Mohon tunggu...
Alicia Alfareza Jannati
Alicia Alfareza Jannati Mohon Tunggu... Mahasiswa - seorang wanita

hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehancuran Tanpa Henti

9 November 2023   21:47 Diperbarui: 9 November 2023   21:54 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam keheningan malam yang sunyi, terdengar gemuruh di kejauhan. Di sebuah desa kecil di Palestina, para penduduk terbangun dari tidur lelap mereka. Mereka tahu betul apa arti gemuruh yang datang dari kejauhan itu -- serbuan tank-tank dan tembakan artileri dari pasukan penjajah yang telah lama menguasai tanah air mereka.

Hassan, seorang bocah kecil berusia sepuluh tahun, terbangun dan buru-buru mencari tempat persembunyian. Ia takut, namun juga penuh dengan tekad untuk melindungi keluarganya. Di sisi lain, Fatima, ibunya, berusaha keras menenangkan anak-anaknya sambil bergegas menyiapkan perlengkapan untuk mengungsi ke tempat persembunyian yang sudah lama mereka siapkan.

Saat fajar mulai menyingsing, desa mereka telah menjadi medan pertempuran. Bangunan-bangunan hancur, debu dan asap menutupi langit, dan teriakan-teriakan penuh ketakutan memecah keheningan. Hassan meraih tangan ibunya dan mereka berlari menuju tempat persembunyian di lereng bukit.

Namun, di tengah jalan, sebuah serpihan pecahan bom menghantam kaki Hassan. Ia jatuh bersamaan dengan suara dentuman yang menggema di sekitar mereka. Fatima menahan nafasnya ketika melihat putranya terbaring di tanah, lengannya sudah terluka parah. Dengan kekuatan terakhir, mereka mencapai tempat persembunyian dan bersembunyi di sana bersama para tetangga yang lain.

Di sela-sela kehancuran, mereka merasakan betapa rapuhnya hidup mereka di bawah ancaman penyergapan dan penindasan. Namun, di antara reruntuhan dan keputusasaan, tetap ada nyala harapan untuk bertahan, melawan, dan menuntut hak mereka sebagai manusia. Hingga saatnya tiba untuk bangkit kembali, di tengah ruang kosong di tengah-tengah kehancuran, mereka bertekad untuk menatap masa depan dengan penuh keyakinan.

Tragedi di Palestina adalah luka yang amat dalam, namun kisah-kisah keberanian dan keteguhan hati seperti ini tetap membangkitkan semangat dan perlawanan. Semoga suatu hari nanti, keadilan akan mengalir di tanah yang telah lama terluka ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun