Mohon tunggu...
ALIFAH TESHA NUR SABRINA
ALIFAH TESHA NUR SABRINA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hafizh On The Street

Tidak akan yang pernah tahu jalan mana yang membawamu ke tujuan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

We Tried, We Fail, We Understood and at Least, We Learn Something Different

14 Desember 2024   02:54 Diperbarui: 14 Desember 2024   14:25 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Kami Mencoba, Kami Mengalami Kegagalan, Lantas Kami Memahami dan Setidaknya, Kami Telah Mempelajari Hal-hal yang Berbeda)
Oleh Alifah Tesha Nur Sabrina

"Sulit untuk mendaki puncak bukit, terlalu menakutkan untuk menuruni lembah. Tapi apa yang harus kamu lakukan, adalah mencoba menikmati pemandangan indah selama perjalanan."

- Yoon Donggu

.

Saat saya memulai menulis, terhitung 65 hari dari 80 hari yang nantinya akan kami jalani untuk  magang di semester ini. Saya kurang tahu seperti apakah jadinya cerita ini di kalimat paling akhir, karena kemungkinan saya akan menulisnya secara bertahap. Terus terang ingatan saya terhadap banyak hal bukanlah yang begitu tajam, jadi itu sebabnya saya mencoba menulis sembari mengerjakan luaran magang lainnya.

.

9 September 2024, saat itu saya sudah berkendara hampir setengah jam dari tempat tinggal saya di Karangploso menuju Batu. Bangunan tempat saya akan melaksanakan magang 4 bulan ke depan terlihat persis di seberang jalan tempat saya berhenti sejenak. Tangan saya terasa dingin, agaknya sedikit merasa gerogi karena sekian lama tidak melakukan aktivitas perkuliahan.

Magang dimulai bersamaan dengan awal semester 5, jadi hampir tidak ada kelas permulaan sebagai pengenalan maupun adaptasi awal kegiatan magang secara luring yang diadakan di kampus. Yaah... sejauh yang saya ingat. Awal September itu, cuaca masih cukup cerah dan bisa dibilang, terik. Belum memasuki musim penghujan sepanjang November 2024 ini.

Sekitar 5 menit saya menunggu, Hening Pramitha menyusul datang, kemudian Nadya Rindy Yulyantika dan Novita Rama Ardiyani 10 menit setelahnya sebab mereka berdua yang tempat tinggalnya lebih jauh dibandingkan kami berdua.

Ah, saya jadi terlupa tentang diri saya sendiri. Saya, Alifah Tesha Nur Sabrina dan tiga orang teman magang saya baru masuk ke ruang pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Batu Kota setelah dipersilakan oleh Pak Anwar, beliau bertugas sebagai penjaga keamanan. Saya rasa raut wajah dan impresi pertama yang saya ingat terhadap masing-masing orang cukup berbeda setelah kami mulai mengetahui mengenai satu sama lain.

Mahasiswa dari mana? Jurusan apa? Nantinya magang berapa lama? Wah, 4 bulan? Waktu yang cukup lama, ya.

Serta beberapa pertanyaan lain yang alhamdulillah, setidaknya bisa kami jawab meski dengan sangat canggung. Saat itu kami berhadapan dengan Pak Pipiet selaku bagian Penata Pelayanan dan Pak Ibnu selaku bagian Representatif Perwakilan.

"Sudah tahu apa itu BPJS Ketenagakerjaan?" Pak Pipit melempar pertanyaan, sementara kami berempat diam tak berkutik. Bukan sebab tidak tahu, sepertinya kami cenderung khawatir salah menjawab dan menimbulkan impresi yang buruk.

"Tahu alamat websitenya?" saya memutuskan menjawab meski berbekal rasa percaya diri super rendah dan pengetahuan yang ala kadarnya. Di titik ini, rasanya ada sedikit sesal saya tak mendengarkan dengan amat teliti dan menyerap semua informasi yang disampaikan saat mata kuliah Ekonomi Kesehatan diberikan. Seingat saya pernah dijabarkan mengenai perbedaan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan serta sistem pembayaran dan sebagainya pada pertemuan mata kuliah tersebut. Sementara, kalau bisa dijadikan alasan pun, sepertinya belum waktunya bagi saya saat itu untuk memahami sepenuhnya terkait materi tersebut. Ibarat kata seolah ada bug di sistem pencernaan informasi saya.

Kami lantas disambut oleh Bu Mona selaku pembimbing lapangan kami selama magang. Bu Mona membawa kami berkeliling kantor sejenak dan memperkenalkan kepada Pak Supardi selaku Kepala Kantor Cabang, Pak Yusuf sebagai rekan Pak Ibnu di Representatif Perwakilan, sementara beliau sendiri sebagai Penata Pengendalian Operasional dan tak luput Pak Nur yang merupakan pramukantor di sana.

Kantor BPJS Ketenagakerjaan Batu Kota terdiri atas 2 lantai dengan 1 lantai rubanah sebagai tempat arsip dokumen. Lantai pertama memiliki dua bagian, 1 bagian sebagai ruang pelayanan dan 1 bagian lain sebagai ruang operasional. Ruang kerja kepala kantor cabang terletak di lantai 2, bersebelahan dengan ruang rapat dan balkon kecil yang menghadap arah belakang kantor.

Setelah tur singkat, kami membaca beberapa brosur program-program BPJS Ketenagakerjaan di ruang rapat. Sebab kami masuk magang hampir bersamaan dengan 3 orang mahasiswa teman magang kami dari Universitas Merdeka Malang. Sehingga sudah cukup banyak orang di lantai bawah yang tidak memungkinkan bagi kami untuk berada di sana sekaligus.

.

Hari kedua, saya diajak mendampingi sosialisasi program di Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. Sebelum berangkat ada satu sisi di mana saya merasa tertinggal banyak dibandingkan teman-teman saya, sebab pagi itu di mana ketiganya sudah diberikan tugas masing-masing, saya merasa sama sekali belum memahami apa pun. Mungkin saja, magang ini menjadi kesempatan bagi saya untuk melatih adaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru.

Untungnya pemikiran itu tak serta merta meraup seluruh atensi saya. Sembari di perjalanan, saya banyak memikirkan bahwa bisa jadi, bukannya tertinggal, hanya saja proses saya mencerna dan melalui beberapa hal membutuhkan ekstra waktu tambahan. Dan yah... bahkan mi instan perlu serangkaian proses sebelum bisa dinikmati.

Berangkat bersama saya hari itu adalah Arya dari Universitas Merdeka Malang, Bu Mona, Pak Yusuf dan Pak Supardi. Jalan yang cukup berkelok-kelok menuju Kasembon membuat sekitar sepertiga perjalanan mendekati lokasi memberikan sedikit sensasi mual bagi saya. Padahal sudah lama semenjak saya berhenti mabuk kendaraan.

Tugas kami di lokasi sosialisasi adalah membantu melakukan dokumentasi kegiatan, memastikan peserta mengisi daftar hadir, serta mengumpulkan dokumen yang diperlukan untuk tindak lanjut kepesertaan. Di sela-sela waktu, saya mendengarkan cukup banyak penjabaran mengenai program, manfaat-manfaat dan menyimak jalannya diskusi yang antara peserta dan pihak BPJS Ketenagakerjaan yang memberikan materi.

.

Pekan pertama magang saya diwarnai dengan hari-hari penuh tanya. Saya cukup sering bertanya terkait keseharian dan tugas-tugas selama di tempat magang kepada teman-teman dari Universitas Merdeka Malang sebab mereka magang sepekan lebih awal dibanding kami jadi saya rasa cukup banyak informasi yang dapat saya pelajari.

Alasan lain, sebab pada awalnya saya masih merasa cukup segan untuk banyak bertanya kepada para pekerja di kantor. Kami berempat mulai melaksanakan magang benar-benar berempat setelah lewat satu bulan sebab durasi magang teman-teman Universitas Merdeka Malang hanya selama 1 bulan di semester ini.

.

Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis, 2024
Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis, 2024

Dibandingkan dengan sekarang, saya rasa sudah cukup banyak hal yang dapat kami pelajari dengan waktu yang cukup terbatas.

Akhir-akhir ini, kami cukup sering berbagi cerita awal kami mengenal satu sama lain semenjak masih menjadi 'maba', masing-masing dari kami juga tidak menyangka bisa menjalin hubungan seperti saat ini.

Kami belajar mengenal satu sama lain, memahami keunikan masing-masing, bahkan memercik beberapa konflik kecil yang sebelumnya sangat kecil untuk terjadi di lingkup perkuliahan.

Sebab dari yang saya alami selama 4 semester menjalani perkuliahan, bisa jadi masing-masing dari kami terlalu berhati-hati dengan hubungan sosial yang bisa jadi sangat rapuh. Yang nyatanya, tidak dapat memberikan ruang bagi diri kami sejatinya untuk benar-benar beradaptasi secara utuh. Sesekali memahami celah-celah dalam diri dan orang lain ternyata memberikan ruang dan waktu lebih bagi kami untuk saling bertumbuh.

Tiga bulan ini, menuntun kami kepada penerimaan diri. Magang bukan hanya praktik keilmuan di tempat kerja namun juga menjadi wadah bagi kami untuk mempelajari lebih banyak hal. Baik ilmu kathon (dalam lingkup yang bisa kami pelajari secara materi dan nampak) maupun ilmu batin yang mengacu ke arah mentalitas dan sosial.

Saat jadwal bertugas di bagian pelayanan, saya bisa cukup percaya diri menjelaskan mengenai alur klaim manfaat, syarat-syarat atau membimbing registrasi akun Jamsostek Mobile (JMO).

Meski sesekali saya tetap memberikan tatapan minta bantuan kepada teman saya saat menghadapi situasi yang cukup sulit untuk saya tangani sendirian. Kemarin, rasanya saya sendiri cukup heran apakah benar-benar saya yang bertindak atau bukan.

Seorang peserta datang ke kantor bersama istri dan anaknya, hendak melakukan pencairan Jaminan Hari Tua (JHT). Namun, proses pencairan JHT belum bisa dilakukan sebab status kepesertaan beliau masih dalam masa tunggu.

Biar saya ceritakan sedikit mengenai hal ini. Klaim manfaat JHT pada dasarnya bisa dilakukan setelah pekerja berhenti dari instansi tempat bekerja, tidak dibatasi prasyarat usia sebagaimana berlaku pada Jaminan Pensiun (JP).

Namun, klaim manfaat baru dapat dilakukan sebulan setelah peserta dilaporkan perusahaan telah berhenti dan kepesertaan dinyatakan nonaktif pada sistem. Untuk jumlah saldo di bawah 10 juta, peserta bisa melakukan klaim mandiri di aplikasi JMO sementara lebih dari itu harus mendatangi kantor untuk memproses pengajuan.

Meski begitu, saya bisa melihat bahwasanya istri dari peserta tidak terlalu merasa kecewa akan hal tersebut dan antusias bertanya mengenai kelengkapan persyaratan pengajuan klaim. Ada kelegaan dan perasaan saya menjadi lebih baik setelah menanggapi beberapa pertanyaan beliau.

Rupanya hal-hal sederhana inilah yang bisa mengobati rasa lelah mayoritas pekerja di bidang pelayanan masyarakat. Dengan pengalaman magang saya sebelumnya di fakultas yang cenderung lebih banyak berinteraksi secara daring, ada beberapa perbedaan yang cukup kentara dan salah satunya seperti ini.

Penghujung magang ini memperluas konsep pemikiran saya mengenai perjalanan kuliah. Ada perkataan sinis yang pernah saya dengar selama magang, 'jurusan kuliah tak menjamin pekerjaan'. Bukannya demikian dari awal? Pernahkah ada jaminan dari selain Sang Pencipta yang akan benar-benar aman dan terlaksana?

Tidak, bahkan manusia hanya ditakdirkan untuk taat sementara sisanya adalah hal-hal penuh ketidakpastian sebab keterbatasan dan ketidakberdayaan manusia. Tapi fokusnya adalah bagaimana kuliah membentuk pola pikir, kemudian masa magang akan menempa dan mempersiapkan kami untuk memberi gambaran sebagaimana dunia kerja yang nantinya kami hadapi. 

Bukan jurusan yang menjamin, tapi apakah dengan panjangnya perjalanan kami belajar, kami bisa meningkatkan kapabilitas kami, semakin berilmu maka semakin berbudi.

Di kalimat ini, saya kemudian teringat perkataan dari dosen pembimbing kami di kedua kalinya beliau melakukan supervisi ke tempat magang. Intinya, apa-apa yang kita kerjakan bukan kesempurnaan tanpa celah yang dituntut. Dan di sinilah saya mencoba bercerita. Dengan tidak dipusingkan memikirkan diksi-diksinya, tidak terikat dengan aturan poin-poin apa saja yang kiranya bisa saya masukkan untuk mendapat nilai yang cukup, tidak memikirkan terlalu kaku membangun gambaran sosok yang ingin saya tunjukkan dalam cerita.

Demikian sekelumit cerita yang dapat saya bagikan dari sudut pandang saya, saya harap magang 4 bulan ini meninggalkan setidaknya sedikit kebaikan bagi kita semua.

.

.

.

Karangploso, 7 Desember 2024 16.10 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun