Mohon tunggu...
Alief Sutantohadi
Alief Sutantohadi Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

Mendedikasikan dan berminat terhadap dunia pendidikan dan humaniora

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menemukan Cetak Biru Tut Wuri Handayani dalam Merdeka Belajar

1 Mei 2023   20:36 Diperbarui: 1 Mei 2023   21:36 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tanggal 2 Mei bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional/Hardiknas. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959. Melansir laman Kemendikbud, tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan hari kelahiran pelopor pendidikan bangsa Indonesia di era kolonialisme, Ki Hajar Dewantara yang lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta, dengan nama R.M. Suwardi Suryadingrat. 

Teringat akan Bapak Pendidikan Nasional, teringat pula kita semboyan pendidikan "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani". Salah satu penggalan terakhir semboyan itu, "Tut Wuri Handayani", digunakan dalam logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pernahkah kita penasaran kenapa Tut Wuri Handayani yang dipilih, kenapa bukan Ing Ngarsa Sung Tuladha, atau Ing Madya Mangun Karsa ?

Nampaknya hal tersebut hanyalah pertanyaan sederhana yang mungkin justru akan menjadi topik diskusi hangat bagi para praktisi pendidikan/akademisi. Tentu sebelum berdiskusi tentang hal itu ada baiknya kita sedikit tahu makna utuh dari semboyan tersebut. Semboyan yang di ambil dari bahasa Jawa itu dapat diartikan sebagai berikut; Ing ngarsa sung tuladha, artinya ketika di depan kita harus memberi contoh atau suri teladan bagi mereka yang berada di tengah dan belakang. Ing madya mangun karsa, artinya ketika di tengah kita harus bisa memberikan semangat untuk kemajuan.Tut wuri handayani, artinya ketika di belakang kita harus mampu memberikan dorongan. Nah sekarang, silakan mulai berdiskusi dengan rekan sejawat khususnya para pendidik terkait pertanyaan saya pada alinea sebelumnya.

Selanjutnya ijinkan saya mencoba meneruskan rasa ingin tahu tentang konsep Tut Wuri Handayani. Mengutip informasi di laman Kemendikbud, semboyan "Tut Wuri Handayani" mengandung pesan agar setiap pendidik tidak memaksakan kehendak kepada anak didiknya. Maksudnya bahwaPendidik mengikuti dari belakang dengan mempengaruhi, namun tidak berusaha menarik anak didik dari depan. Anak-anak yang masih belajar sebaiknya dibiarkan mencari jalannya sendiri.

Sampai disini nampaknya kita menangkap kesamaan pesan yang dicanangkan Ki Hajar Dewantara lebih satu abad silam dengan konsep Merdeka Belajar yang saat ini tengah digencarkan Kementerian Pendidikan. Merdeka belajar yaitu salah satu upaya kemerdekaan dalam berpikir dan berekspresi. Pada dasarnya program merdeka belajar ini memiliki tujuan untuk memerdekakan guru dan siswa. Maka dalam konteks inilah yang saya tangkap sejalan dengan cetak biru (blue print) semangat Ki Hajar Dewantara yaitu memerdekakan manusia khususnya dalam hal pendidikan dan belajar.

Pertanyaan penutup untuk bahan renungan kita bersama, sudahkah pada saat ini para Pendidik dan Siswa mendapati kemerdekaan dalam bidang pendidikan?  Ataukah jangan-jangan masih ada belenggu atau bentuk-bentuk penjajahan yang merongrong dan menghambat terwujudnya cita-cita kemerdekaan belajar? 

* Alief Sutantohadi, Ketua Senat Politeknik Negeri Madiun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun