A. Pengertian Etika Dakwah
Etika merupakan aspek internal yang melekat pada pribadi seseorang, yang memungkinkannya bertindak dengan benar. Secara khusus, etika berkaitan dengan perilaku yang benar dalam kehidupan bermasyarakat, sementara secara etimologis, etik berarti "orang-orang yang berbudi luhur" atau individu dengan karakter yang kuat dan perilaku yang sesuai. Perilaku ini membantu seseorang menjadi lebih bermanfaat dalam hidupnya.
Etika dakwah adalah prinsip-prinsip dan norma yang mengatur cara seorang pendakwah menyampaikan ajaran Islam dengan baik dan sesuai dengan syariat. Dakwah yang dilakukan tanpa memperhatikan etika berpotensi menimbulkan kesalahpahaman, perpecahan, atau bahkan penolakan terhadap ajaran Islam. Oleh karena itu, seorang dai harus memahami etika dakwah agar pesan dakwah dapat diterima dengan efektif dan mengundang kebaikan.
B. Macam-Macam Etika Dakwah
1. Etika Da'i
Etika dai adalah tata cara, adab, dan norma yang harus diperhatikan oleh seorang dai (pendakwah) dalam menyampaikan ajaran Islam. Etika ini meliputi bagaimana seorang dai menjaga niat, perilaku, cara berkomunikasi, serta interaksinya dengan orang-orang yang didakwahi (mad'u). Tujuannya adalah agar dakwah berjalan secara hikmah (bijaksana), diterima dengan baik, dan tidak menimbulkan konflik atau penolakan. Seorang dai tidak hanya dituntut untuk menyampaikan kebenaran, tetapi juga harus menjadi teladan yang baik dalam ucapan dan perbuatan.Â
Beberapa aspek penting dari etika seorang dai:
- Ikhlas dalam Berdakwah
- Memiliki Akhlak yang Mulia
- Menggunakan Bahasa yang Baik dan Lemah Lembut
- Menghindari Perdebatan yang Tidak Bermanfaat
- Memahami Kondisi dan Kebutuhan Mad'u
2. Etika Mad'u
Etika mad'u adalah adab, tata cara, atau sikap yang harus diperhatikan oleh orang yang menerima dakwah (mad'u) agar proses dakwah berjalan dengan baik dan efektif. Mad'u tidak hanya sekadar objek dakwah, tetapi juga memiliki peran penting dalam menciptakan suasana dialog yang konstruktif. Sikap positif dari mad'u membantu menerima dan memahami pesan dakwah dengan lebih baik, sekaligus menghindari kesalahpahaman atau konflik dengan dai (pendakwah).Â
Macam-Macam Etika Mad'u:
- Sikap Terbuka dan Mau Menerima Nasihat
- Sabar dan Tidak Cepat Tersinggung
- Tidak Berdebat dengan Cara yang BurukÂ
B. Macam-Macam Kode Etik Dakwah
1. Konsistensi Antara Ucapan dan Tindakan
Seorang da'i harus memastikan bahwa perkataan mereka sejalan dengan tindakan mereka. Apa yang mereka ajarkan kepada para mad'u juga harus mereka praktikkan sendiri.
2. Tidak Ada Toleransi dalam Hal Agama
Toleransi (tasamuh) memang dianjurkan dalam Islam, tetapi hanya dalam hal-hal tertentu yang tidak berkaitan dengan persoalan aqidah atau agama.
3. Tidak Menghina Sesembahan Non-Muslim
Etika ini bersumber dari QS. Al-An'am: 108, yang melarang umat Islam untuk menghina sesembahan selain Allah. Sebab, tindakan itu dapat menyebabkan mereka membalas dengan menghina Allah secara berlebihan tanpa dasar pengetahuan.
4. Tidak Melakukan Diskriminasi Sosial
Ini merujuk pada QS. Abasa: 1-2, di mana Nabi Muhammad menampakkan wajah masam dan berpaling ketika didatangi oleh seorang buta. Perilaku seperti ini dilarang, karena semua orang harus diperlakukan secara adil tanpa memandang status sosial atau fisik.
5. Tidak Memungut Imbalan dalam Berdakwah
Terdapat perbedaan pandangan mengenai apakah seorang da'i boleh menerima imbalan untuk dakwah. Mazhab Hanafi melarangnya secara mutlak, sedangkan Imam Malik, Imam Syafi'i, serta beberapa ulama lainnya memperbolehkan, baik dengan perjanjian maupun tidak, asalkan imbalan tersebut disepakati terlebih dahulu.
6. Tidak Berteman dengan Pelaku Maksiat
Berkawan dengan orang yang melakukan maksiat dikhawatirkan dapat menurunkan integritas seorang da'i dan seakan-akan memberi kesan bahwa perbuatan maksiat tersebut direstui oleh dakwah.
7. Tidak Menyampaikan Sesuatu yang Tidak Diketahui
Seorang da'i harus menghindari menyampaikan suatu hukum yang ia tidak ketahui. Menjawab pertanyaan umat tanpa dasar yang jelas dapat menyesatkan.
D. Implikasi Moral dan Etis Dalam Teori dan Praktik Dakwah
Istilah Moral berasal dari kata "Mos", yang berarti kebiasaan. Kata "Mores" yaitu kesusilaan, sehingga moral merupakan ajaran tentang baik, buruk yang diterima oleh umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan lain-lain; akhlak budi pekerti, dan susila.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa moralitas merupakan perbuatan yang dilihat baik dan buruknya tergantung kepada kesepakatan bersama dalans. Kehidupan dan menyelaraskan standar perilaku perbuatan dalam masyarakat tertentu dari suatu profesi tertentu. Sedangkan dakwah merupakan salah satu kegiatan yang bersifat mengajak orang lain atau sekelompok orang untuk berada di jalan yang benar, biasanya dakwah berupa penyampaian tentang ajaran-ajaran agama Islam yang ada dan bersumber pada salah satunya pada Al-Qur'an, hadist. Sehingga dapat disimpulkan Moralitas dalam dakwah adalah suatu perbuatan yang menyelaraskan standar perilaku perbuatan dalam masyarakat dengan cara memberikan informasi-informasi melalui dakwah supaya dalam kehidupannya dapat membedakan mana yang baik mana yang buruk sesuai ajaran agama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H