Dalam proses pembelajaran tentunya memerlukan metode dan model yang tidak monoton. Bertujuan agar selama proses pembelajaran, peserta didik tidak merasa bosan dengan model pembelajaran yang hanya itu itu saja. Guru dituntut untuk kreatif dalam memilih dan memilah model apa yang tepat untuk suatu materi pembelajaran. Satu model pembelajaran tidak selalu cocok dengan semua jenis materi pembelajaran.
Bagi seorang pendidik, tentu sudah tidak asing dengan model pembelajaran deduktif dan induktif. Kita akan membahas mengenai model pembelajaran deduktif dan induktif.
Pembelajaran deduktif dimulai dari proses penalaran yang beranjak dari umum ke yang khusus atau dari suatu premis menuju ke suatu konklusi logis. Kesimpulan-kesimpulan tentang suatu kasus tertentu dapat dideduksi dari suatu prinsip umum yang berlaku bagi semua kasus yang semacam.
Dengan kata lain, pembelajaran deduktif dalam penyampaian materi dimulai dari definisi umum kemudian berlanjut kepada pembagian dan contoh dari definisi yang sebelumnya telah dijelaskan.
Sedangakn pada pendekatan induktif, proses pembelajaran dimulai dari definisi dan diikuti dengan contoh-contoh yang bukan contohnya. Pembelajaran induktif, dimulai dari contoh lalu membahas definisinya.
Adapun kelebihan dari pembelajaran deduktif adalah lebih dulu memberikan konsep kepada siswa sehingga saat melihat contohnya siswa sudah paham betul apa yang menjadi definisi dari topik bahasan tersebut. sebaliknya, induktif juga memiliki kelebihan, yaitu saat siswa sudah melihat contoh terlebih dahulu, maka mereka sudah memiliki gambaran mengenai definisi dari contoh yang sebelumnya diketahui.
Kelemahan dari pembelajaran ini adalah keaktifan siswa dalam berfikir dan mengeksplorasi kemampuan masih terbatas, karena disini guru lebih banyak berperan. Kemudian, dalam menarik kesimpulan dari konteks umum yang diberikan guru siswa masih dibatasi.
 Herman Hudoyo (1990) (dalam Rio Fadli,dkk) Biasanya sanagat sulit bagi peserta didik untuk memahami suatu konsep yang abstrak,bila tidak didahului dengan contoh-contoh yang kongkrit.bahkann bila anak masih di dalam tahap operasi kongkrit. Bahkan bila anak masih didalam tahap operasi kongkrit tentang konsep konsep yang abstrak tidak bermakna bagi peserta didik.Pendekatan deduktif ini di khawatirkan menyebabkan ingatan lebih penting dari pada pengertian. Serta peserta didik menjadi pasif hanya menurut pola pengerjaan yang disajikan oleh pendidiknya. Kurang bermanfaat untuk peserta didik yang lemah,strategi ini lebih berpusatkan pendidik dan kurang meningkatakan kemahiran berfikir.
Untuk mengatasi kelemahan ini,guru harus lebih memberikan waktu atau space lebih kepada siswa untuk berfikir atau menyampaikan apa yang menjadi pendapatanya dengan guru sebelumnya,memeberikan clue yang dapat menstimulus siswa berpikir dari bahasan yang telah dijelaskan sebelumnya
Sumber:
Fadli,Rio, dkk. 2019. MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR