangan yang layak, Memberikan jaminan sosial yang memadai bagi guru. 6. Peningkatan Apresiasi: Melakukan kampanye untuk meningkatkan penghargaan masyarakat terhadap profesi guru, Memberikan insentif bagi guru yang berprestasi. 7. Perlindungan Hukum yang Kuat: Membuat peraturan yang melindungi guru dari kekerasan dan diskriminasi, Menindak tegas pelaku kekerasan terhadap guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun