Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika mendengar kata punk ataupun anak punk? Gembel, jorok, rusuh, sampah masyarakat, tidak berpendidikan dan sumpah serapah lainnya yang memiliki makna negatif.
Di sisi lain, generasi muda salah mengartikan apa itu punk sendiri. Pokoknya asal ditindik, ditato, memakai sepatu boot dan berpakaian ala punk mengaku-ngaku sebagai punkers. Dengan pemahaman yang salah tersebut mereka melakukan tindakan yang meresahkan masyarakat.
Perilaku tersebut mendapatkan timbal balik yang negatif di mata masyarakat. Namun, sejatinya istilah punk sendiri bukanlah mengacu pada perilaku seperti yang di jabarkan di atas. Lalu, seperti apa sejatinya punk itu? Dan bagaimana sejarahnya? Simak ulasannya di bawah ini.
Sejarah Awal Adanya Punk
Pada tahun 1970 muncul sebuah esai karya Nick Tosches di majalah Fushion yang berjudul "The Punk Muse: The True Story Protophatic Spiff Including the Lowdown on the Trouble-Making Five-Percent of America's Youth". Nick mengungkapkan bahwa musiknya (punk) bagai tangisan pedih menuju jurang omong kosong.
Pada waktu itu banyak bermunculan musik underground yang lahir akibat kebosanan dan kegelisahan remaja Amerika Serikat. Kebosanan tersebut timbul karena konsepsi musik pada waktu itu yang konvensional dan ingin menciptakan sesuatu yang baru.
Mereka juga gelisah karena terjadi krisis moneter yang parah di Amerika sejak awal 1970-an. Hal tersebut seiring dengan terjadinya Perang Vietnam, kemerosotan moral tokoh politik serta kegagalan kebijakan ekonomi Presiden Ronald Reagan (Reaganomic).
Adapun grup musik underground yang bermunculan di Amerika kota New York yaitu New York Dolls di Mercer Arts Center, Rocket from the Tombs di CBGG-OMFUG, The Dead Boys, Richard Hell, dan Television. Sedang di kota Detroit muncul band underground seperti The Electric Eels, Devo dan Friction.
Sejak ulasan yang dikemukakan oleh Nick Tosches, istilah punk makin dikukuhkan untuk menyebut musik bawah tanah. Konsepsi punk pada masa itu digambarkan sebagai sesuatu yang "menarik ke sisi yang lebih gelap".
Punk kala itu dijadikan sebagai alat perlawanan kegelisahan dan kebosanan dalam masyarakat. Hal tersebut ditandai dengan poster yang bertuliskan "WATCH OUT! PUNK IS COMING!" disebarkan ke berbagai penjuru kota New York.
Berkembang Hingga ke Inggris