Mohon tunggu...
Alifah Hayu Saputri
Alifah Hayu Saputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah travelling, belajar, dan menulis saya sangat senang menulis apa yang ada dipikiran saya dan orang lain dapat membacanya juga sehingga sama sama ikut merasakannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Pendidikan Karakter Dalam Mengatasi Krisis Moral di Masyarakat

16 Maret 2024   20:27 Diperbarui: 16 Maret 2024   20:38 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era sekarang memang ditandai dengan teknologi dan komunikasi yang semakin tanpa batas, Namun tidak dengan dunia pendidikan yang semakin hari semakin memprihatinkan. Pendidikan seharusnya menjadi jembatan untuk mencerdaskan generasi bangsa tetapi, pendidikan sekarang ini hanya semata mata untuk mengejar nilai mutlak tanpa mengambil makna sebenarnya daripada pendidikan tersebut. Mengejar ambisi tanpa memperhatikan visi misi pendidikan, salah satunya pendidikan moral dan karakter pada masyarakat saat ini yang seharusnya sangat memerlukan perhatian penuh dari semua kalangan, karena pada dasarnya moral dan karakter adalah pondasi ilmu daripada ilmu. 

Dahulu, Indonesia dikenal sebagai negara yang ramah, berpenduduk, penuh etika, dan sopan santun. Masyarakat masih menjunjung tinggi tata krama dalam pergaulan sebagaimana sikap sopan santun yang sebenarnya. Namun, seiring laju perkembangan jaman dan teknologi informasi yang sangat cepat telah merubah moral dan karakter sebagian besar masyarakat dunia terutama remaja. Krisis moral ini adalah permasalah yang cukup kompleks yang harus sesegera mungkin ditangani dengan penanganan yang tepat.


Sebelum melakukan penanganan untuk permasalahan ini, hal pertama yang kita lakukan adalah analisis dari faktor permasalahan dalam hal tersebut. Faktor tersebut antara lain yaitu :
1. Kemajuan teknologi yang di salah gunakan, kemajuan teknologi pada jaman sekarang yang semakin maju mengakibatkan mudahnya akses tanpa batas dan teknologi akan berguna jika dipergunakan dengan baik dan akan merusak apabila di salah gunakan.
2. Memudarnya kualitas keimanan, Seseorang yang melakukan suatu penyimpangan, sudah pasti dia adalah orang yang kadar keimanan nya lemah. Seseorang yang beriman, pasti memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik dan tidak akan melakukan hal yang menyimpang.
3. Pengaruh lingkungan, lingkungan menjadi faktor yang sangat penting bagi pembentukan moral dan karakter, lingkungan juga mempunyai beberapa peran yang harus bertanggung jawab seperti contohnya keluarga.

Kemudian, selain adanya faktor dari krisisnya moral dan karakter di Indonesia ini ada solusi yang bisa diterapkan untuk memperbaiki moral dan karakter remaja. Salah satunya adalah, dari lingkungan yang paling kecil yaitu keluarga karena pada pendidikan dasar berasal dari keluarga kecil termasuk ibu, cinta yang besar dan tulus serta didikan yang baik akan menjadikan generasi kecil menjadi penerus bangsa yang berkualitas.

Ada solusi ada pula tantangan yang harus dihadapi oleh para pejuang pendidik moral dan karakter di Indonesia ini.  
 
Sifat dan karakter
Sifat dan karakter pada setiap orang berbeda beda terlebih pada remaja yang memiliki sifat yang beragam pula. Oleh karena itu kita sebagai pejuang pendidik tidak bisa menyamakan perlakuan satu anak ke anak yang lain dan metode pengertiannya mungkin berbeda juga, dan ini merupakan salah satu tantangan yang cukup umum dihadapi oleh kebanyakan guru dalam mendidik anak didiknya. Maka dari itu, kenali terlebih dahulu sifat lembut mereka dan sentuh dengan sedikit cinta, sehingga mereka pun akan mengerti dan pasti akan belajar dan meniru apa yang kita lakukan.

Perhatian dari Lembaga Pendidikan
Untuk mendongkrak perbaikan moral yang lebih baik di Indonesia ini, perlu adanya perhatian dari lembaga pendidikan di Indonesia. Kita semua harus bergandengan tangan untuk merubah revolusi pendidikan di Indonesia, yang sekarang ini pendidikan moral dan karakter hanya tercantum dalam visi misi saja, tetapi penerapan di masyarakat masih rendah. Kurangnya perhatian dari lembaga pendidik ini juga menjadi tantangan yang besar pada pendidikan saat ini, dimana pendidikan saat ini hanya memfokus pada nilai yang tinggi dan mencetak lulusan banyak setiap tahun, padahal moral dan karakter sangat penting dibalik tingginya ilmu, tanpa  moral dan karakter, ilmu yang tinggi tidak ada harganya. Dan itulah kenapa perlu sekali adanya revolusi dan perhatian dari lembaga pendidikan untuk mengubah pendidikan moral dan karakter di Indonesia ini yang sangat memprihatinkan.

Sekolah ramah anak
Sekolah Ramah Anak (SRA) bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan menyenangkan bagi anak sekolah. Selain melindungi, menjamin, serta memenuhi hak anak, sekolah ramah anak juga turut mendukung partisipasi anak, khususnya dalam hal perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan, serta mekanisme pengaduan yang berkaitan dengan pemenuhan hak dan perlindungannya di sekolah dan dunia pendidikan. Adapun ciri dari sekolah ramah anak ini yaitu, 1) Adanya perlakuan adil bagi murid laki - laki maupun perempuan, perlakuan adil dalam memberikan perhatian, kasih sayang, dan cinta seorang guru tidak boleh membedakan antara murid laki - laki dan perempuan. Dan tidak membeda - bedakan satu sama lain, mengajarkan murid belajar toleransi antar sesama umat beragama. 2) Proses pembelajaran yang sehat dan baik membuat murid menjadi nyaman, pembelajaran yang sehat ini berarti di dalam proses pembelajaran suasana harus dibuat senyaman mungkin sehingga membentuk inovasi, kreasi, dan kreatifitas dalam anak, serta lebih percaya diri. 3) Adanya keterlibatan murid, keterlibatan murid dalam proses pembelajaran, artinya murid didorong untuk mengembangkan potensi mereka. Dengan adanya praktik di didalam maupun di luar kelas, kerja kelompok, serta ekstrakulikuler yang diadakan sekolah, membentuk sifat kreatif, saling menolong, dan eksplor. Dari penjelasan diatas, manfaat dari sekolah ramah anak sangatlah baik untuk perkembangan moral dan karakter anak, tetapi ada tantangan yang dihadapi juga, guru harus lebih kreatif dan sabar untuk benar - benar menciptakan sekolah ramah anak yang sesungguhnya, tidak hanya label sekolah ramah anak saja tetapi tidak menerapkan visi misi sekolah yang sebenarnya.

Pendidikan moral berupaya membantu anak didik mencapai tahap perkembangan moral yang lebih sempurna. Dalam kerangka itu diperlukan adanya suatu proses yang terprogram. Proses penanaman dan pembinaan serta pengembangan peserta didik di sekolah dengan cara pembiasaan, peniruan dan pemberian contoh yang baik serta pemahaman terhadap pertimbangan dan perilaku moral. Pendidikan moral yang dilakukan disekolah harus lebih dioptimalkan lagi agar nilai-nilai moral yang diberikan kepada peserta didik benar-benar dapat dipahami dan diterapkan oleh peserta didik. Selain itu, tugas untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada peserta didik bukan hanya tugas dari guru mata pelajaran khusus pendidikan moral, melainkan seperti dari lingkungan keluarga yaitu orang tua sebagai pendidik yang ampuh bagi anak, karena orang tua merupakan orang yang paling sering bertemu dengan anak dan perilaku-perilaku atau kebiasaan orang tualah yang dijadikan panutan yang ditiru oleh anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun