PENYESUAIAN DIRI REMAJA TERHADAP LINGKUNGAN
     Masa remaja adalah masa-masa peralihan dari masa anak-anak beralih menuju mas dewasa, dimana masa yang dipenuhi akan gejelok permasalahan dan masa untuk mencari jati diri. Remaja berusaha mendapatkan identitas diri  yang tentunya akan bertemu dengan tuntutan tuntutan agar dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan. Baik perubahan pada kondisi fisik, cara berfikir, emosi dan interaksi sosial. Individu yang akan menempuh masa remaja akana mengalami perubahan, baik dari sisi biologis, kognitif, maupun sosio-emosional. Pada masa ini remaja akan menghadapi kebingungan karena mereka bukan termasuk golongan anak-anak tetapi juga belum diterima sebagai golongan dewasa(Ali dan Asrori, 2006). Remaja sebagai makhluk sosial dituntut agar dapat berinteraksi kepada orang lain dan masa remaja diharuskan dapat menyesuaikan diri karena hidup akan selalu mengalami perubahan-perubahan.
     Proses penyesuaian diri ini menjadi salah satu tugas perkembangan yang dilalui oleh remaja. Lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan remaja, karena remaja tidak hanya berinteraksi dengan  keluarga di rumah maupaun denga teman di sekolah tetapi remaja juga berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Individu yang berhasil menyesuaikan diri secara terus menerus diharapkan dapat mencapi keselarasan terhadap lingkungannya sehingga remaja akan mengalami peningkatan diri. Kondisi lingkungan yang selalu berubah menuntut remaja agar mampu menyesuaikan diri terhadap suatu bentuk hubungan dengan individu lain dalam berbagai kondisi maupun situasi yang dapat membentuk kpribadian indivudu menjadi lebih matang.
     Remaja yang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosialnya tidak hadir dengan sendirinya. Kemampuan tersebut diperoleh remaja dari faktor lingkungan kelurga maupun diperoleh dari proses belajar terhadap pengalaman-pengalaman baru yang dialami dengan lingkungan sosialnya. Beberapa remaja mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri karena perubahan yang terjadi pada diri remaja. Biasanya remaja akan mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuain diri terhadap dirinya maupun lingkungan. Suryani dkk. (2013) berpendapat bahwa remaja seharusnya mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi pada masa remaja. Sehingga individu mampu mencapai terhadap kepuasan dirinya maupun lingkungannya. Sebab penyesuain diri diperlukan remaja dalam menjalani transisi kehidupan.
Aspek-aspek Penyesuaian Diri :
     Menurut Ali dan Asrori (2005) bahwasannya penyesuain diri bisa dilihat dari 3 aspek sudut pandang :
Penyesuain diri sebagai adaptasi
     Penyesuaian diri sebagai adaptasi yaitu penyesuain diri dalam artian lebih mengarah pada penyesuain diri dalam arti fisik,fisiologis, ataupun biologis. Dalam penyesuain diri sebagai adaptasi tidak hanya persoalan penyesuaian fisik namun jauh lebih penting lagi dengan adanya keunikan maupun keberadaan kepribadian individu dalam hubungan nya dengan lingkungan sekitar
Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas
     Penyesuain diri sebagai bentuk konformitas yaitu individu terus diarahkan terhadap tuntutan konformitas dan dirinya akan terancam ditolak jika perilakunya tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. Pada dasarnya konsep penyesuain diri bersifat dinamis tidak dapat disusun berdasarkan konformitas.
Penyesuaian diri berdasarkan penguasaan
     Penyesuain diri berdasarkan penguasaan yaitu kemampuan untuk mengorganisasikan respon dan memecahkan konfilk-konflik yang ada. Penyesuaian diri merupakan kemampuan penguasaan  terhadap pengembangan diri sehingga dorongan, emosi, dan kebiasaan menjadi terarah dan terkendali.
Ciri-ciri Penyesuaian Diri
       Adapun ciri-ciri penyesuaian diri menurut Schneiders(1964) antara lain:
Dapat mengontrol emosionalitas yang berlebihan
     Penyesuaian diri yang baik dapat dilihat dari tidak adanya emosi yang relatif berlebihan. Individu yang dapat menghadapi situasi atau masalah yang ada dengan cara yang normal memiliki perasaan yang tenang dan tidak mudah panik sehingga bisa menyelesaikan sebuah masalah.
Dapat mengatasi mekanisme psikologis
      Kejujuran terhadap adanya masalah yang dihadapi individu dapat terlihat sebagai reaksi yang normal sehingga individu mampu menghadapi suatu masalah dengan pertimbangan yang rasional.
Mampu mengatasi frustasi
     Dengan frustasi seseorang tidak dapat bereaksi secara normal terhadap suatu masalah yang dihadapinya. Individu harus dapat menghadapi suatau masalah secara wajar supaya tidak frustasi.
Kemampuan untuk belajar
     Mampu mempelajari pengetahuan yang mendukung sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat dipergunakan untuk mengatasi sebuah permasalahan.
Dapat memanfaatkan sebuah pengalaman
     Adanya kemauan seorang remaja untuk balajar dan memanfaatkan sebuah pengalaman merupakan suatau hal yang penting untuk penyesuaian diri yang normal. Dalam diri individu harus mampu membandingkan pengalaman diri sendiri dengan pengalaman orang lain sehingga indivu dapat menyelesaikan permasalahan yang ada.
Mempunyai sikap yang realitas dan objektif
     Karakteristik ini berhubungan dengan orientasi seorang individu terhadap realitas yang dihadapinya. Sehigga individu dapat mengatasi suatu masalah apa adanya dan tidak ditunda-tunda.
      Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri , menurut Ali dan Ansori (2006), ada beberapa faktor psikologis yang mempunyai pengaruh kuat dalam dinamika penyesuaian diri,yaitu:
Kebutuhan yaitu kebutuhan yang memiliki sifat internal.penyesuaian diri diarahkan untuk memenuhi tuntutan-tuntutan yang harus diatasi oleh remaja yang prosesnya didorong secara dinamis untuk memenuhi kebutuhan internalnya.
Motivasi yaitu penafsiran terhadap karakter, tujuan maupun aspek psikomotor. Ketiga aspek tersebut mampu mewarnai dinamika penyesuaian diri pada remaja.
Persepsi yaitu melalui persepsi remaja dapat menentukan bagaimana dirinya bisa bereaksi kepada stimulus yang ada di sekitarnya karena persepsi suatu rangkaian peristiwa yang mampu menghubungkan stimulus dan perilaku tertentu.
Kpribadian yaitu kedinamisan kepribadian remaja angat mewarnai terhadap dinamika penyesuai an diri sehingga remaja mampu mencapai tahapan untuk berfikir oprasional formal seperti memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis, membangun budaya dalam suatu kelompok, dan menyadari akan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu norma masyarakat.
      Remaja yang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosialnya tidak hadir dengan sendirinya. Suryani dkk. (2013) berpendapat bahwa remaja seharusnya mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi pada masa remaja. Sehingga individu mampu mencapai terhadap kepuasan dirinya maupun lingkungannya. Sebab penyesuain diri diperlukan remaja dalam menjalani transisi kehidupan.
Refrensi: Noviandari Harwanti,(2021). Penyesuaian Diri Remaja Terhadap Lingkungan Baru. nama kota: Cv.Pena Persda.
Ali&Asrori.2005.Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:Bumi Aksara.
Scheniders. 1964. Personal Adjusment and Mental Health. New York: Holt, Rinehart and Winston
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H