Ekosistem UMKM di Kota Solo terus berkembang. Hal ini tak lepas dari banyaknya kebijakan yang dihadirkan oleh Gibran Rakabuming Raka. Pelaku usaha masyarakat bawah (atau UMKM) banyak yang merasa terbantu dengan berbagai kebijakan-kebijakan progresif dari Mas Wali alias Gibran Rakabuming Raka.
Salah satu kebijakannya adalah dobrakan promosi dari pemkot Solo di era Gibran yang tidak terbatas di tingkat nasional tapi juga internasional. Di antaranya ke Perancis lewat event Java in Paris dan kerja sama dengan Korea Selatan.
Korea Selatan sendiri memiliki hubungan yang menarik dengan Indonesia lewat penetrasi budaya. Salah satunya gejala Korean Pop atau K-Pop yang kini memiliki banyak penggemar di Indonesia. Bahkan ada juga fans K-Pop garis keras. Ini hanya menunjukkan betapa penetrasi budaya Korea Selatan lewat K-Pop begitu berhasil diterima oleh masyarakat Indonesia terutama di kalangan anak muda (milenial).
Gibran menangkap gejala penetrasi K-Pop ini yang begitu menggila di Indonesia dengan baik. Yakni salah satunya dengan membangun jalinan kerja sama atau kolaborasi industri kreatif dengan Korea Selatan.
Jalinan kerja sama ini dijalankan dalam beberapa bentuk. Pertama, UMKM Indonesia terutama Solo menjadikan Kota Soul sebagai salah satu tempat event bazar untuk produk-produk UMKM atau lokal Indonesia. Sehingga banyak produk lokal yang semakin dikenal di negeri gingseng (sebutan untuk nama Korea Selatan).
Momentum ini tentu saja saling menguntungkan. Di satu sisi, UMKM Indonesia memiliki kepentingan agar produk-produk lokalnya dapat laku di pasaran Korea Selatan. Di sisi lain, Korea Selatan memiliki kepentingan agar sebaliknya peneterasi budaya lewat K-Pop dapat terus berjalan dengan baik di Indonesia.
Berawal dari kerjasama budaya ini, maka kerja sama pengembangan ekonomi dapat saling tersalurkan. K-Pop harus beradaptasi dengan para penggemarnya di Indonesia. Kesempatan ini bisa diambil oleh Mas Wali untuk mengupayakan UMKM diangkat oleh K-Pop sehingga eksposur dari produk lokal semakin tinggi di dunia.
Sebaliknya, jika K-Pop mampu menarik hati masyarakat Indonesia, dengan mengangkat produk-produk budaya Indonesia, maka eksposur, engagement atau penerimaan dari fans di Indonesia akan semakin besar terhadap para K-Pop. Apalagi saat ini semakin banyak orang Indonesia yang terjun menjadi penyanyi K-Pop. Ada Dita Bekasi, dan Rayyan, dan lain-lain.
Kedua, Kota Solo juga dipercaya sebagai tempat untuk momentum peringatan atau 'anniversary' 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Korea Selatan (Korsel) pada September 2023 lalu. Pada momen ini, Mas Wali mengundang banyak artis K-Pop. Ini menjadi medium untuk memperkuat hubungan kebudayaan dua negara ini.
Selain itu, Kota Solo juga mendapatkan manfaat dari momentum peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Korsel dari produksi mobil listrik Hyundai edisi Batik Ioniq 5. Gibran diundang ke Korsel untuk membahas kolaborasi produksi mobil tersebut.
Dalam kesempatan itu Gibran mendorong agar batik motif Kawung yang digunakan untuk produksi massal mobil Hyundai. Motif batik Kawung dinilai bagus. Sedangkan mobil listrik Ioniq 5 akan diproduksi terbatas, yaitu hanya 100 unit.