Mohon tunggu...
Alief AuliaRamadana
Alief AuliaRamadana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tebarlah kebaikan dimanapun, dengan siapapun, dan kapanpun karena pada hakikatnya manusia tidak akan tahu kapan ia akan menerima kebaikan yang ia tanam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengantar Filsafat Dakwah dan Keilmuan Dakwah

25 September 2024   00:05 Diperbarui: 25 September 2024   00:05 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Alief Aulia Ramadana 11230530000121
Dakwah adalah bagian penting dalam Islam yang melibatkan penyampaian ajaran agama kepada masyarakat. Namun, dalam melaksanakan dakwah, seorang da'i tidak hanya perlu keterampilan berbicara, tetapi juga harus memiliki pemahaman mendalam tentang agama dan filosofi yang mendasari misi dakwah itu sendiri. Filsafat dakwah membantu menjelaskan tujuan dan cara dakwah yang benar, sementara keilmuan dakwah memberikan landasan ilmiah yang mendukung aktivitas tersebut.
1. Apa Itu Filsafat Dakwah?
Secara sederhana, filsafat dakwah adalah upaya untuk memahami dasar-dasar pemikiran yang melandasi kegiatan dakwah. Filsafat adalah ilmu yang mengajarkan kita untuk berpikir mendalam dan kritis tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk tentang agama dan bagaimana cara terbaik untuk menyebarkannya.
Dalam dakwah, filsafat membantu menjawab pertanyaan penting seperti: Apa sebenarnya tujuan dakwah? Bagaimana cara menyampaikan dakwah yang tepat tanpa menyimpang dari ajaran Islam? Apa peran da'i dalam memimpin dan membimbing umat? Filsafat dakwah memberi pemahaman tentang hal-hal ini, sehingga dakwah bisa berjalan dengan baik dan sesuai tujuan.
filsafat dakwah juga mengkaji etika dalam dakwah. Bagaimana seorang da'i seharusnya bersikap dalam menyampaikan pesan, baik dalam berhubungan dengan sesama umat Islam maupun dalam berinteraksi dengan non-Muslim. Dalam konteks ini, filsafat dakwah mendorong da'i untuk berdakwah dengan sikap yang penuh kasih sayang, rendah hati, dan tidak memaksakan keyakinan, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Filsafat dakwah juga berperan dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk menghadapi tantangan dakwah di zaman modern. Misalnya, bagaimana dakwah bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, media sosial, dan globalisasi tanpa mengorbankan nilai-nilai Islam. Dalam konteks masyarakat yang pluralistik, filsafat dakwah juga mengarahkan bagaimana dakwah bisa dijalankan dengan tetap menghormati perbedaan

keyakinan dan budaya, sehingga tidak menimbulkan ketegangan sosial, namun tetap berdiri di atas prinsip-prinsip keadilan dan kebenaran.
Dengan pemikiran filosofis yang mendalam, dakwah bukan hanya soal menyampaikan informasi agama, tetapi juga proses berpikir kritis dan reflektif tentang kondisi umat, tantangan-tantangan zaman, dan bagaimana Islam dapat menjawab kebutuhan spiritual dan sosial masyarakat saat ini. Filsafat dakwah memberi pemahaman tentang hal-hal ini, sehingga dakwah bisa berjalan dengan baik, terarah, dan sesuai tujuan yang diinginkan Allah SWT.
2. Tujuan Filsafat Dakwah
Filsafat dakwah memiliki beberapa tujuan utama:
Memastikan arah dakwah jelas: Filsafat dakwah membantu da'i memahami bahwa dakwah bukan hanya menyampaikan ceramah, tetapi juga mengajak orang untuk mengenal dan mengikuti kebenaran Islam.
Menyusun cara berdakwah yang efektif: Melalui filsafat, kita bisa memahami metode dakwah yang sesuai dengan kondisi zaman dan masyarakat.
Memahami manusia dan masyarakat: Dengan filsafat dakwah, seorang da'i dapat lebih memahami sifat dasar manusia, sehingga pesan dakwah bisa disampaikan dengan cara yang lebih efektif dan diterima dengan baik oleh masyarakat.
3. Apa Itu Keilmuan Dakwah?
Keilmuan dakwah adalah pengetahuan yang mendasari aktivitas dakwah, baik dari segi agama maupun ilmu sosial. Seorang da'i tidak hanya harus memahami agama dengan baik, tetapi juga harus mengerti cara berkomunikasi yang baik dan memahami masyarakat di mana dia berdakwah.
Keilmuan dakwah terdiri dari dua aspek utama:
Ilmu agama: Seorang da'i harus menguasai pengetahuan mendalam tentang ajaran- ajaran Islam, seperti Al-Quran, hadits, fiqih, dan akhlak, agar mampu menyampaikan dakwah yang benar dan bermakna.

Ilmu sosial dan komunikasi: Dakwah adalah kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi da'i untuk mengerti ilmu komunikasi, psikologi, dan sosiologi agar mampu menyampaikan pesan dakwah dengan cara yang mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat.
4. Mengapa Filsafat dan Keilmuan Penting dalam Dakwah?
Di zaman modern ini, dengan kemajuan teknologi informasi yang pesat, filsafat dan keilmuan menjadi sangat penting dalam dakwah. Akses informasi semakin luas, tetapi juga ada banyak tantangan dan gangguan yang bisa membuat orang salah paham tentang Islam. Filsafat dakwah membantu da'i menemukan cara yang tepat untuk menyampaikan pesan, sementara keilmuan dakwah memastikan bahwa apa yang disampaikan memiliki dasar ilmiah yang kuat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Filsafat dakwah berperan untuk memberikan landasan pemikiran yang kokoh dan terarah bagi seorang da'i. Ini membantu dalam menyusun strategi dakwah yang didasarkan pada logika, pemahaman mendalam, dan hikmah, sehingga dakwah tidak hanya sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga menyentuh hati dan pikiran audiens. Filsafat mengajarkan da'i untuk berpikir kritis dan sistematis dalam memahami kondisi sosial, budaya, serta psikologis audiens yang mereka hadapi. Ini penting karena dakwah yang efektif adalah dakwah yang mampu menjawab tantangan-tantangan zaman, termasuk dinamika masyarakat modern yang semakin plural dan kritis.
Keilmuan dakwah juga tak kalah penting karena melalui pendekatan ilmiah, dakwah dapat dilakukan secara lebih terstruktur dan terukur. Pengetahuan tentang berbagai disiplin ilmu seperti komunikasi, psikologi, sosiologi, serta teknologi informasi memungkinkan seorang da'i menyampaikan pesan dengan cara yang lebih mudah dipahami, diterima, dan diinternalisasi oleh masyarakat. Keilmuan juga membantu da'i memahami isu-isu kontemporer, seperti perubahan sosial, lingkungan politik, hingga perkembangan teknologi yang berdampak pada kehidupan umat. Hal ini penting untuk memastikan bahwa dakwah yang disampaikan selalu kontekstual, berhubungan langsung dengan realitas yang dihadapi umat sehari-hari.
Dengan filsafat, da'i dapat memastikan bahwa misi dakwah mereka sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan spiritual Islam, seperti keadilan, kasih sayang, dan kebijaksanaan.

Sementara keilmuan membantu da'i merumuskan metode dakwah yang relevan dan efektif, misalnya dengan memanfaatkan media digital, memahami psikologi audiens, atau menyusun argumen yang logis dan bisa dipertanggungjawabkan.
Selain itu, filsafat dan keilmuan memungkinkan da'i untuk melakukan refleksi mendalam tentang peran mereka dalam dakwah. Filsafat mendorong da'i untuk mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti: Apa tujuan akhir dari dakwah? Bagaimana cara terbaik untuk menyebarkan kebenaran tanpa memaksakan keyakinan kepada orang lain? Apa tanggung jawab moral seorang da'i terhadap audiensnya? Pertanyaan- pertanyaan ini penting untuk memastikan bahwa dakwah tidak hanya bersifat formal atau mekanis, tetapi juga berakar kuat pada nilai-nilai etika dan spiritual Islam.
Sementara itu, keilmuan membantu da'i untuk terus memperbarui pengetahuan mereka dan mengikuti perkembangan zaman. Dalam dunia yang semakin kompleks, da'i tidak bisa hanya mengandalkan pengetahuan agama tradisional, tetapi juga harus menguasai pengetahuan kontemporer agar pesan dakwah tetap relevan. Misalnya, memahami teknologi media sosial, dinamika globalisasi, serta isu-isu lingkungan dan keadilan sosial akan membantu da'i menyampaikan pesan yang lebih kontekstual dan menyentuh kebutuhan nyata masyarakat.
Dengan perpaduan antara filsafat dan keilmuan dakwah, seorang da'i dapat menghadapi tantangan dakwah di era modern dengan lebih bijak, kritis, dan berwawasan luas. Mereka bisa menjadi agen perubahan yang tidak hanya menyebarkan ajaran Islam, tetapi juga mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, sehingga dakwah yang dilakukan bukan hanya bersifat formalistik, melainkan mampu membawa dampak positif bagi transformasi sosial yang lebih luas.
5. Tantangan dalam Filsafat dan Keilmuan Dakwah
1. Perkembangan Teknologi dan Media Digital: Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, terutama media sosial dan platform digital, dakwah menghadapi tantangan besar dalam menjaga kualitas pesan yang disampaikan. Teknologi memang membuka peluang baru dalam menyebarkan ajaran Islam ke audiens yang lebih luas, namun pada saat yang sama, ada risiko penyebaran informasi yang tidak akurat atau terdistorsi. Para da'i harus beradaptasi dengan teknologi ini,

memanfaatkan media digital dengan bijak, dan memastikan bahwa pesan dakwah
tetap sesuai dengan nilai-nilai Islam.
2. Polarisasi Sosial dan Politik: Di banyak negara, termasuk di dunia Muslim, ada
polarisasi yang kuat dalam bidang sosial dan politik. Perbedaan pandangan politik atau ideologi sering kali memengaruhi persepsi terhadap dakwah, dan ini dapat membuat sebagian kelompok sulit menerima pesan dakwah. Da'i harus mampu memahami dinamika ini dan menyampaikan pesan dengan cara yang bisa merangkul berbagai pihak tanpa terjebak dalam pertikaian politik yang memecah belah.
3. Krisis Identitas di Kalangan Generasi Muda: Generasi muda Muslim sering kali mengalami krisis identitas akibat pengaruh budaya global, modernisasi, dan sekularisasi. Mereka mungkin merasa terjebak di antara dua dunia: nilai-nilai tradisional Islam dan gaya hidup modern yang sering bertentangan dengan ajaran agama. Dalam menghadapi tantangan ini, da'i perlu mampu menyampaikan dakwah yang relevan dan mudah dipahami oleh generasi muda, tanpa mengurangi esensi ajaran Islam.
4. Tantangan Multikulturalisme dan Toleransi: Dalam konteks globalisasi, masyarakat menjadi semakin beragam secara budaya, agama, dan keyakinan. Para da'i perlu mengembangkan pendekatan dakwah yang menghargai keragaman ini, namun tetap berpegang pada prinsip-prinsip Islam. Menyeimbangkan ajakan menuju kebenaran Islam dengan semangat toleransi dan menghormati perbedaan adalah tantangan tersendiri bagi da'i di era modern.
5. Tantangan Dalam Internal Umat Islam Sendiri: Di dalam komunitas Muslim sendiri, seringkali ada perbedaan pandangan dalam masalah keagamaan, baik itu perbedaan mazhab, tafsir, ataupun praktik keagamaan. Para da'i harus berhati-hati agar dakwah yang disampaikan tidak memperuncing perbedaan tersebut, tetapi sebaliknya, berupaya menyatukan umat dalam semangat persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyah).
6. Kehilangan Kepercayaan Masyarakat terhadap Otoritas Keagamaan: Ada kecenderungan di beberapa tempat bahwa masyarakat, terutama kaum muda, mulai meragukan otoritas keagamaan tradisional. Fenomena ini bisa dipicu oleh berbagai faktor, seperti skandal keagamaan, korupsi, atau kurang relevannya tokoh agama dalam kehidupan sehari-hari. Para da'i harus bisa merebut kembali kepercayaan ini dengan menunjukkan integritas, ketulusan, dan relevansi pesan yang disampaikan.

7. Penyempitan Ruang Dakwah di Negara-Negara Tertentu: Di beberapa negara, kebebasan beragama dan berpendapat semakin dibatasi, terutama untuk kegiatan dakwah yang dipandang sebagai ancaman terhadap stabilitas sosial atau politik. Da'i dihadapkan pada tantangan untuk tetap menyampaikan dakwah secara bijaksana, menghindari konflik dengan hukum yang berlaku, namun tetap menjalankan kewajiban dakwah sesuai ajaran Islam.
Kesimpulan
Filsafat dakwah dan keilmuan dakwah adalah dua hal yang saling melengkapi dalam menjalankan aktivitas dakwah. Filsafat memberikan landasan pemikiran yang jelas tentang bagaimana dakwah seharusnya dilakukan, sementara keilmuan dakwah memberikan pengetahuan praktis yang membantu da'i menyampaikan pesan dengan cara yang tepat dan relevan. Di era modern ini, integrasi antara filsafat dan keilmuan sangat diperlukan agar dakwah tetap efektif dan sejalan dengan ajaran Islam.
Referensi
https://nurrohmanbpi.wordpress.com/
https://www.academia.edu/1477030/Pendekatan_Filsafat_terhadap_Dakwah
Pengantar filsafat dakwah: Pendekatan baru. Penerbit Simbiosa.
Raden Intan Repository. Filsafat dakwah.
UIN Jakarta Repository. Filsafat dakwah.
IAIN Kudus Repository. Filsafat dakwah.
UIN SMH Banten Institutional Repository. Ilmu dan filsafat dakwah.
Bahri Ghazali, Filsafat Dakwah, Bandar Lampung:Harakindo Publishing,2017 Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia Pustaka, 2002
Mustofa A, Filsafat Islam, Bandung:Pustaka Setia, 1997

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun