Mohon tunggu...
Alifatul Haniah
Alifatul Haniah Mohon Tunggu... Lainnya - Halo saya mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Indraprasta PGRI

Setiap hari aku berpikir bagaimana agar terus hidup. Tapi aku lupa bahwa hidup itu sendiri adalah berpikir. ~ Alifa ~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penjual Es dan Ustaz Olok-olok

4 Desember 2024   21:49 Diperbarui: 4 Desember 2024   21:58 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penjual Es dan Ustaz Olok-olok

Di sebuah desa kecil bernama Tegal Manis, ada seorang penjual es serut keliling bernama Pak Sunarto, beliau sudah bertahun-tahun mencari nafkah dengan gerobak sederhananya. Ia selalu berkeliling desa sambil memukul lonceng kecil, tanda bahwa ia datang menjual es. Namun, hidupnya tak mudah. Gerobaknya sudah tua, pendapatannya pas-pasan, dan sering kali ia menerima ejekan dari beberapa warga yang memandang rendah pekerjaannya.  

Suatu hari desa itu kedatangan seorang tokoh agama terkenal, yaitu Ustaz Malik. Ia diundang untuk memberikan ceramah di masjid desa. Ustaz ini dikenal luas karena ceramah-ceramahnya yang tegas, tetapi belakangan ini viral karena perlakuannya yang sedikit kasar terhadap istrinya, lalu disanggah olehnya bahwa itu hanya bercandaan, selain itu pernyataan-pernyataan kontroversialnya juga sempat ramai di media sosial.  

Setelah ceramah selesai, Ustaz Malik berjalan keluar masjid dan melihat Pak Sunarto sedang berhenti di depan warung untuk menjual es. Beberapa anak kecil sedang mengerubungi gerobaknya.  

"Ini apa? Penjual es keliling? Aduh, lihat gerobaknya saja sudah kumuh. Mau jual ke siapa, Pak? Orang desa ini pasti bakal sakit perut kalau makan es begini," kata Ustaz Malik dengan suara lantang sambil tertawa.  

Pak Sunarto terdiam, merasa malu. Anak-anak yang tadi ingin membeli es perlahan mundur. Beberapa warga yang mendengar ucapan itu hanya tertawa kecil, tidak berani menegur Ustaz Malik.  

Namun, ada seorang pemuda bernama Agus yang diam-diam merekam kejadian itu dengan ponselnya. Ia merasa ada yang tidak adil dalam perlakuan Ustaz Malik terhadap Pak Sunarto. Malam itu, Agus mengunggah video tersebut ke media sosial dengan tulisan: "Seorang tokoh agama terkenal mengolok-olok penjual es sederhana di desa kami. Bukankah seharusnya kita membantu, bukan menghina?"  

Video itu langsung viral. Banyak netizen yang mengecam perilaku Ustaz Malik. Di sisi lain, mereka juga tergerak untuk membantu Pak Sunarto. Dalam beberapa hari, banyak orang dari luar desa datang untuk membeli es Pak Sunarto.  

"Pak, saya pesan 50 bungkus es serut untuk anak-anak di panti asuhan," kata seorang ibu dari kota sambil tersenyum.  

"Pak Sunarto, saya mau bantu memperbaiki gerobak Bapak. Biar lebih bagus dan bersih," ujar seorang pemuda yang datang membawa bahan kayu.  

Bantuan datang bertubi-tubi. Tidak hanya pembeli, tetapi juga uang donasi yang dikirimkan netizen dari berbagai daerah. Dalam waktu singkat, Pak Sunarto mampu membeli gerobak baru dan meningkatkan kualitas dagangannya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun