Mohon tunggu...
Aliesa Azahwa Faradilla
Aliesa Azahwa Faradilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Calon Istri Lee Jeno

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Inovasi Dakwah di Era Teknologi

3 November 2024   15:28 Diperbarui: 3 November 2024   15:36 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Penggunaan Teknologi dalam Dakwah

Pengertian teknologi dalam arti sempit mengacu pada objek benda yang digunakan untuk kemudahan aktivitas manusia, seperti mesin, perkakas atau perangkat keras. Akan tetapi seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, pengertian teknologi menjadi semakin meluas, sehingga saat ini teknologi merupakan konsep yang berkaitan dengan jenis penggunaan dan pengetahuan tentang alat dan keahlian, dan bagaimana ia dapat memberi pengaruh pada kemampuan manusia untuk mengendalikan dan mengubah sesuatu yang ada disekitarnya.

Dalam pengelolaan dakwah, teknologi mendukung supaya dakwah dapat dilaksanakan lebih efektif, dakwah tidak terbatasi oleh ruang dan waktu dan dapat diakses oleh semua orang dengan mudah. Pengelolaam dakwah saat ini harus bisa menyentuh lebih banyak dan lebih luas masyarakat. Dakwah saat ini tidak bisa dilakukan hanya dengan tatap muka. Dukungan teknologi dapat membantu penyebaran dakwah oleh para ulama ke semua lapisan masyarakat tanpa dibatasi ruang dan waktu.

Penggunaan teknologi dalam dakwah telah mengubah cara pesan agama Islam disebarkan, membuatnya lebih mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat dan menjangkau audiens yang lebih luas. Perkembangan teknologi memainkan peran yang sangat vital dalam penyebaran dakwah. Penyampaian dakwah melalui teknologi seperti radio dan televisi, jangkauan dakwah bisa menasional sampai ke pelosok-pelosok terpencil di nusantara, dan kita dapat saksikan banyak da`i dan mubaligh dengan beragam ciri dan keunikannya menyampaikan pesan-pesan islam melalui media ini. Dengan ditemukannya internet, dakwah dapat lebih meluas lagi melampaui batasan-batasan geografis. Inilah potensi yang luar biasa besar bagi penyebaran dakwah dan penanaman nilai-nilai al quran. Dalam sebuah kaidah disebutkan li al-wasa`il hukm al-maqasid (media sama kedudukannya dengan tujuan), jika tujuan dakwah itu wajib, maka keberadaan internet sebagai media penyampai pesan tersebut pun menjadi wajib. Dengan demikian berdakwah melalui internet dalam era sekarang ini pun menjadi sebuah keharusan. Berdakwah dengan internet dapat menggunakan berbagai jejaring social seperti chatting, yahoo messenger, blog, facebook, twitter dan sebagainya.

B. Dampak Penggunaan Teknologi dalam Dakwah

1. Dampak Sosial 

  • Teknologi membuka akses yang lebih luas ke sumber-sumber ilmu agama. Informasi keagamaan dapat diakses oleh masyarakat dari berbagai latar belakang, usia, dan lokasi, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil atau di negara dengan minoritas Muslim. Hal ini meningkatkan keterhubungan umat secara global dan memungkinkan mereka untuk memperdalam pemahaman agama tanpa batas geografis. 
  • Teknologi memungkinkan komunikasi lintas budaya dan negara, menciptakan jaringan yang lebih luas di antara umat Islam di seluruh dunia. Media sosial, webinar, dan grup diskusi online menjadi sarana bagi umat Islam dari berbagai belahan dunia untuk saling berinteraksi dan bertukar informasi tentang Islam. 
  • Media sosial memungkinkan siapapun untuk tampil sebagai dai atau tokoh agama, bahkan mereka yang mungkin belum memiliki pemahaman agama yang mendalam. Hal ini dapat menyebabkan munculnya "dai instan" atau influencer agama yang tidak selalu berkompeten.

2. Dampak Positif

  • Platform seperti YouTube dan podcast memungkinkan masyarakat mengakses ceramah dan kajian agama dari ulama dan ustaz terkenal dari seluruh dunia, yang sebelumnya mungkin sulit dijangkau.
  • Teknologi memungkinkan pesan dakwah menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam. Dengan bantuan media sosial dan platform digital, pesan Islam dapat disebarkan secara global dan diakses oleh berbagai lapisan masyarakat, lintas usia, budaya, dan bahkan bahasa. 
  • Platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube, yang banyak digunakan oleh generasi muda, menjadi saluran efektif untuk menyampaikan dakwah. Konten dakwah yang disajikan secara kreatif, seperti video pendek, infografis, atau animasi, menarik perhatian generasi muda yang cenderung mengonsumsi konten digital. 
  • Teknologi aplikasi menyediakan berbagai alat yang membantu umat Islam dalam menjalankan ibadah sehari-hari. Aplikasi Al-Quran digital, pengingat waktu shalat, arah kiblat, dan panduan doa harian sangat membantu umat untuk menjaga rutinitas ibadah mereka. 
  • Teknologi mempermudah penggalangan dana, zakat, infak, dan sedekah secara online. Umat dapat berdonasi atau membayar zakat melalui aplikasi atau platform crowdfunding yang tepercaya. Hal ini meningkatkan semangat berbagi dan memperkuat solidaritas di masyarakat.  

3. Dampak Negatif

  • Teknologi memungkinkan siapa saja untuk memproduksi dan membagikan konten agama tanpa pengawasan atau validasi dari otoritas yang berkompeten. Hal ini bisa menyebabkan penyebaran informasi agama yang tidak akurat, menyesatkan, atau bahkan bertentangan dengan ajaran Islam yang benar.
  • Platform media sosial memudahkan siapa saja untuk menjadi "dai" atau tokoh agama, termasuk mereka yang tidak memiliki dasar ilmu agama yang kuat. Ini memicu fenomena "dai instan" yang mungkin menyampaikan ajaran agama dengan dangkal atau bahkan keliru.
  • Salah satu dampak negatif yang serius adalah potensi radikalisasi melalui konten agama yang ekstrem di platform digital. Beberapa pihak dapat menggunakan media online untuk menyebarkan ideologi radikal atau ekstremis yang tidak sesuai dengan prinsip Islam yang damai.
  • Beberapa konten kreator atau "influencer agama" di media sosial memonetisasi konten dakwah, yang bisa membuat dakwah tampak seperti bisnis. Komersialisasi ini dapat mengaburkan niat utama dakwah, yakni untuk menyampaikan pesan agama dengan ikhlas dan tulus.
  • Ketergantungan pada teknologi dapat mengurangi kedekatan seseorang dengan komunitas nyata, seperti masjid atau kelompok pengajian. Ketergantungan ini bisa membuat seseorang cenderung mengisolasi diri dan mengandalkan konten online, daripada berinteraksi langsung dengan sesama umat Islam.

C. Integrasi Teknologi dengan Prinsip-Prinsip Filsafat Dakwah

1. Integrasi Teknologi

Integrasi teknologi dalam dakwah merupakan langkah strategis yang memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menyebarkan ajaran Islam secara lebih efektif. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana prinsip-prinsip filsafat dakwah dapat diintegrasikan dengan teknologi modern, terutama dalam era digital saat ini. Makalah ini akan membahas prinsip-prinsip filsafat dakwah, cara integrasi teknologi dalam dakwah, tantangan yang dihadapi, serta strategi untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam penyampaian pesan-pesan Islam.

2. Prinsip-Prinsip Filsafat Dakwah

a. Kebenaran

Kebenaran adalah fondasi utama dalam setiap aktivitas dakwah. Dalam konteks filsafat dakwah, kebenaran merujuk pada ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis. Setiap penyampaian pesan harus berlandaskan pada kebenaran ini agar tidak menyesatkan umat. Di era informasi saat ini, tantangan untuk menjaga kebenaran semakin besar dengan adanya berbagai sumber informasi yang tidak terverifikasi. Oleh karena itu, penting bagi para da'i untuk selalu merujuk pada sumber yang sahih dan terpercaya.

b. Keadilan

Keadilan adalah prinsip kedua dalam filsafat dakwah yang menuntut perlakuan setara bagi semua orang tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau etnis. Dalam konteks integrasi teknologi, keadilan berarti memastikan bahwa semua lapisan masyarakat memiliki akses yang sama terhadap informasi dakwah. Hal ini sangat penting mengingat tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap teknologi. Oleh karena itu, dakwah harus dilakukan melalui berbagai saluran untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

c. Kesejahteraan

Prinsip kesejahteraan dalam filsafat dakwah bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara keseluruhan---baik fisik maupun spiritual. Dalam konteks integrasi teknologi, kesejahteraan dapat dicapai melalui penyediaan informasi dan sumber daya yang membantu umat Islam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran agama. Misalnya, aplikasi mobile yang menyediakan panduan tentang ibadah atau kesehatan mental dapat berkontribusi pada kesejahteraan individu.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun