Kemarin sempet kaget juga denger berita kurang mutu kayak gini, judulnya jokowi disadap. Ini beneran atau settingan ya?, kalau beneran ngapain gag di laporin saja sama polisi?, kalau masih gag percaya polisi, kenapa ndak dilaporin aja ke dewan keamanan PBB?
Fakta menarik disini adalah jokowi sudah tau siapa penyadapnya. Kenapa ndak lapor polisi? Kalau gag percaya polisi, kenapa gag dilaporin aja ke pendukung jokowi yangkatanya militan, ini tentu proyek yang bagus untuk unjuk gigi para jokowi lovers, kalau anda yang mengaku jokowi lovers bilang kalau jokowi lovers cinta damai, kenapa gag lapor polisi? Bingung kan kalian semua???, kalau ada istilah hilang ayam lapor polisi jadi hilang sapi, kenapa jokowi lovers gag saweran aja unntuk beli sapi?, (meminjam istilah gus dur) gitu aja kok repot. Kalau para jokowi lovers mengelak lagi dengan alasan jokowi tidak ingin memperkeruh suasana, kenapa jokowi membiarkan isu ini menjadi konsumsi publik?
Yang lebih lucu lagi ketika Tjahyo Kumolo (sekjen PDIP) mengakui kalau selama ini dia dan megawati seringkali di buntuti. Lebih konyl lagi ini terjadi di bandara. Dan juga mereka sudah tau siapa orangnya. Kok ndak di tangkap terus di interogasi?, terus kenapa diem? Sok sabar? Atau memang pria berambut cepak itu temen sendiri?. Lebih lagi penuturan pak sekjen ini mengarah kepada unsur pertahanan negara, TNI. Padahal yang berambut cepak tak hanya TNI atau intelejen lho, kakak saya yang seorang montir, juga berambut cepak, jangan2 itu kakak saya yang memang sengaja di undang TJahyo Kumolo untuk benerin mobilnya. hahahahahahahahahaha
Yang jadi pertanyaan orang banyak, mengapa isu ini yang sudah ketahuan pada desember 2013 baru di hembuskan sekarang 48 hari menjelang pilkada? , apa manfaat isu ini bagi PDIP dan jokowi jika tanpa ada penyelesaian? Padahal bukti sudah ada di tangan, dan juga jokowi tahu yang nyadap itu siapa. Tentu anda semua sudah bisa menebak, SIMPATI. Seperti tahun 2004 dulu waktu bapak SBY mencalonkan diri jadi presiden, semua dukungan ke megawati menjadi berbalik arah ketika SBY mencalonkan diri menjadi presiden, terlepas kualitas SBY lebih unggul daripada megawati. Akankah ini berulang kembali pada tahun 2014 ini?
Sebagai orang awam saya turut berbela sungkawa terhadap jokowi jika memang bener-bener disadap, karena memang itu sangat menyakitkan. Karena itu mencangkup hak-hak pribadi kita (contohnya disadap ketika kita berihubungan intim dengan pasangan kita, hehehehe), tapi jikalau itu settingan belaka, saya kutuk engkau jadi batu, hahahahahahahaha (kayak malin kundang aja).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H