Mohon tunggu...
alicia_002
alicia_002 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Atasi Macet dengan Waze

17 September 2015   20:12 Diperbarui: 18 September 2015   11:18 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar 

http://cdn-media-1.lifehack.org/wp-content/files/2014/12/Les-multiples-services-de-Waze.png

 

Bagi beberapa pengendara, macet adalah keadaan yang membuat stress. Mereka terjebak ditengah ratusan kendaraan, ditambah asap kendaraan yang mengepul keluar. Sayangnya kejadian seperti ini tidak hanya terjadi di Ibu Kota saja. Kemacetan pun sudah singgah diberbagari kota di Indonesia, salah satunya adalah Semarang.

Di Semarang sendiri, setidaknya terdapat 1,3 juta kendaraan milik pribadi, berdasarkan data transportasi Unika Soegijapranata Semarang. Sedangakan panjang jalan yang dimiliki Semarang sekitar 2.691 kilometer, padahal tidak semua jalan dapat dilalui mobil. Dengan padatnya kendaraan yang ada di Semarang, tak sedikit kita menjumpai macet di mana-mana. Dan macet yang terjadipun tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Namun, keadaan tersebut setidaknya dapat terobati dengan adanya aplikasi Waze. Aplikasi ini didirikan oleh Uri Levine asal Israel pada tahun 2006 lalu dengan nama Linq Map. Dan aplikasi ini mulai dilirik beberapa investor yang tertarik sampai mendapatkan dua kali investasi besar pada tahun 2010 dan 2011.

Waze merupakan aplikasi social yang merujuk pada navigasi. Tak hanya sebagai GPS atau penunjuk jalan tujuan kita, Wazepun bisa membantu mencari jalan alamat berdasarkan daftar nomor telepon yang ada di gadget anda. Tidak hanya sebagai pengguna pasif, banyak yang bisa wazers lakukan pada aplikasi ini. Waze dapat memberikan informasi lalu lintas melalui pengguna Waze (wazers) lain yang meng-update kondisi jalanan.

Dari info ini kita dapat mengetahui jalanan yang macet, banjir, penutupan jalan, perbaikan jalan, bahkan kecelakaan lalulintas. Wazers bisa membenarkan penamaan jalan dan dapat menambahkan pemetaan “jalan tikus” untuk direkomendasikan pada wazers lainnya. Beberapa fitur yang menarik seperti meet up, di sini kita bisa menempatkan lokasi kita untuk bertemu bersama teman-teman yang disharing di Facebook.

Waze juga bisa kita hubungkan dengan jejaring social lain seperti Twitter, Facebook, hingga Foursquare. Wazers-pun dapat melakukan pemetaan pada nomor rumah atau tempat secara pribadi supaya lebih mudah dicari. Menariknya, dalam aplikasi ini wazers dapat melakukan chat dan terdapat berbagai emoticon lucu yang mampu mengusir stress dan penat selama perjalanan.

Bagaimana jika informasi yang ada di Waze itu salah atau tidak valid? Permasalahan ini bisa diatasi dengan adanya system tingkat pengguna dari 1 samapi 6. Dimasing-masing tingkatan ini ada wewenang sendiri untuk menyunting peta pada Waze. Jadi dapat dipastikan informasi yang terdapat di Waze ini bisa dipercaya sebagai penginforman jalan kita.

Lalu, siapa yang membutuhkan aplikasi ini? Tentu pengguna akan menggunakan aplikasi ini sesuai kebutuhan. Seperti pada teori uses and gratification di mana pengguna social media berperan aktif dalam memilih dan menggunakan social media sesuai kebutuhan dan tujuan kita. Berdasarkan riset (detik.com: Nov 2013), pengguna Waze di Indonesia sendiri sudah mampu menebus angka 750.000.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun