Mohon tunggu...
alicia pebrianti
alicia pebrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STBA-JIA / Caregiver

Berpetualang di ruang asing dan mempelajari hal baru telah menjadi kegemaran baru bagi saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Antar Manusia dan Agama

26 Oktober 2023   09:00 Diperbarui: 26 Oktober 2023   09:09 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tidak sedikit dari kita yang pernah bertanya "apakah bayi yang terlahir ke muka bumi ini sudah memiliki agama? Atau hanya mengikuti agama yang di anjurkan dalam keluarga dan lingkungan saja?". Islam dapat menjawab pertanyaan yang hingga kini banyak ditanyai oleh beberapa diantara kita. Dalam islam setiap hamba jauh sebelum dilahirkan ke muka bumi sudah bertuhan. Sebagaimana dituliskan dalam Q.S Al-A'raf/7 172 yang berbunyi:

 

Arab-Latin: Wa i akhaa rabbuka mim ban dama min uhrihim urriyyatahum wa asy-hadahum 'al anfusihim, a lastu birabbikum, ql bal syahidn, an taql yaumal-qiymati inn kunn 'an h gfiln

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". (Q.S. Al-A'raf/7 172).

Dari ayat di atas sudah dijelaskan bahwa sejak dalam alam rahim, bahkan sebelum ruh ditiupkan ke dalam tubuh, manusia sudah mengakui bahwasannya Allah adalah Tuhannya. Jadi, dapat dikatakan bahwa memang tidak ada manusia yang tidak bertuhan secara esensi. Yang ada hanyalah mereka mentuhankan sesuatu yang bukan Tuhan sebagaimana sebenar-benarnya Tuhan yaitu Allah SWT. Disinilah kita dapat menempatkan bahwa seorang atheis yang memiliki faham atau ideologi anti Tuhan pun bertuhan karena mereka mentuhankan kepercayaannya yang memegang prinsip ideologi anti Tuhan tersebut.

Dan juga allah telah menciptakan manusia dengan fitrah mengakui keesaan allah SWT. Fitrah bertuhan yang dibawa manusia sejak sebelum lahir itu merupakan potensi dasar yang harus dipelihara dan dikembangkan. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw mengatakan bahwa peran orangtua sangatlah penting untuk memelihara dan mengarahkan fitrah tersebut agar tetap dalam keislamannya. Tanpa bimbingan para Rasul-Nya, fitrah bertuhan itu akan disalurkan oleh manusia sesuai dengan pengalaman dan perkembangan akal pikirannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun