Mendengar kata Konferensi Asia Afrika (KAA) membuat kita teringat kepada pertemuan luar biasa pada masa lampau yang pernah terjadi di Indonesia. Pada tanggal 18-24 April 1955 Konferensi Asia Afrika digelar di Kota Bandung, Jawa Barat. Diinisiasi oleh lima negara sponsor yang masing-masing mengirimkan perdana menterinya. Kelima negara tersebut diwakili oleh Ali Sastroamidjojo, Sir John Kotelawala (Ceylon, sekarang Sri Lanka), Muhammad Ali Borga (Pakistan), Jawaharlal Nehru (India), dan U Nu (Burma, sekarang Myanmar). Kemudian konferensi tersebut mengundang 24 negara lainya dari seluruh Asia-Afrika, sehingga pada perhelatannya Konferensi Asia-Afrika diikuti oleh 29 negara, dengan Indonesia sebagai tuan rumah.
Konferensi yang berlangsung kurang lebih satu minggu lamanya itu menghasilkan "Dasasila Bandung" atau dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan "The Bandung Spirit" yang kemudian diterjemahkan lagi ke dalam Bahasa Indonesia menjadi "Semangat Bandung" yang populer di kalangan masyarakat. Dinamakan demikian sebab prinsip-prinsip pokok tersebut berjumlah 10 dan lahir di Kota Bandung yang pada saat itu menjadi kota tempat dilaksanakannya Konferensi Asia Afrika.Â
"Semangat Bandung" ini berisi tentang prinsip-prinsip yang menjadi pokok dari perdamaian dunia. Di antaranya adalah prinsip kerjasama atau gotong royong, kesetaraan dan hidup berdampingan secara damai. Sejalan dengan itu pada tanggal 24 April 1980 Museum Konperensi Asia Afrika (MKAA) diresmikan, atau bertepatan dengan peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.Â
Museum Konperensi Asia Afrika (MKAA) bertujuan untuk mengabadikan peristiwa Konferensi Asia Afrika, sekaligus untuk mengabadikan dan merawat nilai "Semangat Bandung" di dalamnya. Museum Konperensi Asia Afrika (MKAA) terletak di Jalan Asia Afrika No. 65, atau tepat di sisi lain Gedung Merdeka yang dahulu menjadi salah satu tempat pelaksanaan Konferensi Asia Afrika. Museum Konperensi Asia Afrika (MKAA) menawarkan wisata masalalu yang menarik dan tidak membosankan. Pengunjung yang menyambangi museum didampingi oleh pemandu untuk berkeliling di Ruang Pameran Tetap (RPT).Â
Pemandu yang mendampingi pengunjung menjelaskan berbagai hal yang ada Ruang Pameran Tetap (RPT) mulai dari barang koleksi yang pernah digunakan waktu Konferensi Asia Afrika, diorama, panel yang berisi informasi sejarah seputaran Konferensi Asia Afrika, dan lain sebagainya. Hal ini membuat pengunjung lebih terarah dan teredukasi secara langsung. Sekaligus menghilangkan kesan membosankan yang biasanya lekat dengan museum pada umumnya.Â
Di salah satu sudut Ruang Pameran Tetap (RPT) terdapat "Dasasila Bandung" atau "The Bandung Spirit" atau "Semangat Bandung" yang ditulis dalam 29 bahasa berbeda. 29 bahasa yang berbeda itu menggambarkan 29 negara peserta Konferensi Asia Afrika yang memegang teguh pokok perdamaian tersebut.
Selain memiliki Ruang Pameran Tetap (RPT), Museum Konperensi Asia Afrika (MKAA) juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya seperti perpustakaan, ruang audio visual, dan lain sebagainya. Sudahkah anda berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika (MKAA) untuk turut merawat "Semangat Bandung"?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI