Mohon tunggu...
Alifathi Rizqillah
Alifathi Rizqillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Under Construction

Suka - Suka Saya

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Apa Sebenarnya yang Dimaksud dengan "Poser"?

2 Maret 2021   13:52 Diperbarui: 2 Maret 2021   14:08 13429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini banyak fenomena dimana memakai atribut atau kaos dari sebuah band sudah menjadi fesyen. Bisa kita lihat saat ini banyak kaum hawa dengan kaos oversize berwarna hitam dan berlogo sebuah band yang mungkin saja banyak dari mereka rata-rata tidak tahu secara mendalam atau bahkan tidak tahu sama sekali mengenai seluk beluk dan juga lagu dari band tersebut. Apakah fenomena tersebut dapat dikatakan sebagai "poser" ? untuk yang menerapkan hal tersebut hanya karena ikut-ikutan dan untuk mendapatkan perhatian orang disekitarnya mungkin bisa dikatakan mereka semua adalah "poser".

Lantas apakah fenomena dari "poser" tersebut wajar terjadi ?  dan sebenarnya apasih yang dimaksud dengan poser itu sendiri ? karena bagi sebagian kalangan terlebih para pecinta garis keras band yang sering terpampang logonya pada kaos yang dipakai para "poser" tersebut memandang mereka dengan sinis karena dianggap hanya ikut-ikutan belaka. Oleh karena itu sebelum sinis berlebihan patut diketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan "poser" atau jangan-jangan sebagian dari mereka juga pernah menjadi poser.

"Poser" sendiri pada dasarnya dapat ditemukan di berbagai kalangan dan juga bidang mulai dari pecinta musik, film, olahraga, anak skate, dan masih banyak komunitas lain yang menggunakan istilah tersebut. "Poser" juga merupakan istilah yang tercipta dari adanya komunitas-komunitas tersebut kebanyakan adalah komunitas pecinta band-band hardcore dan punk. Pada umumnya, "poser" dapat diartikan sebagai perilaku yang menunjukkan rasa ketertarikan mereka untuk mendapat perhatian bahkan demi diterima di sebuah pergaulan tertentu. Secara sederhananya istilah tersebut dapat dikatakan sebagai perilaku hanya ikut-ikutan atau berpura-pura menyukai sesuatu tanpa memahami secara mendalam mengenai apa yang ia lakukan maupun atribut apa yang ia pakai. Memakai merchandise atau kaus band secara sengaja atau tidak, memang bisa menunjukkan sebuah identitas yang ingin ditonjolkan oleh penggunanya. Apalagi jika si pengguna adalah orang yang benar-benar menggemari band tersebut. Mereka bisa memaknai kaus tersebut lebih dalam dari sekedar "fashion item" semata. 

Idealnya memang seseorang yang menggunakan atribut atau mengenakan aksesoris dari sebuah band yaitu orang yang benar-benar memiliki kecintaan yang mendalam dan tahu menahu mengenai seluk beluk band tersebut. Namun saat ini banyak atribut, marchandise, atau aksesoris lain dari sebuah band dijadikan sebuah fashion item belaka. Hal tersebut sebenarnya sah-sah saja, toh itu bisa menguntungkan bagi band tersebut jika atribut yang dipakai adalah atribut original. Walaupun "poser" mendapatkan banyak perilaku sinis khususnya di lingkungan pecinta musik karena dianggap sok tau atau sotoy padahal dia hanya ikut-ikut agar supaya bisa diterima di tongkrongannya. Meskipun begitu fenomena "poser" tersebut bisa dibilang wajar khususnya dikalangan usia remaja disaat mereka memang sedang sibuk-sibuknya mencari jatidiri. Menurut psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo menyebutkan bahwa penerimaan suatu kelompok menjadi penting bagi diri remaja karena itu menjadi salah satu elemen dari jati dirinya. Menurutnya adalah normal bagi seorang remaja berusaha  mengikuti norma-norma yang ada di dalam kelompoknya agar tetap merasa "one of them" dan tidak dianggap aneh sehingga kemudian dikucilkan dari kelompok dengan tujuan dapat diterima oleh kelompoknya.

Tidak usah disangkal lagi, fenomena "poser" tersebut walaupun terlihat norak ternyata wajar-wajar saja kok ketika kita mulai bergabung dengan suatu kelompok yang memiliki identitas tersendiri contohnya seperti kita ingin berteman dengan komunitas yang menyukai musik punk sehingga kita mulai melakukan aktivitas-aktivitas seperti anak punk dan mengenakan atribut punk tanpa mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud punk itu sendiri. Ternyata fase "poser" tersebut juga bisa menjadi awal mula kita bisa mendalami sesuatu tergantung kita menyikapinya seperti apa. Coba diingat lagi, pasti kalian juga pernah kan mengalami fase "poser" tersebut ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun