Mohon tunggu...
Alieph Moeljono
Alieph Moeljono Mohon Tunggu... wiraswasta -

relatif menjadi motto hidup... merasa santai, tanpa mengurangi warna-warni hidup justru akan lebih berwarna.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrat 2 Kali di Dzolimi

23 Februari 2014   00:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:34 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mengenai apa yang kita semua tahu dalam panggung politik negeri ini tentang penyadapan yang menimpa jokowi, saya punya penilaian tersendiri tentang hal ini. Tentu saja saya sebagai orang awam yang mencoba menerka apa yang sebetulnya terjadi dalam dunia politik di negeri ini. Sebelumnya kita semua tahu fakta mengenai penyadapan yang menimpa Jokowi, yang pertama tentu saja pernyataan kepala biron luar negeri pemda DKI yang menyatakan bahwa jokowi sebetulnya telah mengetahui siapa uyang menyadapnya, kedua alat penyadapnya sudah ada di tangan sebagai barang bukti, ketiga penyadapan telah diketahui pada desember tahun lalu.

Kita lihat lagi pernyataan yang dilontarkan oleh Sekjen PDIP yang dalam pernyataannya mengaitkan penyadapan dengan institusi tertentu di pemerintahan. Hal ini secara langsung menuduh pemeritah yang saat ini berkuasa yang mayoritas dari partai demokrat telah melakukan penyadapan ke jokowi. Ini sebuah penghinaan kepada alat negara, yang notabene tidak sembarangan melakukan penyadapan dan tentu memiliki prosedur yang harus di lakukan seandainya memang melakukan penyadapan. Dan tentu saja kita tahu, alat negara tak mungkin melakukan penyadapandengan cara yangg sangat bodoh, yaitu dengan membeli alat penyadap (tranponder atau apalah itu namanya) murahan. Semiskin-miskinnya KPK mereka menyadap percakapan melalui telepon. Bukan langsung menyadap dengan alat murahan yang bisa di beli di pasar glodok.

mungkin para jokowi lovers bisa memaklumi ketika jokowi lovers tidak ingin memperkaran hal ini. Tapi yang di rugikan dalam hal ini bukan hanya jokowi dan PDIP saja. Tapi juga partai yang saat ini berkuasa yaitu Demokrat, terbukti dengan adanya 2 kader demokrat yaitu ruhut sitompul dan ramadhan pohan yang tuurut berbicara mengenai penyadapan jokowi. Kalau komentar ruhut menyatakan bahwa penyadapan adalah ulah PDIP sendiri, beda dengan ramadhan pohan, yang menantang PDIP untuk melaporkannya ke pihak yang berwajib. Dan saya sangat heran mengapa ramadhan pohan di bully oleh pendukung jokowi. Kenapa? Apakah karena partai yang menaungi ramadham pohan ini tukang korupsi? Apakah kalian semua lupa wahai jokowi lover, bahwa posisi partai terkorup saat ini adalah PDIP, bukan demokrat. Apakah karena ada jokowi di PDIP sehingga semua tertutupi oleh tingkah baik jokowi?.

Apa yang di lakukan PDIP setelah ada tantangan dari ramadhan pohan?, ternyata nyali seorang PDIP dan bahkan Jokowi sekalipun yang terkenal jujur ciut juga. Tak ada itikad baik yang dilakukan PDIP untuk menyelesaikan masalah penyadapan ini. Yang ada malah sekarang rakyat di buat bertanya, kenapa setelah ada alat bukti, pelakunyapun telah diketahui kenapa tidak ada tindak lanjut? Hal ini tentu sangat disayangkan para mjokowi lover dan para simpatisan PDIP. Jadi jangan sampai menyesal di kemudian hari lagi wahai PDIP jika pemilu tahun 2014 ini sama dengan pemilu tahun 2004 dimana pihak yang teraniyaya akan menang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun