Peradaban Barat sekarang merupakan peradaban yang paling maju, banyak menciptakan penemuan-penemuan teknologi yang sangat membantu bagi kehidupan manusia. Namun, sebelum Barat menjadi peradaban yang maju seperti sekarang, Barat pernah mengalami masa kegelapan yang disebut abad pertengahan pada (abad ke-5 hingga 15 M). Hal ini terjadi karena gereja yang mendominasi dan dogma agama yang membatasi pemikiran kritis mereka. Kemudian Islam datang dan mengubah pandangan Barat, Karya-karya mereka diterjemahkan dan dipelajari di Eropa, memberikan inspirasi bagi para orang-orang Barat untuk berpikir lebih bebas dan kritis. Periode ini yang dikenal sebagai Renaisans, di mana Barat mulai berkembang tanpa terkekang oleh aturan gereja.
Perspektif Barat
Setelah Islam berkontribusi terhadap kemajuan dunia Barat, kini banyak pandangan orang Barat yang berbeda-beda terhadap Islam. Banyak ilmuan Barat yang mengakui kontribusi Islam dalam kemajuan peradabannya dan berpandanga positif, namun tentunya ada juga yang berpandangan negatif terhadap Islam,mereka memberikan argumen-argumen dan kritikan yang menjatuhkan Islam, seperti Islam yang anarki dan sumber kekerasan, seperti penaklakukan yang terjadi di Spanyol.
Â
Positif
Barat yang mengakui bahwa khazanah Islam memberi banyak kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan di berbagai bidang seperti, kedokteran, astronomi, dan filsafat. Salah satunya dalam buku The story of Civilization karya Will Durant, yang merupakan sejarawan Barat abad ke-20 mengatakan bahwa Islam memimpin dalam ilmu pengetahuan maupun kekuatan pemerintahannya. Dan ia mengatakan bahwa Muslim lebih santun dibandingkan rekan-rekan Kristennya. Islam juga memberi pengaruh yang beragam dan luar biasa terhadap Kristen. Durant menulis, "The influence of Islam upon Christendom was varied and immense. From Islam Christian Europe received foods, drinks, drugs, medicaments, armor, heraldry, art motives and tastes, industrial and commercial articles and tech- niques, maritime codes and ways, and often the words for these things- orange, lemon, sugar, syrup, sherbet, julep, elixir, jar, azure, arabesque, mat- tress, sofa, muslin, satin, fustian, bazaar, caravan, check, tariff, traffic, douane, magazine, risk, sloop, barge, cable, admiral" (Durant, 1950, p. 341)
Selain itu sains Muslim juga mengembangkan dan melestarikan berbagai ilmu, seperti matematika, fisika, kimia, dan juga warisan-warisan Yunani yang telah diperkaya, ke Eropa. Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd sebagai pencerah dari Timur bagi para sufi, setelah Filsuf Yunani "moslem phi- losophy preserved and corrupted Aristotle for Christian Europe. Avicenna and Averros were lights from the East for the Schoolmen, who cited them as next to the Greeks in authority" (Durant, 1950 p. 341)
Pada saat Spanyol berada di bahwah kekuasaan Islam, perkembangannya jauh meninggalkan negara-negara tetangganya yaitu Eropa. Pada saat itu banyak orang Eropa yang pergi ke Spanyol untuk belajar, dan menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan Muslim seperti Ibnu Rusyd. Kemudian mereka kembali lagi ke Eropa untuk mendirikan universitas, dan mendapat kembali peradabannya yang maju.
Negatif
Islam memberi banyak kontribusi yang cukup signifikan bagi kemajuan peradaban Barat. Namun ada juga yang beranggapan bahwa Islam hanya membawa ilmu-ilmu dari Yunani saja ke Eropa tanpa adanya Inovasi, sehingga Islam tidak terlalu penting dalam kemajuan peradaban Barat. Dalam bukunya Edward Said yang berjudul Orientalism menjelaskan, bahwa pandangan Barat terhadap  Timur bukanlah peradaban yang maju dan berkembang, melainkan peradaban yang tidak adanya perubahan dan perkembangan, melainkan hanya memiliki konsep kebijaksanaan saja. Para cendikiawan Barat menggambarkan Islam itu menyedihkan dan tidak penting. Bahkan, ada tokoh Barat seperti Oswald Spengler yang beranggapan bahwa Timur tidak setara dengan  Barat. Pandangan ini terjadi karena tidak adanya budaya Timur yang di terapkan di Barat. Dan memingat bahwa peradaban Islam juga mengalami kemunduran. Said mengutip,"General cultural historians as respected as Leopold von Ranke and Jacob Burckhardt assailed Islam as if they were dealing not so much with an anthropomorphic abstraction as with a religio- political culture about which deep generalizations were possible and warranted: in his Weltgeschichte (1881-1888) Ranke spoke of Islam as defeated by the Germanic-Romanic peoples, and in his "Historische Fragmente" (unpublished notes, 1893) Burckhardt spoke of Islam as wretched, bare, and trivial" (Said, 1979, p. 208)
Di dalam bukunya ini Said mengkritik ketidak adilan Barat memandang timur. Ia ingin Timur dipandang secara lebih adil, tidak dinilai hanya dalam sudut pandang Barat saja. Maka dapat  dilihat bahwasannya cara pandang Barat terhadap Islam itu memiliki pemahaman yang berbeda-beda. Luput dari itu, kita sebagai umat Islam harus bangga akan peraban kita yang pernah menjadi pusat ke Ilmuan pada msanya memberi pengaruh besar pada perubahan dan perkembangan dunia. Kita harus menjadi generasi yang lebih cerdas dan  mengembalikan kejayaan Islam di masa itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H