Mohon tunggu...
Nur MuhammadQurotul Ain
Nur MuhammadQurotul Ain Mohon Tunggu... Mahasiswa - College student

still grinding

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru dan Tantangan

9 Desember 2024   22:33 Diperbarui: 29 Desember 2024   13:24 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

                                                                                               GURU DAN TANTANGAN

            Sudah mengakar dan sulit untuk dilawan bahwa arti dari guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Tapi apakah pahlawan tanpa tanda jasi ini benar-benar tidak membutuhkan jasa? yang mana itu menurut saya pribadi mencoreng nama baik kita sebagai manusia yang tidak bisa lepas dari imbalan jasa.

            Jika kita membuka kembali pendapat 4 imam mazhab, beliau-beliau berbeda tentang jasa kepada guru, 2 diantaranya melarang pemberian jasa dan 2 sebaliknya. Tapi sebagai muslim apakah untuk berterima kasih kepada guru yang mana guru sudah memberikan cipta, rasa, karsa kepada generasi penerus kita, kita tidak memberikan apapun selain kata "terima kasih"?, arogan sekali menurut saya.

            Kita tarik lagi masalah guru ini kepada pemberi jasa kepadanya dan kita semua tahu itu, yap pembuat policy atau kebijakan. Pemerintah memeganng andil yang sangat sakral kalau bisa di ibaratkan, pemerintah merupakan laut dang angin yang akan mempengaruhi kapal beserta crew di dalamnya. Mereka membuat policy bagaimana sistem konpensasi bagi guru apakah sudah selaras bagi kepentingan guru dan bangsa kedepnya. Tentu saja jawabanya tidak. Guru bnayak yang mengabil mata pencarihan lain untuk pemenuhan kebutuhan dirinya bahkan keluarganya, mereka yang menarik kuda besi yang sering kita tahu, mereka yang harus diterkam harimau pinjaman dan bayak sekali contoh lainya. Kita bisa berterima kasih kepada pemerinta yang telah memberikan tunjangan agak lebih dan lebihnya itu menurut kaca mata perut mereka si pembuat policy dan tentu saja itu belum cukup layak unutk diterima guru. Tunjangan sertifikasi juga dijegal oleh jumlah yang terbatas, daftar antre, persaratan birokrasi yang rumit.

            Perbedaan kesempatan, itu merupakan harapan Presiden ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono dalam Podcast Gita Wirjawan kepada presiden terpilih agar bisa teratasi. Akhir kata, saya optimis kepada Pemerintah dan Generasi selanjutnya yang berkolaborasi bisa membawa Indonesia Emas 2045.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun