Thomas Malthus, dalam "An Essay on the Principle of Population" (1798), memperingatkan tentang bahaya pertumbuhan penduduk yang melebihi pertumbuhan sumber daya. Ia berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk cenderung meningkat secara eksponensial, sementara pertumbuhan sumber daya hanya meningkat secara linear, yang menyebabkan kemiskinan dan kelaparan.
4.David Ricardo, dalam "Principles of Political Economy and Taxation" (1817)
 mengembangkan teori nilai kerja dan teori sewa tanah. Ia berpendapat bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk memproduksinya. Teori sewa tanah Ricardo menjelaskan bagaimana pemilik tanah memperoleh keuntungan dari peningkatan produktivitas tanah.
5. Transisi Menuju Marxisme: Kritik terhadap Kapitalisme
Karl Marx, dalam karyanya "Das Kapital" (1867), memberikan kritik tajam terhadap kapitalisme. Ia berpendapat bahwa kapitalisme menciptakan eksploitasi kelas pekerja oleh kelas kapitalis.Â
Marx menganalisis bagaimana kapitalisme menghasilkan ketimpangan kekayaan dan menciptakan siklus krisis ekonomi. Ia mengusulkan sistem ekonomi alternatif, sosialisme, yang bertujuan untuk menghapuskan kepemilikan pribadi atas alat produksi dan menciptakan masyarakat tanpa kelas.
Pemikiran ekonomi telah mengalami evolusi melalui berbagai periode, dari era pra-modern hingga kontemporer, mencerminkan tantangan sosial dan politik yang berkembang pada masanya.Â
Merkantilisme, yang muncul di Eropa abad ke-15 hingga ke-17, berfokus pada akumulasi emas dan perak melalui surplus perdagangan untuk membiayai negara monarki dalam menghadapi perang dan ekspansi wilayah. Teori ini sangat dipengaruhi oleh kondisi geopolitik dan demografi Eropa (Reinert, 2011; Heckscher, 1955).
Pada era klasik, Adam Smith menulis tentang mekanisme pasar dan peran individu rasional, memberikan dasar ideologis bagi kapitalisme industri yang muncul di Inggris abad ke-18 (Zuidhof, 2014; Hill, 2017).Â
Pemikiran ini kemudian ditantang oleh Karl Marx di abad ke-19, yang mengkritik eksploitasi kelas pekerja dalam konteks revolusi industri. Marx mengungkap ketimpangan kekayaan dan menekankan perjuangan kelas, yang muncul akibat eksploitasi oleh pemilik modal, serta menyajikan perspektif radikal terhadap struktur ekonomi dan sosial (Wheen, 2007; McLellan, 1973).
Sebagai alternatif, John Stuart Mill menawarkan pendekatan ketiga yang menggabungkan keadilan sosial dari pemikiran Marx dengan utilitarisme klasik, berupaya mengurangi ketegangan antara sosialisme dan liberalisme klasik (Winch, 2018; Baum, 1991).Â