Mohon tunggu...
Aliem Bachrie
Aliem Bachrie Mohon Tunggu... -

saya seorang laki-laki anak terakhir dari delapan bersaudara..saat ini saya sedang bekerja sebagai tenaga konsultan pada program PAMSIMAS Sulteng di Kab. Tojo Una Una

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kematian......(Sebuah Renungan)

5 Maret 2012   04:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:29 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kematian selalu dan pasti akan diwarnai oleh kedukaan, kesedihan, ratapan serta disimboli dengan warna hitam. dari hal itu, sebenarnya apa yang tersembunyi dibaliknya? Banyaklah alasan yang sering diungkapkan dan terdengar dari mereka yang ditinggalkan. Kesedihan karena ditinggalkan oleh yang mati, merupakan sebuah penghormatan terakhir, pernyataan kesedihan dan masih banyak hal lainnya lagi.

Bila dipertanyakan kembali, kenapa harus disedihkan? kenapa harus diratapi? kenapa kita merasa kehilangan? kenapa? dan kenapa?...pada hal kita belum tahu apapun tentang kematian. apakah kematian itu menyakitkan bagi dirinya itupun belum dapat kita ketahui. menjadi hal aneh kan apabila kita meratapi sesuatu yang belum kita ketahui.

atau mungkin sebenarnya kita tidak menyedihkan orang yang mati, yang kita ratapi adalah diri kita sendiri. kita kehilangan tempat mengadu, kehilangan tempat bersandar, kehilangan teman, kehilangan istri dan anak serta yang lainnya. kalau memang itu yang kita rasakan berarti kita tidak menghargai orang yang mati tersebut, kita hanya mementingkan diri kita sendiri. kita inginkan orang tersebut ada selalu disamping kita, menemani kita, memabantu kita. Alangkah egoisnya diri kita terhadap orang yang mati tersebut, sampai kematiannya pun, tanpa sadar maupun sadar masih terlihat ke Egoisan kita...

Mudah-mudahan tulisan ini menjadi renungan kita semua....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun