PENDAHULUAN
Dakwah dalam Bahasa Arab merupakan kata benda dari kata kerja da’a yad’u yang berarti panggilan, seruan, ajakan. Kata dakwah sering disangkut paut oleh agama Islam sehingga sering disebut Ilmu Dakwah Islam. Banyak metode-metode yang bisa digunakan untuk menyampaikan seruan atau dakwah. Mulai dari secara langsung bertemu ke suatu perkumpulan atau bisa juga dengan menggunakan media berbasis online. Pada mulanya sebagian kalangan umat tidak bisa menerima perkembangan zaman tersebut (media online) karena memiliki sejumlah pertentangan dalam menyampaikan dakwah. Namun dengan adanya suatu regenerasi zaman, maka pada pemuka agama maupun para pendakwah mulai menggunakan media tersebut karena banyaknya umat zaman sekarang yang tidak bisa lepas dari pengaruh media tersebut.
Media online telah menjadi salah satu sumber informasi utama dalam kehidupan modern. Dalam konteks ini, Islam sebagai agama yang signifikan dan umat Muslim sebagai kelompok yang besar sering kali menjadi sorotan dalam liputan media online. Belum pernah sebelumnya dalam sejarah ada yang bisa memberikan pendapatnya dalam bentuk ide dan menambahkan konten dakwah. Dakwah untuk banyak orang begitu cepat dan membingungkan, tetapi sekarang to the point itu bisa terjadi karena semua media dapat menjadi alat dakwah. Kode Etik disebut formulir donasi dari dakwah ke bentuk media bentuk etika dan moral. Tidak ada etika dan media moral yang solid dalam bentuk media massa Kerumunan tidak tahu cara menjelaskan arti kata "Melecehkan". Jadi hubungannya Khotbah media sosial bisa terjadi dalam simbiosis mutualisme. Hubungan ini kemudian dapat dibangun dukungan untuk implementasi keduanya.
Namun, representasi Islam dalam media online sering kali menjadi subjek perdebatan dan kontroversi. Hal tersebut pun menyebabkan adanya banyak tantangan dalam upaya menyampaikan suatu hal yang berkaitan dengan agama Islam. Contoh dari beberapa tantangan tersebut ialah masih nyaman dengan stigmatisasi,selalu sensasional, banyak melakukan propaganda, masih maraknya Islamphobia, dan lain-lain. Maka perlu adanya upaya yang cukup signifian agar semua yang terlanjur berstatement negatif bisa terbuka akan paham bahwa dakwah Islam tidaklah seperti yang orang-orang pikirkan.
PEMBAHASAN
Hambatan Penggunaan Media Online dalam Penyampaian Dakwah
Representasi Islam bagian dalam cara online menyenandungkan sumbangan penting bagian dalam menerimakan pengertian mengenai kepercayaan Islam menjelang massa yang lebih luas. Seiring pakai perputaran teknologi dan penembusan internet yang semakin tinggi, cara online taksiran berperan jalan masuk formal kurang famili Islam kepada berdakwah dan membaca permintaan kepercayaan menjelang audiens yang lebih luas. Namun, bagian dalam menjumpai sangkalan dan jalan bagian dalam membayangkan Islam, tersedia sejumlah sebelah yang mesti diperhatikan.
- Stereotipe dan prasangka negatif
Media online seringkali memperkuat pandangan negatif ini dengan informasi yang tidak bias dan pemberitaan yang bias. Representasi Islam yang tidak tepat dapat menyebabkan orang memiliki persepsi buruk tentang agama ini. Adapun dalam berdakwah di dunia maya, Islam sebagai agama yang peka terhadap segala perubahan dan segala keadaan harus mengevaluasi kerja “evangelisasi” yang dilakukan selama ini. Dakwah dalam arti luas (bukan sekedar ceramah atau ceramah) diperlukan untuk dapat menembus dunia online untuk menyebarkan benih-benih Al Islam. Salah satunya adalah stereotipe dan stereotipe seputar citra dunia muslim di Barat. Faktor-faktor lain berkontribusi pada ketakutan ini di masyarakat Barat, tetapi stereotip dan stereotipe yang lazim di media adalah yang paling penting.
- Penyebaran Informasi yang Salah
Perang informasi yang hampir tanpa henti di Internet dapat menempatkan posisi Islam dan Muslim dalam urutan positif atau negatif. Dengan Internet, Islam di mata dunia dapat memahami sebagai agama damai, agama kebajikan, tetapi mungkin juga perang dengan berbagai disinformasi dapat menyebabkan berubah pikiran. sangat jahat, kejam dan seperti agama, disusun dan disebarkan dengan paksa.
Peran teknologi komunikasi adalah untuk dapat menyebarkan ideologi sekaligus menjadi ideologi itu sendiri. Pendekatan konseptual yang digariskan oleh John C. Merril tentang perlunya kekuatan teknologi komunikasi juga ditentang oleh teknologi komunikasi. Di sinilah perang informasi dimulai. Siapapun pihak yang dominan, dialah yang berhak menjadi pemimpin pemikiran. Tidak dapat dipungkiri bahwa aksi protes muncul sebagai pesan yang dibingkai dalam protes yang sistematis dan berkonflik terhadap dominasi informasi. ingin menyudutkan Islam.
- Pemahaman yang Dangkal
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan segala sesuatu yang berhubungan dengan ibadah dan perbuatan yang dilakukan oleh pemeluknya selama hidup di dunia. Semua aspek kehidupan dipandu oleh aturan Islam dan semua Muslim harus mempelajari keseluruhan dan bukan bagiannya. Jika pembelajarannya tidak tuntas, tidak berasal dari seorang guru dengan makna yang jelas, maka seseorang akan mudah terpengaruh oleh agama. Sangat mudah bagi seseorang untuk terjebak dalam pengetahuan dan tren yang begitu banyak muncul di era globalisasi informasi ini dan akan berpikir bahwa pemahaman mereka paling sesuai dengan ajaran Islam. Banyaknya bibit-bibit perpecahan yang kerap terjadi disebabkan kurang jernihnya pikiran da ketenangan dalam menghadapinya. Masyarakat mudang termakan oleh provokasi-provokasi baik secara langsung maupun lewat sosial media sekalipun.
Peluang Penyampaian Dakwah dalam Media Online
- Jangkauan luas
Salah satu keunggulan utama media online adalah kemampuannya untuk menjangkau audiens yang sangat luas, baik secara geografis maupun lokal, latar belakang, dan demografis. Hal ini memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk menyampaikan pesan agama kepada orang-orang dari latar belakang dan budaya yang berbeda.
- Interaksi Aktif
Media online memungkinkan interaksi dua arah antara informan dan publik. Ini berarti umat Islam dapat berinteraksi langsung dengan audiens mereka, menjawab pertanyaan dan memperjelas pemahaman mereka tentang Islam. Hal ini memungkinkan dakwah yang lebih efektif dan dialog yang lebih konstruktif.
- Konten multimedia
Media online memungkinkan penggunaan berbagai format konten, seperti teks, gambar, audio, dan video. Hal ini memberikan peluang untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan dengan cara yang menarik dan variatif. Konten multimedia yang menarik dapat membantu menarik perhatian audiens yang lebih luas dan meningkatkan pemahaman mereka tentang Islam.
- Kolaborasi dan Jejaring
Media online memungkinkan umat Islam untuk berkolaborasi dan terhubung dengan orang-orang dengan minat dan tujuan yang sama. Hal ini memungkinkan pertukaran ide pendukung dan pengembangan inisiatif bersama untuk ekspresi yang lebih kuat dan lebih berdampak di media online. Melalui kerja sama dan jejaring, umat Islam dapat saling mendukung dan meningkatkan pengaruh mereka dengan menyampaikan pesan-pesan keagamaan secara lebih efektif.
- Peluang Menantang Cerita Negatif
Media online memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk menantang cerita negatif tentang agama mereka. Dengan menyajikan informasi yang akurat, mengenalkan sisi positif Islam, dan menawarkan sudut pandang yang berbeda, umat Islam dapat membantu mengatasi bias negatif yang mungkin ada dan meningkatkan pemahaman pengetahuan umum tentang Islam.
- Kreativitas dan Inovasi
Media online mendorong kreativitas dan inovasi dalam penyampaian pesan-pesan keagamaan. Umat Islam dapat menggunakan berbagai platform, seperti blog, podcast, video, jejaring sosial, dan platform streaming, untuk membuat konten yang menarik dan relevan bagi audiens target mereka. Dengan pendekatan yang kreatif dan inovatif, penggambaran Islam di media online bisa menjadi lebih menarik dan berdampak.
KESIMPULAN
Representasi Islam dalam media online memberikan tantangan dan peluang berdakwah. Beberapa hambatan yang dihadapi termasuk stereotipe dan prasangka negatif, penyebaran informasi yang salah, dan pemahaman yang dangkal tentang Islam. Namun, media online juga menyediakan peluang yang signifikan dalam menyampaikan pesan agama Islam. Peluang tersebut meliputi jangkauan luas, interaksi aktif dengan publik, penggunaan konten multimedia, kolaborasi dan jejaring, kemampuan untuk menantang cerita negatif, serta kreativitas dan inovasi dalam penyampaian dakwah.
Dalam media online, umat Islam dapat menjangkau audiens yang luas dengan latar belakang dan budaya yang berbeda. Mereka juga dapat berinteraksi langsung dengan audiens, memperjelas pemahaman tentang Islam, dan membangun dialog yang konstruktif. Konten multimedia yang menarik dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman tentang Islam dan menarik perhatian audiens yang lebih luas.