PENDAHULUAN
Pendidikan karakter adalah suatu bentuk kegiatan sosial yang dimana terdapat tindakan yang mendidik dan diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Selama yang kita tahu bahwa tujuan adanya Pendidikan karakter adalah untuk membentuk sikap dan perilaku bagi para didikan agar lebih baik dan memiliki tata krama bagi sesama orang di lingkungan sosial. Konsep-konsep perilaku yang berkarakter adalah dapat mengekspresikan berbagai atribut kepribadian yang berkebajikan, memiliki simpati dan empati yang bagus kepada sesama, keberanian, kesabaran, jujur, serta memiliki tanggung jawab terhadap amanah yang telah dipercayakan orang lain kepada dirinya.
Karakter juga berlaku bagi moral seseorang yang dipunya. Meskipun adanya perbedaan suatu budaya di berbagai macam daerah, akan tetapi karakter dapat menyatukan akan suatu perbadaan sesuai dengan kesepakatan yang telah dimusyawarahkan. Menurut seorang Psikolog Bernama Lawrence Pervin mendefinisikan karakter moral sebagai disposisi untuk mengekspresikan perilaku dalam pola fungsi yang konsisten di berbagai situasi. Â Dari ahli filsuf Marie I. George karakter moral yaitu jumlah dari kebiasaan dan watak seseorang.
Sejauh ini di Indonesia masalah pendidikan karakter menyangkut kepada pendidikan moral dan dalam pengaplikasiannya masih satu arah dengan pembelajaran dengan mata pelajaran lainnya seperti agama, kewarganegaraan, nilai nilai Pancasila, dan lain-lain. Dari berbagai hal tersebut disatukan dalam kurikulum, tetapi masih belum disajikan tanpa dinilai perkembangan materi tersebut. Dengan kata lain hal perkembangannya masih sebatas dijalani tetapi belum ada kroscek dari pembuat kurikulum. Dalam proses pendidikan di Indonesia yang berorientasi pada Pembentukan karakter individu belum dapat dikatakan tercapai karena dalam prosesnya pendidikan di Indonesia masih mengedepankan penilaian pencapaian individu dengan tolak ukur tertentu terutama logik-matematik sebagai ukuran utama yang menempatkan seseorang sebagai warga kelas satu atau dalam arti warga golongan atas.
Dalam rangka pembentukan karakter seorang pelajar terkhusus di sekolah dasar (SD) lembaga pendidikan semestinya menerapkan suatu budaya karakter di satuan pendidikan tersebut. Menerapkan budaya dan pembiasaan karakter agaknya sulit dilakukan, karena selain keteladanan dari seorang guru dan orang tua, masyarakat juga perlu melakukan pengawasan agar hal-hal yang semestinya tidak terjadi terminimalisir.
Tujuan dari studi kasus ini adalah agar dapat menambah informasi, wawasan, serta pengetahuan tentang betapa pentingnya pendidikan karakter perlu dimasifkan di lingkup satuan pendidikan yang pada kali ini terkhusus pada sekolah dasar (SD). Selain itu, penelitian bertujuan sebagai penyambung informasi di lingkungan sekolah, terutama di pendidikan tentang karakter dan moral pelajar. Â
METODE
Sutdi kasus ini menggunakan metode adalah studi literatur. Sumber sumber yang digunakan adalah jurnal para ahli, buku bacaan mengenai pendidikan, serta beberapa sumber yang berasal dari berita-berita di platform ternama.. Fokus penelitian dalam tulisan adalah menganalisis dan mencari solusi dari permasalahan pendidikan karakter sekolah dasar di Indonesia. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komponensial. Analisis deskriptif komponensial adalah analisis data dengan cara menguraikan sekaligus menganalisis data yang memiliki perbedaan atau kontras yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang terseleksi
HASIL DAN PEMBAHASAN
- Pendidikan Karakter dengan metode ekstrakurikuler
Pendidikan karakter bisa terbentuk dengan adanya ekstrakurikuler yang dapat mengampu topik tersebut. Selain dengan menampung bakat dan minat siswa masing-masing, ekstrakurikuler dapat membentuk atau meneladani karakter dalam diri siswa, karena setiap ekstrakurikuler mengajarkan perilaku baik terhadap siswa. Dalam kegiatan ekstrakurikuler pendidik setidaknya berupaya untuk mendidik siswa agar mempunyai kemampuan, keterampilan, serta kecerdasan.