Mohon tunggu...
Alifani Halimah Adjidinanti
Alifani Halimah Adjidinanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Undergraduate Communication Student at University of Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merekam Keindahan Budaya di Dusun Pijiombo dan Dusun Kampung Baru, Desa Wonosari: Film Dokumenter Karya FBD Jantra Kelompok 60 Universitas Brawijaya

27 Agustus 2024   21:15 Diperbarui: 27 Agustus 2024   22:17 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa dokumentasi dengan narasumber selama pembuatan film dokumenter. /dok. pri

Cultural empowerment, sebuah proses yang mengacu kepada bagaimana individu mengembangkan dan melestarikan identitas juga tradisi sebuah budaya. Salah satu metode untuk melestarikan budaya adalah dengan memanfaatkan visualisasi video, yang dapat menjangkau audiens yang lebih luas dibandingkan hanya melalui interaksi langsung dengan masyarakat. Film Dokumenter, sebuah bentuk media visual yang dapat menampilkan rangkaian cerita yang dikemas sedemikian rupa dalam menyampaikan keanekaragaman budaya juga pesona budaya yang tersembunyi. Dengan rasa bangga, FBD Jantra Kelompok 60 Universitas Brawijaya, menyajikan pesona Dusun Pijiombo dan Dusun Kampung Baru, Desa Wonosari, Kabupaten Malang, lewat dua film dokumenter yang berbeda.

Film dokumenter Dusun Pijiombo dan Dusun Kampung Baru, diselesaikan selama kurang lebih 45 hari KKN di Desa Wonosari. Film dokumenter berikut dipertunjukkan untuk pertama kalinya di acara Closing Ceremony FBD Jantra Kelompok 60 Universitas Brawijaya "Agreng Kinaryo" yang diadakan pada Sabtu, 3 Agustus 2024 lalu, sebagai sebuah penutup dan simbolisasi dari hasil kerja selama KKN. Mengangkat bagaimana kehidupan sehari- hari warga juga kebudayaan tiap dusunnya yang berbeda, film dokumenter ini bertujuan untuk memperkenalkan dan membuat penonton dapat ikut merasakan hidup di tengah masyarakat kedua dusun tersebut.

Terdapat dua film dokumenter yang dibuat, dan tentunya kedua film dokumenter berikut menampilkan dua cerita berbeda di tiap episode-nya. Film dokumenter berikut bersifat bersambung, dimana film dokumenter pertama berupa episode Dusun Pijiombo yang menampilkan bagaimana keseharian, dinamika kehidupan dan juga kebudayaan yang ada di Dusun Pijiombo. Berlanjut dari episode berikut, episode kedua film dokumenter Dusun Kampung Baru menampilkan mata pencaharian masyarakat sebagai pengrajin bambu dan juga mengenalkan kebudayaan Batik dan Bantengan yang ada di Dusun Kampung Baru. 

Episode Pertama Film Dokumenter Karya FBD JANTRA Kelompok 60 : Dusun Pijiombo, Tani, Ternak, Topeng

Episode Pertama Film Dokumenter Karya FBD JANTRA Kelompok 60 /dok. pri
Episode Pertama Film Dokumenter Karya FBD JANTRA Kelompok 60 /dok. pri

Episode pertama merupakan episode yang menceritakan bagaimana Tani, Ternak, Topeng adalah ketiga unsur kehidupan bermasyarakat di Dusun Pijiombo, Desa Wonosari. Episode pertama akan diawali oleh sebuah kutipan "Jagad taksih saged njangkepi kabutuhane sedaya titah, nanging jagad boten njangkepi angkahipun setunggal titah" dimana diartikan Semesta masih mampu mencukupi kebutuhan semua umat manusia, tapi semesta tidak akan sanggup mencukupi keinginan manusia. Kutipan ini menjelaskan, bahwa Dusun Pijiombo tidak jauh dari bagaimana masyarakat Dusun Pijiombo bergantung dengan hasil alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan memperlihatkan bagaimana masyarakat Dusun Pijiombo mensyukuri segala nikmat yang ada. Nantinya, episode pertama, menceritakan pertanian, peternakan, dan budaya tari topeng yang melekat di Dusun Pijiombo yang spesial. 

Menurut Muhammad Raflie, sebagai produser dari produksi film dokumenter FBD Jantra Kelompok 60, mengatakan bahwa dokumenter ini akan memberikan wawasan seputar Dusun Pijiombo, khususnya dalam hal kesenian, budaya, kearifan lokal, dan dinamika kehidupan di Dusun Pijiombo bagi siapapun yang menontonnya. Sepanjang pembuatan film dokumenter diproduksi, Menurut Raflie, proses produksi film dokumenter memiliki hambatan dan tantangan, salah satunya karena produksi ini beriringan dengan program kerja lain yang diadakan selama KKN berlangsung. Selain itu, dalam produksi film dokumenter sempat terlibat kendala dengan narasumber perihal jadwal shooting yang bentrok dengan kegiatan narasumber, namun, hal tersebut dapat terselesaikan dengan baik, sejalan dengan bagaimana film dokumenter berhasil dipertontonkan di Closing Ceremony pada Sabtu, 3 Agustus 2024 lalu. Dengan adanya film dokumenter ini, Raflie berharap film dokumenter ini dapat menjadi langkah awal yang baik untuk menyebarluaskan dan mempromosikan kekayaan seni dan budaya yang ada khususnya di Dusun Pijiombo. 

Episode Kedua Film Dokumenter Karya FBD JANTRA Kelompok 60 : Dusun Kampung Baru, Diantara Bambu dan Budaya yang menjadi Hiburan.

Episode Kedua Film Dokumenter Karya FBD JANTRA Kelompok 60 
Episode Kedua Film Dokumenter Karya FBD JANTRA Kelompok 60 

Diantara Bambu dan Budaya yang menjadi Hiburan, merupakan judul dari bagaimana Kelompok 60 memproduksi film dokumenter episode kedua dalam mengenalkan Dusun Kampung Baru. Episode kedua Dusun Kampung Baru, diawali dengan mengenalkan bagaimana Kampung Baru menyimpan kekayaan budaya yang unik dan menarik. Mulai dari tradisi Bantengan, Jaranan, dan Batik Dewa Ndaru, mewarnai kearifan lokal yang dimiliki Dusun Kampung Baru. Sesuai judulnya, nantinya film dokumenter berikut akan menceritakan bagaimana bambu merupakan salah satu sumber mata pencaharian masyarakat Dusun Kampung Baru. Di episode ini, nantinya penonton akan dibawa merasakan kehidupan bermasyarakat dari Dusun Kampung Baru di saat penonton menikmati film dokumenter berikut. Dengan menutupnya episode Dusun Kampung Baru ini semoga penonton dapat merasakan secara langsung bagaimana keseharian warga kampung baru dan mendapatkan insight baru terkait kehidupan kampung baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun