Mohon tunggu...
Muhammad Aliazmi
Muhammad Aliazmi Mohon Tunggu... -

Saya bisa dan kesuksesan adalah kebutuhan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menguak Tabir Dinasti Kekuasaan di Banten

8 Januari 2014   13:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:01 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

MENGUAK TABIR DINASTI KEKUASAAN DI BANTEN

1.Pengkondisian Jabatan Yang Mengarah Pada Nepotisme

Dengan tertangkap tangannya ketua Mahkamah Konstitusi, bapak Akhil Mochtar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, ibarat membuka sebuah pintu gerbang untuk memasuki sebuah istana besar. KPK tidak hanya berkutat pada objek-objek utama dalam kasus suap pilkada Lebak, terlebih lagi karena yang ikut tertangkap pada saat itu adalah bapak Tubagus Chairi Wardana yang merupakan suami dari walikota Tangerang Selatan, Ibu Airin Rachmi Diani juga sekaligus adik kandung dari Gubernur Banten Ibu Hj. Ratu Atut Chosiyah. Dan yang cukup mencengangkan, tiba-tiba ibu Gubernur dicegah bepergian ke luar negri oleh KPK. Hingga muncul satu pertanyaan mengapa ibu Gubernur ikut di cegah ke luar negri oleh KPK ? Apakah karena ada hubungan keluarga ?  entah apa alasan KPK melakukan pencekalan tersebut.

Memang bukan menjadi rahasia umum lagi, bila keluarga ibu Atut banyak menduduki jabatan penting, baik di Eksekutif, Legislatif maupun jabatan Politik, diantaranya adalah :

1)Ibu Ratu Atut Chosiyah sebagai Gubernur Provinsi Banten

2)Bapak Hikmat Tomet (Suami Ibu Atut) sebagai Ketua DPR RI

3)Bapak Tubagus Haerul Jaman (Adik Ibu Atut) sebagai Walikota Serang

4)Ibu Ratu Tatu Chasanah (Adik Ibu Atut) sebagai Wakil Bupati Serang

5)Ibu Heryani (Ibu Tiri Ibu Atut) sabagai Wakil Bupati Pandeglang

6)Ibu Airin Rachmi Diany (Adik Ipar Ibu Atut) sebagai Walikota Tangerang Selatan

7)Bapak Andika Hazrumy (Anak Ibu Atut) sebagai Anggota DPD RI

8)Bapak Aden Absul Khaliq (Adik Ipar Ibu Atut) sebagai Anggota DPRD Banten

9)Ibu Ratna Komalasari (Ibu Tiri Ibu Atut) sebagai Anggota DPRD Kota Serang

10)Ibu Ade Rossi Chairunnisa (Menantu Ibu Atut) sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Serang

11)Ibu Ratu Lilis Kadarwati (Adik Tiri Ibu Atut) sebagai DPD II Golkar Kota Serang

2.Membangun Jaringan Bisnis Keluarga Dalam Menangani Beberapa Proyek Pemerintah

Awal mula dari upaya ibu Atut membangun jaringan bisnis keluarga adalah dengan memperkuat jaringan bisnis di hampir semua wilayah banten dalam menangani beberapa proyek pemerintah dan membina lingkungan dengan baik, ibu atut berhasil membina ulama,kelompok masyarakat, aparat penegak hukum, jadi dengan membina semua itu dengan baik maka wajar tidak banyak elemen masyarakat banten yang berani berpendapat negatif dengan kekuasaan ibu atut.

Indonesia Coruption watch (ICW) dan Masyarakat Transparasi Banten melakukan penelusuran jejak bisnis milik dinasti Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang memenang kan peroyek milik pemerintah. Diketahui sebanyak 10 perusahaan yang dimiliki langsung oleh keluarga ibu Atut dan 24 perusahaan yang dimiliki kroni ibu atut yang memenangkan proyek senilai Rp1,148 triliun dalam kurung waktu 2011-2013. Angka ini terdiri dari 52 proyek dengan total nilai proyek sebesar Rp 723 miliar dari Kementrian PU dan Pemprov Banten, 110 proyek senilai Rp 346 miliar dari Pemprov banten dan 13 proyek dari Kementrian PU.

Kebanyakan proyek di Banten di atur dan dirancang dengan modus semacam arisan. Berarti perusahaan yang mengikuti tender pengadaan adalah perusahaan dari keluarga ibu Atut atau kroni ibu Atut. Hal ini memungkinkan tembusnya proyek-proyek pengadaan barang dan jasa karena dimonopoli oleh segelintir orang. Apalagi penentu kebijakan adalah ibu atut dan keluarganya yang berada di pemerintahan.

3.Prediksi Masyarakat Banten Dalam Menyikapi Kondisi Perkembangan Politik Saat Ini

Kekuasaan dan harta kekayaan ibarat dua mata uang yang merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, sehingga satu sama lain saling mendukung dan memperkokoh kedudukan yang lainnya. Begitu pula perpolitikan di provinsi Banten, dengan kemampuan membangun Kekuasaan, Politik dan Bisnis kekeluargaan dapat dipastikan terwujudnya suatu Dinasti baru di era perkembangan dunia yang semakin modern. Namun sepertinya hal tersebut tidak dapat berjalan lama, karena dengan ditetapkannya ibu Gubernur Banten sebagai tersangka dalam kasus suap Pilkada Lebak dapat membuka mata masyarakat Banten khususnya dan Indonesia pada umumnya, betapa buruknya bila Kekuasaan, Politik dan Bisnis dibangun dalam suatu hubungan kekeluargaan.

Barang kali inilah saatnya yang tepat bagi masyarakat Banten untuk lebih dewasa dan membuka mata dalam memahami dan bertindak dalam kehidupan politik. Sadar atau tidak mau tidak mau bila kita hidup berbangsa dan bernegara pasti langsung atau tidak langsung kita akan terlibat karena kita memang berada di dalamnya. Namun  dari perkembangan politik di Banten saat ini dapat di pastikan akan ada perkembangan mencolok bagi masyarakatnya dalam menyikapi dan memahami perkembangan perpolitikan yang sedang berkembang terutama dalam menghadapi Pemilu, Pilpres terutama Pemilukada.

Dengan terungkapnya permasalahan tersebut dapat di prediksi bahwa masyarakat Banten dalam menyikapi kehidupan berpolitik kedepan sebagai berikut:

1)Bila pada saat yang lalu dimana penguasa yang didukung dengan finansial yang kuat dapat menundukan hati masyarakatnya untuk mendukung dan menyokong apa yang diinginkan penguasa baik dalam Pemilu, Pilpres terutama Pilkada. Sangat dimungkinkan saat ini hal tersebut tidak akan terjadi, masyarakat akan sangat dimungkinkan untuk menolak segala sesuatu yang ditawarkan oleh siapapun yang masih ada hubungannya dengan keluarga penguasa lama.

2)Masyarakat akan sekuat tenaga mengalihkan pilihan politiknya pada siapapun selain yang masih ada hubungan kekeluargaan dengan penguasa lama. Mungkin ini seperti sikap frustasi dan dendam untuk memboikot penguasa yang lama, namun yang menjadi pertanyaan secepat itukah masyarakat mengalihkan pilihan politiknya pada tokoh-tokoh yang lain? Mungkin saja ya mungkin saja tidak.

3)Sikap ketiga inilah yang di khawatirkan, pertama karena kecewa pada penguasa lama lalu frustasi, kedua tidak ada pilihan tokoh politik yang dianggap mampu mengadakan perubahan… akhirnya pilihan terakhir adalah Golput.

Penulis adalah Mahasiswa Semester 1 Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNTIRTA yang bernama Muhammad Aliazmi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun