Mohon tunggu...
Alifah Salma
Alifah Salma Mohon Tunggu... Lainnya - La tahzan

Life takes courage

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sebuah Keikhlasan

14 Februari 2021   23:20 Diperbarui: 14 Februari 2021   23:43 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pagi yang cerah ini, aku sedang berjalan menuju sekolahku. SMAN 1 Pelita Bangsa. Namaku Hanum Azzahra. Aku sekarang sedang duduk di kelas 11. Aku merupakan sosok orang yang tidak mudah bergaul, namun ketika sudah dekat dengan orang lain, aku akan menjadi sosok orang yang baik, ceria, dan ramah.

Aku memiliki pendirian yang kuat dalam berkeinginan. Aku juga mudah stres ketika sangat bertekad ingin mencapai keinginanku. Tetapi, untuk saat ini aku tidak mempunyai keinginan kuat dalam sesuatu hal. Aku hanya berkeinginan untuk memperhatikan peringkat pertamaku di kelas saja.

 Di semester dua ini, aku sedang berusaha menemukan keinginanku dalam cita-cita. Karena setelah semester dua ini, aku akan menginjak label kelas 12. Di kelas 12 inilah, saat dimana aku sudah mulai harus menentukan akan bagaimana aku depannya. Akan menjadi apa, apa yang aku inginkan, apa yang aku minati, dan apa yang aku sukai.

 "Hanum, nomor 2 ini gimana?" tanya Azkayla.

 "Nomor 2 ini kamu tinggal bagi jadi cari suku ke satu sama suku ke n nya, nanti tinggal bagi dua aja."

 "Oh gitu, oke deh makasih."

 Azkayla adalah teman sebangkuku ketika di kelas. Dia merupakan sosok orang yang cerewet, namun memiliki watak yang baik dan mudah bergaul. Itulah alasan mengapa aku ingin duduk sebangku dengannya ketika kelas 11.

Aku sudah biasa menjadi tutor bagi teman-temanku yang tidak mengerti dalam memecahkan soal. Tidak hanya matematika, tetapi dalam pelajaran lain juga. Bahkan terkadang bukuku menjadi sasaran empuk untuk dilihat ketika adanya pekerjaan rumah. Sebenarnya aku tidak suka ketika bukuku menjadi tongkat estapet bagi teman-temanku. Karena itu merupakan tugasku dan usaha dari kerja keras otakku.

Tetapi dunia ini terlalu kejam untuk aku jahat terhadap sesama. Tidak hanya olokan yang dapat terlontar dari orang-orang, tetapi mungkin juga sikap yang tidak baik pun dilontarkan padaku. Sebab aku memiliki sifat yang cenderung memikirkan orang lan.

"Ada tugas gak buat besok?" tanya Nazwa kepadaku.

"Gak ada." jawabku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun