Mohon tunggu...
Aliesa Azahwa Faradilla
Aliesa Azahwa Faradilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Calon Istri Lee Jeno

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konteks Sosial dan Kultural

29 Oktober 2024   20:15 Diperbarui: 29 Oktober 2024   20:16 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/angel19990319/diy/

A. Pengertian Konteks Sosial dan Kultural

Konteks Sosial adalah keadaan, situasi, atau latar belakang yang mencakup hubungan-hubungan sosial, struktur masyarakat, norma-norma, serta interaksi antarindividu dalam masyarakat. Konteks ini berkaitan erat dengan sistem sosial yang ada, seperti kelas sosial, status, peran, dan struktur kekuasaan yang ada dalam suatu kelompok masyarakat.

Konteks Kultural adalah semua elemen budaya yang mempengaruhi pola pikir, kebiasaan, nilai, dan norma yang dianut oleh suatu masyarakat. Budaya mencakup bahasa, seni, adat istiadat, agama, dan warisan budaya lainnya. Konteks kultural ini terbentuk dari hasil interaksi antara berbagai individu dalam suatu komunitas yang dibentuk oleh sejarah dan tradisi yang berbeda.


B. Hubungan Konteks Sosial dan Kultural dalam Masyarakat

Konteks sosial memiliki peran penting dalam membentuk hubungan sosial dan pola interaksi dalam masyarakat. Faktor seperti keluarga, norma sosial, dan teknologi sangat memengaruhi bagaimana individu berinteraksi dan menyesuaikan diri dalam kehidupan sosial mereka. 

Dalam konteks keluarga, misalnya, kohesi dan konflik keluarga memengaruhi kemampuan remaja untuk mengatur emosi dan meningkatkan tanggung jawab sosial mereka. Ketika keluarga menunjukkan ikatan yang erat, remaja cenderung memiliki keterampilan regulasi emosi yang lebih baik dan berperilaku prososial. Sebaliknya, konflik dalam keluarga dapat menghambat kemampuan ini, memicu respons emosional negatif yang memperburuk hubungan sosial di luar keluarga.

Selain itu, hubungan sosial yang sehat dan rasa percaya dalam masyarakat membantu mengurangi risiko gangguan kecemasan dan meningkatkan penyesuaian individu di lingkungan sosial. Studi menunjukkan bahwa kemampuan individu untuk menghadapi tekanan atau situasi sosial sulit juga dipengaruhi oleh dukungan dari orang-orang terdekat.


C. Peran Konteks Sosial dan Kultural dalam Pembentukan Identitas dan Perilaku Individu

Konteks sosial dan kultural memiliki pengaruh signifikan dalam membentuk identitas dan perilaku individu. Identitas tidak hanya bersifat bawaan tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan budaya tempat seseorang tumbuh dan berkembang.

Identitas individu dan perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh konteks sosial dan kultural di mana mereka hidup. Melalui interaksi dengan orang lain, seseorang belajar tentang norma-norma, nilai-nilai, dan kebiasaan yang berlaku di masyarakatnya. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh seseorang sejak kecil akan membentuk cara pandangnya terhadap dunia dan juga cara ia bertindak dalam kehidupan sosial.

Perilaku sosial juga dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial seperti status ekonomi, kelas sosial, serta afiliasi kelompok tertentu. Misalnya, individu yang berasal dari kelas menengah mungkin memiliki akses terhadap pendidikan yang lebih baik, yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku sosial dan cara mereka berinteraksi dengan orang lain. Di sisi lain, individu dari kelompok yang kurang beruntung mungkin mengalami marginalisasi sosial yang membatasi akses mereka terhadap sumber daya sosial.


D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konteks Sosial dan Kultural

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi dinamika konteks sosial dan kultural di suatu masyarakat. Beberapa faktor tersebut antara lain:

1. Globalisasi

Globalisasi berdampak luas pada dinamika sosial dan kultural suatu masyarakat melalui teknologi, mobilitas global, kapitalisme, media, dan perubahan nilai sosial. Meskipun memberikan manfaat dalam bentuk inovasi dan keterbukaan, globalisasi juga memunculkan tantangan seperti hilangnya identitas lokal dan ketegangan budaya. Dengan memahami faktor-faktor ini, masyarakat dapat lebih siap menghadapi dan memanfaatkan dampak globalisasi secara efektif. 

2. Perubahan Teknologi

Perubahan teknologi mempengaruhi dinamika sosial dan kultural secara kompleks. Sementara teknologi mempercepat globalisasi dan inovasi, hal ini juga memunculkan tantangan, seperti kesenjangan digital, disrupsi budaya lokal, dan pergeseran nilai sosial. Dengan pemahaman yang tepat, masyarakat dapat mengantisipasi perubahan ini dan memastikan teknologi digunakan untuk memperkuat kohesi sosial serta nilai-nilai positif.

3. Mobilitas Sosial dan Urbanisasi

Mobilitas sosial dan urbanisasi memengaruhi dinamika sosial dan kultural dengan mengubah struktur masyarakat, nilai-nilai, dan pola interaksi. Meskipun membuka peluang ekonomi dan memperkaya budaya, proses ini juga memunculkan tantangan, seperti ketimpangan sosial, erosi budaya lokal, dan ketegangan antar kelompok. Pemahaman tentang faktor-faktor ini diperlukan untuk mengelola perubahan dan memastikan bahwa masyarakat dapat beradaptasi dengan baik dalam era mobilitas dan urbanisasi yang terus berkembang. 

4. Politik dan Kekuasaan

Politik dan kekuasaan memengaruhi dinamika sosial dan kultural dengan menetapkan norma dan regulasi, menyebarkan ideologi, dan mengatur keragaman budaya. Selain itu, perubahan politik, baik secara damai maupun melalui konflik, sering kali membawa pergeseran signifikan dalam nilai dan pola interaksi sosial. Dampak politik ini bisa bersifat positif, seperti mendorong kesetaraan, atau negatif, seperti memperkuat diskriminasi dan ketegangan sosial.


E. Dinamika Perubahan Konteks Sosial dan Kultural

Konteks sosial dan kultural tidak bersifat statis; mereka selalu mengalami perubahan seiring waktu. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti perkembangan ekonomi, perubahan demografis, dan pengaruh budaya asing. Proses perubahan ini disebut sebagai dinamika sosial dan kultural, di mana masyarakat mengalami transformasi dalam aspek-aspek sosial dan budaya.

Salah satu bentuk perubahan sosial yang signifikan adalah pergeseran nilai dan norma akibat modernisasi. Misalnya, di banyak masyarakat tradisional, peran gender sangat ditentukan oleh norma-norma kultural yang kaku. Namun, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan, banyak masyarakat yang mulai mengubah pandangan mereka terhadap peran gender dan pembagian tanggung jawab dalam rumah tangga maupun di tempat kerja.

Selain itu, asimilasi budaya juga terjadi ketika kelompok-kelompok dengan budaya berbeda saling berinteraksi dan akhirnya mengadopsi elemen budaya dari satu sama lain. Hal ini terutama terlihat di masyarakat multikultural di mana kelompok etnis dan budaya berbeda hidup berdampingan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun