Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Halo, Sahabat Kompasiana !! Gimana nih kabar kalian ? semoga sehat dan bahagia selalu ya ...
Mengenai negara Korea ? siapa sih yang tidak tahu negara dengan julukan negeri ginseng ini ? Negara yang terkenal akan dunia hiburannya, seperti korean drama  (K-drama) dan korean pop (K-pop). Dunia hiburan yang dimiliki negara Korea sudah sangat mendunia diberbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dan orang dewasa.
Di zaman sekarang ini hampir seluruh remaja menyukai korea, siapa sih remaja sekarang yang tidak mengenal grup idol BTS ? Siapa sih yang tidak tahu drama yang kemarin booming yaitu "Squid Game" ? pastinya nama grup idol dan judul drama tersebut sudah tidak asing lagi di pendengaran para remaja.Â
Keberadaan dunia hiburan K-drama dan K-pop ini membuat orang-orang dari berbagai kalangan khususnya remaja mengikuti gaya ala-ala korea, baik dari segi fashion maupun bahasa, terkadang seringkali kita mendengar anak-anak milenial yang menyelinapkan kata-kata dalam bahasa korea seperti  annyeong, saranghae, kahamsamnida, dan hwaiting. Hal itu menunjukkan bahwa di zaman sekarang ini budaya korea sudah merebak di berbagai kalangan.
Terus apa sih sebenarnya penyebab banyak orang yang menyukai korea terutama remaja dari sudut pandang teori belajar behavioristik ?
Sebelumnya mari kita bahas mengenai teori belajar, Teori Belajar adalah teori yang membahas mengenai cara mengaplikasikan kegiatan belajar mengajar dan membahas mengenai metode-metode pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Terdapat 4 teori belajar yang popular dalam pendidikan, salah satunya adalah teori belajar behavioristik, Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang memfokuskan pada faktor eksternal, yang dimana perubahan perilaku atau tingkah laku  seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman. Teori ini juga menyatakan bahwa perilaku seseorang akan bertahan dan semakin kuat jika terus dilatih atau diberikan pembiasaan dan akan melemah jika tidak dilatih, hal ini disebut sebagai hukum latihan yang terdapat dalam teori behavioristik.
Nah, di zaman sekarang ini kita pastinya sering kali melihat para remaja yang selalu membahas mengenai korea, saat disekolah bertemu dengan teman,  yang dibahas tentang K-pop dan K-drama, saat bermain bersama yang  dilakukan adalah  menonton drama korea dan video idol-idol korea, hal itulah yang membuat seorang remaja yang mungkin tadinya tidak mengenal K-drama dan K-pop menjadi suka dengan kedua bentuk hiburan tersebut, bahkan sampai tergila-gila dan juga over dalam menyukainya.Â
Hal tersebut terdapat kaitan dengan teori behavioristik yang dimana tadi telah dibahas bahwa teori belajar behavioristik adalah teori yang berfokus pada faktor lingkungan, Seorang remaja menyukai K-drama dan K-pop karena banyaknya faktor eksternal yang mendorong dirinya menyukai korea, setiap saat bertemu dengan teman yang dibahas adalah dunia hiburan korea, maka secara tidak langsung pembahasan-pembahasan mengenai hiburan korea itu, menjadi pendorong remaja tersebut menyukai korea dan hal itu masuk dalam hukum latihan.Â
Selain itu terdapat faktor eksternal lain  yang menyebabkan remaja menyukai korea yaitu media sosial, yang dimana media sosial ini juga memiliki andil besar dalam penyebab remaja menyukai dunia hiburan korea, seperti misalnya, saat membuka aplikasi tiktok, yang muncul di berandanya adalah video mengenai drama korea dan idol K-pop, saat membuka instagram yang muncul di reels-nya video oppa-oppa korea, hal itu lah yang membuat terpicunya seorang remaja menyukai hiburan korea, Ibaratnya para remaja terus diberikan latihan berulang sehingga terjadi perubahan perilaku pada diri remaja yang tadinya tidak suka dan tidak kenal dunia hiburan korea menjadi suka. Terlebih lagi seorang remaja merupakan seseorang yang sedang berada di masa pencarian jati diri, yang dimana biasanya para remaja akan mencari figure untuk dijadikan contoh dalam berperilaku.Â
Jadi kesimpulannya adalah penyebab dari remaja menyukai korea yang dilihat dari sudut pandang teori behavioristik yaitu dimana seorang remaja terus di beri pembiasaan-pembiasaan dan asupan-asupan mengenai hiburan korea yang membuat perilakunya berubah sehingga menyukai hiburan korea, dan hal tersebut sesuai dengan teori behavioristik yang memandang bahwa seseorang banyak belajar dari faktor eksternalnya dan diperkuat dengan latihan dan pembiasaan.
Sekian dari tulisan saya ini, semoga bermafaat bagi para pembaca kompasiana dan mohon maaf jika banyak kesalahan, akhir kata
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H