Perubahan iklim mempengaruhi kehidupan makhluk hidup dan mengubah pola cuaca yang mengganggu keseimbangan alam yang normal. Sebagai contoh, naiknya suhu pada permukaan bumi tentunya akan memicu mencairnya es di kutub, suhu ekstrim, kebakaran hutan dan lahan serta badai. Selain itu, akibat terjadinya hujan dengan intensitas lebih banyak akan memfasilitasi pengangkutan bakteri, nitrogen dari aktivitas manusia di permukaan menuju saluran/sungai/danau/waduk sehingga airnya menjadi tercemar. Sebagai negara kepulauan dan agraris, wilayah Indonesia sejatinya memiliki potensi kerentanan yang tinggi terhadap perubahan iklim yang memicu adanya El Nino (curah hujan rendah) dan La Nina (curah hujan tinggi). Adanya La Nina mengakibatkan pola tanam, periode tanam, produktivitas panen dalam bidang pertanian menjadi berubah, sedangkan El Nino mengakibatkan kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan
Kebutuhan transportasi manusia saat ini menjadi perhatian didunia, bagaimana tidak, hampir disetiap negara ketergantungan manusia pada moda transportasi dibarengi dengan teknologi yang semakin canggih. Hal ini mengakibatkan perusahaan transportasi berlomba-lomba memproduksi alat tranportasi baru baik transportasi darat, laut, maupun udara.
Salah satu transportasi yang paling banyak diminati penduduk indonesia adalah sepeda motor. Semakin banyak alat transportasi, maka akan menimbulkan semakin banyak polusi udara. Selain itu polusi juga dihasilkan oleh Industri.
Dari proses produksi suatu industri akan menghasilkan produk dan juga produk samping. Semakin cangggih teknologi industri saat ini tidak sebanding dengan limbah yang dihasilkan industri tersebut, limbah dapat berupa cair, padat dan juga gas. Penggunaan teknologi yang tidak disesuaikan dengan aspek eco-friendly dapat meningkatkan kerusakan lingkungan.
Pengaruh emisi gas yang berdampak negatif ini dapat berupa dampak langsung maupun tidak langsung bagi masyarakat yang antara lain (Sutomo, 1993):
- Gangguan kesehatan
- Penurunan kualitas lingkungan
- Biaya ekstra untuk penanganan masalah lingkungan
- Penggunaan energi yang tidak efisien
Polusi udara berasal dari aktifitas industri dan gas buang sisa hasil pembakaran bahan bakar yang tidak terurai atau terbakar dengan sempurna. Emisi gas buang yang buruk diakibatkan oleh pembakaran tidak sempurna bahan bakar di ruang bakar.
Unsur yang terkandung dalam gas buang antara lain CO, NO2, HC, C, H2, CO2, H2O dan N2, dimana banyak yang bersifat mencemari lingkungan sekitar dalam bentuk polusi udara dan mengganggu kesehatan hingga menimbulkan kematian pada kadar tertentu. Industri yang mengeluarkan emisis gas biasanya mengandung gas Cox, NOx dan Sox yang dalam kandungan tertentu dapat membahayakan makhluk hidup.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi penurunan kualitas udara dapat dilakukan dengan “Aksiku Tentukan Masa Depan Lingkungan Sustainable” dengan menindak tegas Industri yang mengeluarkan emisi gas yang tidak sesuai baku mutu dengan memperhatikan peraturan daerah dan kementrian yang berlaku. Upaya yang saat ini dapat dilakukan yaitu dengan menanam mangrove sebagai penjerap senyawa kimia yang terkandung didalam emisi gas buang industri.
Mangrove mempunyai berbagai fungsi, yaitu fungsi fisik untuk menjaga kondisi pantai agar tetap stabil, melindungi tebing pantai dan tebing sungai, mencegah terjadinya abrasi dan intrusi air laut.
Fungsi ekologis mangrove adalah sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan (nursery ground) berbagai macam biota, penahan abrasi pantai, penahan amukan angin taufan dan tsunami, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut, dll.