Blackberry dengan jaringan CDMA memang sudah lama tersedia, banyak seri dari Blackberry yang mendukung tersebut. Namun, euforianya baru sekitar satu bulanan ini yang sangat terasa banget. Pada awalnya seri Blackberry yang mendukung jaringan CDMA justru sangat tidak populer sekali hingga harga jual dan purna jualnyapun dibawah yang menggunakan jaringan GSM. Maka tidaklah mengherankan jika misalnya Blackberry Tour atau Essex harganya jauh lebih murah daripada versi GSMnya, padahal dengan spesifikasi yang sama. Walaupun Blackberry sebenarnya lebih mementingkan layanan datanya, seperti push email, browsing, chatting, sampai streaming sehingga lebih stabil dan cepat jika menggunakan jaringan CDMA.
Apakah terlambat jika baru mulai bulan bulan ini Blackberry CDMA mulai marak kembali? Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Salah satu yang paling utama adalah membanjirnya produk Blackberry CDMA sehingga harganyapun mulai dianggap masuk akal bagi konsumen. Sebagai contoh adalah seri BB Curve 8530/Aries/Gemini CDMA yang "baru" sekarang dapat ditebus seharga 600 ribu rupiah, atau Curve 9330/Kepler CDMA "baru"nya sekarang 800 ribu rupiah. Dengan harga "baru" yang bagi sebagian orang sudah masuk akal begitu maka bisa dibayangkan berapa harga secondnya. Walaupun membutuhkan inject nomer CDMA namun itu bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan, karena sebagian sudah dijual dalam kondisi siap pakai. Seandainyapun belum, maka cukup dengan 15 ribu di Graha SmartFren misalnya maka Blackberry tersebut sudah siap kita gunakan untuk BBMan dan Fesbukan. :D
Sebenarnya banyak seri lainnya, misalnya seri Blackberry Style/9670 namun 2 seri tadilah yang kenyataannya saya jumpai dipasar paling banyak peminatnya. Kata "baru" saya beri tanda kutip karena itu cuma kata yang biasa digunakan "penjual" kepada konsumennya. Kata "baru" itu berarti:
1. "Baru" dalam artian rekondisi, yaitu komponen bagian dalam/hardware merupakan komponen second yang kemudian dibuat sedemikian rupa, misal diganti casing dan kelengkapannya sehingga menjadi seperti "baru"
2. "Baru" dalam artian yang sebenarnya, akan tetapi itu merupakan produk Black Market. Cuma dalah hati saya meragukan, masih diproduksi dan masih adakah produk tersebut di luar negeri dan stocknya masih sedemikian banyak hingga kemudian dibawa masuk ke Indonesia
3. "Baru" dalam artian produk BM yang second kemudian dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai baru. Halah.....
Banyak cara untuk membedakan ketiganya, karena dilihat dari sektor luarnya saja akan sangat berbeda kualitas casing dan kelengkapan yang original ataupun KW 1 sampai KW "sewidak rolas". walaupun bagi sebagian konsumen akan susah membedakannya, tapi bagi para penjual henpun dari jarak 3 meterpun hal itu sudah kelihatan. ( :DÂ ) Belum lagi pengecekan yang mudah dari sisi softwarenya,yaitu dari penggunaan Data Usage maupun Voice Usage. Jika demikian, maka kualitas maupun purna jualnya janganlah disamakan dengan produk keluaran garansi resmi atau dari segi harganya jangan berharap garansi yang panjang,cukup seminggu atau satu bulan.
Begitulah kondisi pasar sebenarnya, akan banyak perdebatan ataupun "ikhtilaf" jika dipandang dari sisi legal dan illegalnya produk yang dipasarkan tersebut, atau seperti biasa, bisa dicari pembenarannya. Atau jika dari sisi merugikan atau tidaknya itu sangat tergantung kepada konsumen dan kelegaan hati penjualnya untuk memberikan penjelasan karena hal itu sudah masuk pada nilai moral dan mata pencaharian.
Diniatkan masih bersambung.........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H