Mohon tunggu...
Alif Afthariq
Alif Afthariq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pasundan Bandung

Pengusaha, Serius tapi Santai.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampanye Komunikasi Efektif Greenpeace Dalam Membentuk Kontruksi Sosial

14 Januari 2023   14:08 Diperbarui: 14 Januari 2023   14:17 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

National Government Organization Greenpeace sangat marak di muka publik dengan banyaknya aksi yang telah di akutalisasikan oleh NGO yang satu ini. Dalam hal kampanye, Greenpeace memiliki tingkat kemampuan secara mediated maupun non-mediated untuk melakukan kampanye strategis. Greenpeace sendiri memiliki kemampuan dalam mengkampanyekan secara langsung maupun tidak langsung, melihat berbagai aksi yang dilakukan Greenpeace dalam melakukan perlindungan hutan atau jenis alam lainnya Greenpeace merealisasikan hal nyata dan factual adanya.

Menggunakan konsep teori administrasi Maslow dan Alderfer's memberikan tingkatan kemajuan dalam mencapai titik kampanye yang strategis. Dalam konsep administrasi, publik akan mengenal bagaimana tahap untuk mencapai titik pengembangan hingga eksistensi sebagai kampanye utama Greenpeace dalam menghegemoni massa cair terutama di Indonesia. Greenpeace melakukan berbagai kampanye demi mencapai titik strategis, mediasi dalam media sosial dan juga mediasi massa non-mediated.
Greenpeace memberikan pemahaman hidup untuk tetap menjaga lingkungan sebagai tanda mutualisme antara manusia dengan alam, jika mengutip pemahaman Friedrich Engels (Letters from Wuppertal: 1839)

"Gelombang berwarna ungu dari aliran sungai yang sempit terkadang mengalir dengan cepat, terkadang mengalir lambat di antara gedunggedung pabrik berasap dan berlatar keputihan dengan benangbenang yang berserakan. Warna merah menyala, bagaimanapun, bukan berasal dari pertempuran berdarah... melainkan dari sejumlah kerja pencelupan menggunakan pewarna merah Turki"
 
Kutipan diatas sebagai acuan manusia, dimana manusia akan terus berbicara ekologis dalam berbagai hal. Sayangnya manusia yang ada saat ini tidak mempertimbangkan pemahaman ekologis mutualisme antara alam dengan manusia. Pemahaman Engels dalam pandangan ekologis awal sebagai tanda penentu masa depan manusia yang pada akhirnya akan tetap membutuhkan alam sebagai pondasi kehidupan. Maka dari itu saya sebagai penulis akan memberikan tahap pencapaian Greenpeace dalam melakukan kampanye strategis menggunakan konsep administrasi yang dibentuk oleh kontruksi sosial.

Dalam kontruksi sosial mengimbangi dalam bentuk administrasi yang akan mencapai titik kampanye yang strategis. Greenpeace membuat suatu kampanye yang akan memberikan banyak dampak positif terhadap seluruh elemen masyarakat terutama yang ada di Indonesia. Greenpeace juga menggunakan strategi kampanye melewati mediated maupun non-mediated sebagai berikut.

Sumber: https://www.instagram.com/p/Cm_NGoxB697/?utm_source=ig_web_copy_link

Link diatas sebagai salah satu contoh Greenpeace mengkampanyekan pergerakan dan atau aksi mereka secara mediated (menggunakan media sosial). Hal ini memberikan informasi konkrit karena Greenpeace mengetahui letak segmentasi massa yang akan di hegemoni secara menyeluruh.

Sumber: https://www.instagram.com/p/Cm_NgoxB697/?utm_source=ig_web_copy_link

Link diatas menjelaskan tentang dampak buruk yang terjadi akibat Food Estate di Kalimantan yang di realisasikan oleh Prabowo Subianto dan Moeldoko. Hal tersebut memberikan pemahaman terminologi dan dampak negatif bagi lingkungan terutama masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Greenpeace melakukan kampanye ini dengan menggunakan kampanye Non-mediated (tidak menggunakan media sosisal sebagai ruang kampanye).
Kontruksi sosial yang dibentuk oleh Greenpeace dilakukan dengan cara melakukan strategi komunikasi efektif terpadu dari segi informasi hingga berbagai fakta yang telah dibuktikan benar adanya. Dalam hal ini Greenpeace telah melakukan inovasi kerangka pemikiran masyarakat secara tidak langsung menggunakan teori administrasi dan kontruksi sosial masyarakat yang dipadukan dengan strategi komunikasi efektif.


Pemahaman masyarakat dengan berjalannya waktu akan berubah sedikit demi sedikit sehingga dapat memahami kontruksi sosial dalam ranah lingkungan yang baik. Greenpeace melakukan kampanye ini secara kreatif namun ataraktif, maka dari itu bentuk dari kampanye yang sebenarnya telah dilakukan secara langsung di depan mata masyarakat sebagai contoh nyata bahwa lingkungan adalah bentuk ekologis yang harus tetap utuh sebagai mutualisme antara lingkungan alam dengan manusia.
Greenpeace mengacu pada kemaslahatan masyarakat untuk tetap menjaga lingkungan tetap memiliki sifat mutualisme seperti paragraph kedua. Akan tetapi acuan utama NGO Greenpeace ini sebagai organisasi yang menggunakan aksi langsung tanpa kekerasan, konfrontasi damai dalam melakukan kampanye untuk menghentikan berbagai aksi perusakan lingkungan seperti pengujian nuklir, penangkapan paus besar-besaran, deforestasi, dan sebagainya.

Greenpeace telah membentuk kontruksi sosial dengan berbagai macam cara, (1) Pendidikan, (2) pemahaman lingkungan, (3) pemberdayaan masyarakat, (4) melakukan aksi nyata, (5) membangun jaringan di setiap titik daerah yang ada di Indonesia. Dalam melakukan pembangunan ini Greenpeace tidak menutup mata bahwa Greenpeace harus melakukan komunikasi politik dengan para masyarakat untuk terus melakukan pengembangan dalam menjaga lingkungan, hal ini dapat dibuktikan karena telah banyak artikel dan penelitian terkait pembentukan konstruksi sosial Greenpeace dalam mengkampanyekan aksi mereka dengan nyata.
 
Penulis menyimpulkan bahwa dalam melaksanakan kampanye strategis, Greenpeace telah melakukan konsep awal dengan rencana yang berbicara pasca kejadian, maka dari itu konsep yang direalisasikan kepada masyarakat sangatlah memberikan dampak positif dari tahun ke tahun. Greenpeace juga tidak pernah memiliki rasa takut akan ancaman dari berbagai sektor pemeritah yang mana mereka tetap melakukan aksi nyata demi kebaikan lingkungan dan juga masyarakat terutama yang ada di Indonesia. Saran saya untuk semua elemen masyarakat agar terus memperhatikan berbagai macam masalah lingkungan demi menjaga kemaslahatan bersama, terutama sikap mutualisme antar aalam dengan manusia demi menciptakan paham ekologis yang lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun