Malang, 6 Desember 2024 -- Sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) yang tergabung dalam program asistensi mengajar melakukan inovasi pembelajaran di SMA Panjura, Malang. Dalam rangka meningkatkan minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Geografi, mereka mengimplementasikan media interaktif  Kahoot  berbasis  Problem-Based Learning (PBL) dan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Â
Salah satu penggerak utama kegiatan ini adalah Alief Dean Ramadhan, mahasiswa program studi Pendidikan Geografi UM. Dengan semangat dan kreativitasnya, Alief memimpin tim dalam merancang dan menerapkan pembelajaran berbasis teknologi untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam memahami konsep-konsep geografi. Â
Alief dan timnya merancang pembelajaran berbasis PBL, yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Dalam setiap pertemuan, siswa diberikan studi kasus terkait fenomena geografis, seperti perubahan iklim atau bencana alam. Setelah mendiskusikan solusi atas masalah tersebut, siswa berpartisipasi dalam kuis Kahoot untuk memperkuat pemahaman dan mengevaluasi hasil diskusi. Â "Kahoot kami pilih karena dapat menciptakan suasana belajar yang kompetitif sekaligus menyenangkan. Kami ingin siswa memahami bahwa geografi bukan hanya teori, tetapi juga ilmu yang relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari," ujar Alief Dean Ramadhan. Â Melalui pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam tiga siklus, terlihat peningkatan signifikan pada minat belajar siswa. Berdasarkan observasi dan wawancara, siswa merasa lebih termotivasi karena metode ini menggabungkan unsur teknologi, permainan, dan pembelajaran kolaboratif. Â "Sebelumnya, siswa cenderung pasif dalam pembelajaran Geografi. Namun, dengan adanya Kahoot dan pendekatan berbasis masalah, mereka lebih antusias dan aktif berpartisipasi," ungkap, Ibu Yuyun Kepala Sekolah di SMA Panjura. Â Salah satu siswa kelas X, Maharani, mengungkapkan kegembiraannya dengan metode ini. "Biasanya belajar Geografi itu membosankan, tapi dengan Kahoot, saya jadi lebih semangat karena belajarnya seperti main game," katanya. Â Alief dan tim mahasiswa UM berharap penggunaan media interaktif seperti Kahoot dapat diadopsi lebih luas oleh guru-guru di SMA Panjura. Mereka juga merekomendasikan agar metode berbasis PBL diterapkan untuk mata pelajaran lainnya, karena mampu melatih keterampilan berpikir kritis siswa. Â
"Kami percaya bahwa perpaduan teknologi dan metode pembelajaran yang tepat dapat memberikan dampak positif bagi siswa. Inisiatif ini juga menjadi pengalaman berharga bagi kami sebagai calon pendidik," tambah Alief Dean Ramadhan. Â
Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran di SMA Panjura, tetapi juga membuktikan bahwa kolaborasi mahasiswa, guru, dan teknologi dapat menghadirkan pembelajaran yang lebih menarik dan efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H