Film yang diproduksi oleh Play Tone Production dan disutradarai oleh JayRoach ini, ber-setting Amerika pada tahun 2007-2008 yang bertepatan dengan Pemilu Amerika Serikat. Dibuat berdasarkan buku berjudul sama yang ditulis oleh jurnalis politik Mark Halperin dan John Heilemann, dan dibintangi oleh Julianne Moore, Woody Harrelson dan Ed Harris.Bercerita tentang Sarah Palin yang dipilih menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi Senator John McCain. Hal ini dilakukan karena untuk memenangkan Pemilu saat itu melawan Barrack Obama yang notabene adalah sosok yang memiliki aura selebriti dan kharismatik.
[caption id="attachment_288925" align="alignnone" width="214" caption="gambar game change"][/caption]
film ini memenangi banyak penghargaan diantaranya : "Golden Globe Awards" dan "Primetime Emmy Awards".
Cerita berawal pada Agustus 2007, ketika John McCain yang sedang menelpon Steve Schmidt yang seorang ahli dalam menyusun strategi kampanye politik. Setelah mengobrol bebarapa menit mengenai beberapa masalah yang sedang dihadapi John, iatertarik dengan slogan yang disarankan oleh Steve yang berbunyi “John McCain Mengutamakan Kepentingan Negara”. John pun langsung meminta Steve untuk bergabung dalam tim suksesnya untuk membantu memenangkan Pemilu Amerika Serikat tahun 2008.
John McCain akhirnya berhasil merekrut Steve Schmidt sebagai seorang staff yang menangani strategi kampanye politiknya setelah mencopot staff ahli yang sebelumnya. Kemudian diperlihatkan dalam beberapa media, John McCain berhasil bangkit dari keterpurukan dan siap untuk mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat.
Pada 24 Juli 2008, cerita berlanjut ketika John McCain dan para staffnya sedang menonton Barrack Obama berpidato di Berlin, Jerman. Mereka terkagum-kagum dengan pidato Obama dan merasa harus bertindak cepat untuk memberikan perlawanan. Sebelumnya Fred Davis, seorang Chief Media Strategist menyarankan untuk mengangkat isu tentang Pendeta Wright yang pernah mengatakan “Amerika Sialan”. Namun saran tersebut ditolak oleh John McCain dengan alasan ia ingin memberikan kampanye yang bisa dibanggakan anak-anaknya. Setelah itu, Steve menyarankan untuk membuat sebuah iklan yang berisi tentang pertanyaan sederhana bagi masyarakat Amerika, yaitu “Apakah kalian ingin presiden berikutnya seorang negarawan, atau seorang selebriti?”. Ide tersebut pun langsung diiyakan oleh Senator McCain.
Pada awalnya John McCain memilih Joe Liebeman untuk menjadi pasangannya dalam pemilu, namun keputusan tersebut tidak disetujui oleh sebagian besar staffnya karena Joe berasal dari partai yang berbeda. John dari Partai Demokrat sedangkan Joe dari Partai Republik. John dan Lieberman pun berbeda pendapat, John seorang Pro-Lifesedangkan Lieberman seorang Pro-Choice.
Dalam berbagai media memberitakan tentang pasangan McCain-Lieberman yang dianggap tidak cocok danakan memecah belah negara. Akhirnya, dalam sebuar pertemuan, John McCain meminta staffnya untuk mencarikan pasangan baru yang notabebe adalah seorang perempuan. Hal ini dilakukan untuk menaikkan dukungan terhadap kaum perempuan.
Rick Davis, seorang Campaign Manager mencari-cari calon pasangan wanita John McCain lewat Youtube. Dimulai dari Meg Witman, Linda Lingle, Kay Bally Hutchison, hingga Susan Collins. Akhirnya ia menemukan Sarah Palin, seorang Gubernur Wanita dari Alaska yang menurutnya paling cocok untuk menjadi pasangan John McCain. Keputusan ini pun disetujui oleh Steve.
Sarah Palin dipillih karena dirasa memiliki aura seorang bintang untuk menandingi Barrack Obama. Ia juga seorang Pro-Life yang sama dengan John McCain. John McCain pun akhirnya menghubungi Sarah untuk dijadikan pasangannya. Namun sebelumnya Sarah harus diverifikasi selama 5 hari sebelum dipertemukan dengan John McCain. Sarah berhasil lolos verifikasi namun karena proses verifikasi tersebut dipersingkat, dari yang biasanya 2-3 minggu, menjadi 5 hari ada hal yang terlewatkan. Untuk mempersiapkan Sarah, Steve mendatangkan Matthew Scully yang akan menulis pidato untuk Sarah, dan juga Nicole Wallace yang akan menjadi konsultan komunikasi Sarah.
Tiba saat pengumuman siapa pasangan John McCain kepada seluruh pendukung yang dilaksanakan di sebuah gedung di Dayton, Ohio. Disana ia untuk pertama kalinya diketahui oleh semua warga Amerika Serikat maupun dunia, karena sebelumnya dirahasiakan oleh Steve.
Untuk mendukung penampilan dan pengetahuan Sarah, Nicole menyarankan untuk mendatangkan guru vocal, staff ahli kebijakan luar negeri, konsultan rambut dan make up, dan juga hair stylist. Nicole pun mendatang Tucker Eskew, seorang konsultan media senior, Chris Edwards, seorang deputi kepala staff, dan juga Mark Wallace, mantan duta PBB yang juga suami dari Nicole.
Media dan pers pun mulai menyerang Palin dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak senonoh melalui Steve. Banyak sekali berita yang beredar tentang Palin, termasuk anaknya, Bristol yang masih remaja ternyata sedang hamil 5 bulan. Kelemahan Palin pun terkuak setelah Steve dan para staff melakukan rapat. Dari sinilah akhirnya masalah mulai bermunculan yang dapat mengganggu Palin untuk menjadi wakil presiden. Palin marah ketika dalam media massa ditulis ia bangga karena akan memiliki cucu dari Bristol. Padahal sebelumnya Palin sudah meminta Maria untuk mengubah pernyataan tersebut. Palin pun meminta staffnya untuk memecat Maria karena telah melakukan kesalahan yang menurutnya fatal.
Tiba saat rapat partai, Palin berpidato dengan sangat luar biasa pada saat itu dengan menyampaikan pesan kepada para penyandang cacat bahwa ia akan berjanji memberikan perlindungan dan tempat bagi mereka di Gedung Putih. Pidato ini sekaligus sebagai kebangkitannya atas semua berita miring tentangnya di berbagai media. Para pendukung Senator McCain pun mulai mengagung-agungkan nama Sarah Palin layaknya selebritis yang sedang naik daun.
Untuk menutupi kelemahan Palin yang kurang menguasai kebijakan luar negeri, bahkan ia tidak tahu kalau pemimpin tertinggi di Inggris adalah seorang Perdana Menteri. Steve mendatangkan dua orang ahli kebijakan luar negeri untuk mengajari Palin. Hal ini juga dilakukan untuk menghadapi wawancara pertama Palin yeng pertama tentang kebijakan luar negeri. Wawancara tersebut awalnya lancar-lancar saja namun akhirnya Palin melakukan kesalahan fatal yang membuatnya diserang kembali oleh awak media. Situasi ini pun membuat Palin merasa tertekan dan tidak mau lagi mendengar apa kata Nicolle.
Situasi semakin buruk karena Palinakan melakukan wawancara yang kedua kalinya. Wawancara tersebut berjalan berantakan karena Palin hampir tidak berkutik dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh si penanya. Palin pun marah besar pada Nicolle karena ia merasa dia tidak dipersiapkan dengan baik untuk menghadapi wawancara tersebut.
Palin pun pulang ke rumah untuk melepas rasa kangen dengan keluarganya dan juga untuk me-refresh pikirannya yang jenuh dengan kampanye tersebut. Ia akhirnya bangkit dan siap untuk melakukan debat dengan pasangan Obama, yaitu Senator Biden. Palin pun berhasil menang dalam debat tersebut, media pun mengelu-elukan namanya karena berhasil mengalahkan Biden.
Palin mulai sedikit angkuhdengan menolak untuk tampil di sebuah iklan, membeli baju-mahal, dsb. Palin menjadi tak terkendali karena sudah jenuh dengan perlakuan staff-staffnya yang selalu mengatur semuanya.
Karena dalam pollingMcCain kalah 5-8 angka, para penasihat menyarankan untuk menyerang Obama, McCain tidak suka itu tapi ia harus melakukannya demi kampanye. Ia mulai tidak nyaman dengan terus menyerang Obama dan akhirnya sadar kalau cara tersebut salah dan tidak sesuai dengan hati nuraninya.
Dalam hal ini yang terpenting, bahwa menjadi public speaking harus mempunyai mental dan stamina yang kuat, mental sangat menentukan terhadap pesan yang disampaikan. Hal ini lebih di teknis penyampaian, agar khalayak yakin, kita harus meyakinkan pesan-pesan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H