Mohon tunggu...
Firman Alief
Firman Alief Mohon Tunggu... wiraswasta -

Jika saya bercerita sekarang Maka itu hanya akan membuat sebagian orang memaklumi saya Dan sebagian lagi akan tetap menyalahkan saya Tetapi itu juga akan membuat mereka memaklumi dunia yang seharusnya tidak dimaklumi. Dan tidak ada yang dapat menjamin apakah, semua dapat memetik hal yang baik dari kemakluman itu, atau hanya akan mengikuti keburukannya Maka saya lebih baik diam Jika saya bersuara sekarang Maka itu hanya akan membuat saya terlihat sedikit lebih baik Dan beberapa lainnya terlihat sedikit lebih buruk sebenarnya Maka lebih baik saya diam Jika saya berkata sekarang Maka akan hanya ada caci maki dari lidah ini Dan teriakan kasar tentang kemunafikan Serta cemoohan hina pada keadilan Maka saya lebih baik diam Saya hanya akan bercerita kepada Tuhan, Bersuara kepada yang berhak, Berkata kepada diri sendiri, Lalu diam kepada yang lainnya, Lalu biarkan seleksi Tuhan bekerja pada hati setiap orang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

2 DSD

27 Desember 2011   00:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:43 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sering mereka anggap kau pohon yang kuat tak sakit saat dahannya mereka kerat sampai bergetah apalah arti keratan kecil di pohon yang tangguh? Begitu pikir mereka selalu Sering pula mereka bersandar kepadanya kala lelah datang tiba-tiba. Sering pula mereka menangis dibawahnya dan merasakan betapa ujung-ujung dahannya menyatu memeluk mereka Mereka sering pergi meninggalkannya, bermain-main di pohon lain tapi ia tetap disana. Kukuh berdiri walau daunnya mengering dan rontok sehelai demi sehelai. Bila mereka kembali, daunnya berubah hijau segar Sering mereka berpikir dia akan jatuh, roboh menimpa mereka dan membuat mereka mati. Prasangka itu membuat mereka ingin pindah ke pohon lain. Ditengah ragu, ia menawarkan rumah di batangnya untuk mereka bersarang kala hujan deras.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun